Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

RedPalms Kompas vs Timnas Bulu Tangkis

26 September 2020   06:56 Diperbarui: 11 Januari 2022   15:52 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ROMO SINDHU -- Romo Sindhu juga seperti yang lainnya. Terkadang nulis Jakarta, Kompas..... berhenti dulu. Ngopi dulu. Tuh, kopi di pojok udah penuh lagi. Maklumlah, di Redaksi Kopi, Teh, Gratis. Yang nggak gratis ya beli makan sendiri. Romo Sindhu terkenal karena tulisannya yang milosofis meski nulis sepak bola. Diketawain seniornya di belakang, Ignatius Sunito.... wartawan pertama di Kompas yang nulis berita-berita olahraga, sebelum dipegang oleh Redaktur Olahraga terkenal, Th A Budi Susilo alias (thab). (Foto: Dokumentasi Kompas)

Dan banyak ketawa ini tersirat selalu pada siang hari, jam-jam Redaksi sudah mulai ditinggal pegawai administrasi, dan justru berdatangan para wartawan yang sepagian dan sesiang hari turun di lapangan.

Sebelum ketawa? Dari lapangan umumnya pada tidur dulu, di atas meja kerja. Mesin-mesin ketik disingkirkan, atau digulingkan, untuk memberi ruang bagi badan yang capai dari lapangan untuk rebahan.

Tidak terkecuali, bos ekonomi seperti Raymond Toruan pun kudu tidak malu tidur di atas meja kerja. Juga wartawan Departemen Keuangan, Indrawan Sasongko.

Foto: Dokumentasi Kompas
Foto: Dokumentasi Kompas
Foto: Dokumentasi Kompas
Foto: Dokumentasi Kompas
Foto: Dokumentasi Kompas
Foto: Dokumentasi Kompas
Apalagi fotografer Kartono Ryadi. Kalau nggak usil motretin teman-teman yang pada molor, ya mencoret-coret dinding papan tulis sembari menempelkan foto-foto lucu, atau komentar joroknya.

Potret-potret di atas ini sungguh bukan potret keindahan. Lantaran, umumnya dipotret dengan sisa-sisa filem seluloid yang mau dicuci oleh tim kamar gelap, Saeran dan Dadang, Misar, juga Jayeng ya?

"Ketimbang pemborosan, dicuci filemnya kosong, habisin saja...," kata Saeran. Banyak foto-foto dokumentasi di atas, justru diambil oleh Saeran, petugas kamar gelap teman kental Kartono Ryadi.

Zaman filem seluloid, yang umumnya 36 frames, kalau baru dipakai 30 frames kan sayang yang 4 frames terbuang? Maka, ya jepret-jepret-jepret. Saeran menghamburkan jepretan kamera wartawan, sebelum menggulung seluloid untuk dicuci di kamar gelap...

Jam siang hari, adalah jam paling mengasyikkan di ruang kerja Redaksi Kompas di Palmerah Selatan, pada tahun-tahun 1970-an sampai 1990-an.

Tidak ada resmi-resmian. Boleh mengetik pakai kaus singlet, seperti sering terlihat wartawan olahraga Sumohadi Marsis. Menunggu, sampai diesel kantor menyala, maka pendingin ruangan (AC) baru boleh dinyalakan.

Foto: Dokumentasi Kompas
Foto: Dokumentasi Kompas
Di atas jam 2 siang, suasana ruangan gerah. Boleh dong, buka baju. Mumpung ngga ada mbakyu-mbakyu admin. Menunggu diesel menyala pukul 16.00.

Suasana siang hari diisi dengan berbagai hal. Ada yang menggelar meja gaple, nyaris tidak ada kecualinya, banyak wartawan RedPalms yang jago main gaple. Seperti yang ada di dalam gambar, bahkan wartawan kebudayaan Emmanuel Subangun pun main gaple, bareng wartawan foto JB Suratno, juga pe-layout Mas Pele.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun