Mohon tunggu...
M Fadli
M Fadli Mohon Tunggu... -

Jim Bulls, Jokam, Parkour, Straight Edge, Reporter, Reader, Writer, Prayer, Loner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahasia Seorang Suami

2 Maret 2015   19:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:16 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa anda punya buktinya kalau dia adalah keponakan Tuan Subarkah?" tanya Nyonya Subarkah dengan nada dingin tanpa emosi.

"Oooh buktinya itu...."

"Saya bawa buktinya!"

Sebuah suara muncul memecahkan keheningan. Aku memalingkan wajahku ke arah sumber suara. Dua sosok wanita berdiri dihadapan kami semua. Yang satu sudah cukup dewasa berusia 25 tahun. Aku kenal dia, karena dia adalah Risa Riana, sekertarisku. Dialah sumber suara yang memecahkan keheningan barusan. Sedangkan yang satu lagi adalah seorang gadis remaja, gadis yang sedang menjadi bahan pembicaraanku dengan Nyonya dan Tuan Subarkah. Tadi sebelum aku meluncur kemari, aku telah mengingatkan sekertarisku untuk menjemput gadis itu dan segera mengantarkannya ke rumah ini. Aku langsung kembali memalingkan wajahku kepada suami istri tersebut.

"Ya betul. Gadis inilah buktinya," seraya menyambung perkataan sekertarisku sebelumnya. "Nyonya Subarkah yang terhormat, perkenalkan, ini Angelina, keponakan Tuan Subarkah yang baru datang dari Singapura dua bulan lalu."

Gadis itu maju ke depan. Jalannya agak pincang. Nampaknya gadis ini menderita sindrom LLD (Leg Length Discrepancy), atau gampangnya, gadis ini memiliki kaki kanan yang lebih pendek dari kaki kirinya. Mungkin akibat obat-obatan yang diminum ibunya saat ingin mengarbosinya dahulu yang akhirnya mengakibatkan cacat lahir tersebut. Tuan Subarkah pun mulai meneteskan air matanya. Perkiraanku, ia merasa bersalah dan sedih karena telah lama menyimpan rahasia tentang keponakannya dari istrinya. Nyonya Subarkah pun terdiam.

"Angelina dilahirkan memang dalam keadaan tidak seperti anak kebanyakan. Ia menderita sindrom kaki pendek sebelah. Selain itu..." aku berhenti sebentar untuk menguasai emosiku. "Angelina juga terlahir sebagai Tuna Rungu."

Kedua putri Nyonya dan Tuan Subarkah yang tadinya mendengar semua peristiwa dari lantai atas kemudian menuruni tangga dan menghampiri ibunya yang saat ini sedang berhadapan dengan gadis itu.

"Tapi Tuhan Maha Adil, meski ia cacat, Angelina memiliki otak yang cemerlang. Ia sempat mendapat beasiswa sebagai siswa terbaik dan dikirim di sekolah bergengsi di Singapura."

Nyonya Subarkah sekarang terlihat berbeda. Kemarahannya yang tadi ditunjukkan telah mereda dan berganti dengan perasaan iba melihat sosok gadis di depannya. Angelina mencoba berkomunikasi dengan Nyonya Subarkah dengan menggunakan isyarat tangan dan jarinya. Nyonya Subarkah terlihat bingung tak mengerti apa yang dilakukan Angelina. Aku segera maju dan mengambil alih sebagai penerjemah Angelina.

"Angelina ingin Nyonya memaafkan dirinya dan pamannya, suami anda,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun