Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Covid-19 dan Revolusi Masyarakat Sipil

31 Maret 2020   13:41 Diperbarui: 31 Maret 2020   13:50 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan dan sikap perusahaan microblogging yang berdiri tahun 2006 itu, menunjukkan perkembangan pesat sekaligus lompatan besar upaya memberdayakan masyarakat sipil di dunia. Pemerintahan negara manapun, tak lagi bersifat absolut untuk mengatur dan melakukan sekehendak hati penguasanya.

Di satu sisi, kemajuan teknologi yang mereka hadirkan, memang memberi kemudahan dan keleluasaan siapa saja -- termasuk penguasa pemerintahan -- untuk memanfaatkan layanan yang disediakan. Tapi mereka juga mengembangkan tata-kelola (governance) untuk menghindari setiap peluang yang memungkinkan pihak-pihak tertentu memanfaatkannya untuk kepentingan-kepentingan sempit. Bukan demi kebaikan 'umat manusia'

Teknologi internet, bigdata, blockchain, hingga kecerdasan buatan memang sedang berevolusi menggugat kekuasaan pemerintahan negara-negara seluruh dunia yang cenderung lembam terhadap 'kemewahan' masa lalunya. Mereka yang akhir-akhir ini semakin tak mampu membuktikan kodratnya sebagai 'pelayan masyarakat'.

Saya melihat covid-19 ini merupakan bagian dari gejolak semesta untuk menemukan keseimbangan barunya. Termasuk politik dan makna kekuasaan pemerintah. Sebab masyarakatlah yang membutuhkan pelayanan. Bukan pemerintah yang katanya ingin melayani tapi cenderung zalim atas nama 'pelayanan' yang definisikannya sendiri.

Mudah-mudahan kita diberi umur yang cukup untuk menyaksikannya.

Mardhani, Jilal
31 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun