“Inovasi pembelajaran lebih ke menjalankan pembelajaran kolaborasi biar efektif, misal jurusan IPA dikolaborasikan dengan jurusan IPS mengenai dinamika populasi dan dampaknya dalam bentuk penulisan makalah atau pembuatan poster, atau jurusan IPA dikolaborasikan dengan jurusan Matematika untuk membuat rangkaian listrik, jurusan IPA dari segi teknik merangkainya, jurusan Matematika dari segi menghitung arus, dan memperkirakan biaya pemakaian listrik. Jadi sekali berjalannya suatu pembelajaran, terdapat 2 nilai mata pelajaran yang bisa dipelajari atau didapatkan,” tuturnya.
Dari seluruh hambatan dan kesulitan yang dialami, ada beberapa solusi yang ibu Andita berikan yaitu harus ada komunikasi 2 arah antara guru dan siswa. Untuk siswa janganlah sungkan untuk berkabar dengan guru. Jika hambatannya di teknologi, berarti harus untuk upgrading skill. Jika hambatan mengenai character building, harus dikomunikasikan dengan orang tua agar turut andil.
Saran dari Ibu Andita untuk para siswa yang kesulitan dengan proses pembelajaran daring adalah tetap fokus dan rajin mencatat.
“Sarannya, harus belajar fokus gimana caranya, coba challenge diri kamu untuk menemukan dan mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru saat belajar, atau jika sulit, bisa diawali dengan catat apa yang di share screen, jangan hanya screenshot,” katanya.
“Karena pasti akan ada yg membekas kalau ditulis, dan juga bikin catatan itu tidak rugi, karena itu membantu otak. Kalau kamu lupa, kamu jangan menyalahkan otak, tetapi bisa lihat di catatan. Saran terpenting adalah tumbuhkan kesadaran belajar kamu, kamu harus sadar kalau belajar itu kebutuhan. Karena tidak selamanya google itu akurat,” tutupnya.
Kita semua dapat menghadapi tantangan dan mengurangi rasa kecemasan kita terhadap dunia pendidikan di masa pandemi COVID-19, dengan cara selalu berpikir secara positif dan selalu bekerja sama mengikuti prosedur atau proses belajar mengajar dengan baik. Agar kita semua tidak hanya merasakan dampak buruk dari adanya pandemi COVID-19, tetapi kita juga bisa merasakan dampak baiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H