Dan banyak ketawa ini tersirat selalu pada siang hari, jam-jam Redaksi sudah mulai ditinggal pegawai administrasi, dan justru berdatangan para wartawan yang sepagian dan sesiang hari turun di lapangan.
Sebelum ketawa? Dari lapangan umumnya pada tidur dulu, di atas meja kerja. Mesin-mesin ketik disingkirkan, atau digulingkan, untuk memberi ruang bagi badan yang capai dari lapangan untuk rebahan.
Tidak terkecuali, bos ekonomi seperti Raymond Toruan pun kudu tidak malu tidur di atas meja kerja. Juga wartawan Departemen Keuangan, Indrawan Sasongko.
Potret-potret di atas ini sungguh bukan potret keindahan. Lantaran, umumnya dipotret dengan sisa-sisa filem seluloid yang mau dicuci oleh tim kamar gelap, Saeran dan Dadang, Misar, juga Jayeng ya?
"Ketimbang pemborosan, dicuci filemnya kosong, habisin saja...," kata Saeran. Banyak foto-foto dokumentasi di atas, justru diambil oleh Saeran, petugas kamar gelap teman kental Kartono Ryadi.
Zaman filem seluloid, yang umumnya 36 frames, kalau baru dipakai 30 frames kan sayang yang 4 frames terbuang? Maka, ya jepret-jepret-jepret. Saeran menghamburkan jepretan kamera wartawan, sebelum menggulung seluloid untuk dicuci di kamar gelap...
Jam siang hari, adalah jam paling mengasyikkan di ruang kerja Redaksi Kompas di Palmerah Selatan, pada tahun-tahun 1970-an sampai 1990-an.
Tidak ada resmi-resmian. Boleh mengetik pakai kaus singlet, seperti sering terlihat wartawan olahraga Sumohadi Marsis. Menunggu, sampai diesel kantor menyala, maka pendingin ruangan (AC) baru boleh dinyalakan.
Suasana siang hari diisi dengan berbagai hal. Ada yang menggelar meja gaple, nyaris tidak ada kecualinya, banyak wartawan RedPalms yang jago main gaple. Seperti yang ada di dalam gambar, bahkan wartawan kebudayaan Emmanuel Subangun pun main gaple, bareng wartawan foto JB Suratno, juga pe-layout Mas Pele.