+++
Joko Widodo telah menunjukkan kesantunan warga Negara dan kedamaian hati sebagai manusia biasa yang paripurna. Beliau mengirim pesan dengan jelas dan tegas agar siapapun bekerja sungguh-sungguh demi kepentingan bangsa dan negara. Tak ada kedekatan apapun yang menyebabkan seseorang harus diistimewakan. Kehadiran setiap pembantunya adalah untuk melengkapi ketidak sempurnaannya yang memang bukan "Superman".
Catatan: selengkapnya mohon lihat kembali artikel "Joko Widodo Bukan Superman", tanggal 4 Februari 2018.
Presiden kita kali ini memberi kepercayaan kepada setiap pembantunya untuk menuntaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan bidang dan keahlian yang ditangani. Itu sebab Sri Mulyani mati-matian berupaya mengatasi kemelut cadangan devisa yang tergerus akibat defisit neraca pembayaran yang kita hadapi. Sebab segala keputusan yang dilakukan selama ini tentu sepengetahuan dan berdasarkan persetujuan pejabat yang paling memahami bidangnya.
Begitu juga yang kita saksikan pada Budi Karya Sumadi yang bertahan dengan kebijakan primitifnya dalam menangani angkutan online. Sistem demokrasi di negeri kita hari ini terbukti bekerja dengan baik ketika Mahkamah Agung, lembaga yudikatif Indonesia, membatalkan semua ketentuan yang selama ini diyakininya akan diloloskan.
Bagaimanapun, hal ini membuktikan Joko Widodo telah menyikapi perannya agar masing-masing bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi tanpa intervensi apapun darinya. Tak ada kedekatan pribadi yang mampu menghalangi.
+++
Setelah semua yang berlangsung belakangan ini --- mulai dari mundurnya idrus Marham sebelum ditersangkakan KPK, dugaan korupsi yang dilakukan TGB meski sudah menyatakan mendukung Jokowi terpilih 2 periode, hingga penolakan MA terhadap Peraturan Menteri Perhubungan tentang angkutan online --- saya membaca pesan luar biasa yang ingin disampaikan Presiden kita ini.
"Biarlah saya apa adanya, tak usah memuja saya berlebihan, mari bekerja untuk Indonesia Raya secara tulus dan sungguh-sungguh, dan katakan saja yang sebenarnya."
Artinya, bukan pujian yang beliau cari. Tapi kritik yang membangun dan konstruktif.
+++
Mungkin tak banyak yang tahu bahwa keputusan Joko Widodo menerima dirinya dipasangkan dengan Ma'ruf Amin, sesungguhnya bukan karena khawatir tak terpilih jika terdapat 3 pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang bersaing pada pemilihan tahun 2019 mendatang. Tapi lebih kepada keinginannya untuk menghindari Pemilihan Presiden yang akan kita selenggarakan tahun depan itu, berlangsung 2 putaran.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!