Media menyebutnya sebagai "Petaka 26 Menit" dimana saat itu Timnas Indonesia kebobolan 4 gol dalam waktu 26 menit awal, bahkan tertinggal 5 gol di babak pertama.
Kebobolan 4 gol dalam waktu singkat tentunya membuat mental pemain muda Timnas Indonesia anjlok, apalagi sang pelatih sepertinya tidak mampu memperbaiki mental pemain dengan strategi atau rotasi yang baik.
"Bisa jadi kelelahan dan kesalahan saya juga lawan Guam harusnya pasang lapis dua, terpikir di babak pertama apa kami ubah satu jam sebelum bertanding karena itu pertandingan pertama buat kami," kata Bima dalam konferensi pers.
Bima Sakti mengakui salah strategi dalam melakukan rotasi pemain. Para pemain utama diturunkan secara rutin sebagai starter sejak laga pertama melawan Guam.
Pada laga berikutnya melawan Uni Emirat Arab dan Palestina, Bima Sakti tetap menurunkan sebagian besar pemain inti yang akhirnya berbuntut para pemain Timnas U-17 tampak kelelahan meladeni Malaysia yang lebih siap.
*
Pelatih sudah mengakui dan menyadari kesalahannya. Dan seharusnya pelatih tidak mengulang kesalahan yang sama, apalagi sebagian besar pemain Timnas Piala Dunia U-17 didominasi oleh pemain Timnas AFC U-17.
Lihat tabel dibawah ini:
Perlu dicatat bahwa pemain Piala Dunia U-17 hanya berisi 21 pemain sedangkan pada AFC U-17 berisi 23 pemain. Artinya, kesempatan melakukan rotasi pemain berkurang. Ini yang perlu diperhatikan Bima Sakti jika ingin menerapkan rotasi pemain.
Dan, apakah rotasi perlu dilakukan?