Kedua, pilih pasangan calon yang berani bersikap dan berdiri di belakang kaum minoritas. Mereka yang dimaksud tentu bukan kelompok elit, superkaya, dan cenderung tak tersentuh hukum. Tapi justru para penganut agama atau kepercayaan minoritas yang selama ini terpinggirkan dan selalu digiring untuk mengalah. Atau kelompok gay, lesbian, maupun transgender yang tak pernah bermimpi tentang kodratnya dilahirkan demikian. Dan minoritas lainnya.
Calon yang selalu 'cari muka' atau cenderung menyenangkan hati kaum mayoritas tapi tak pernah menggubris nasib minoritas, biasanya memiliki kecenderungan otoriter. Juga menghalalkan segala cara demi kekuasaan.
Ketiga, pilihlah mereka yang sanggup mengatakan benar adalah benar. Bersikap kesatria terhadap ucapan, laku, dan tindakan. Tak gentar untuk mengingatkan, melarang, dan mencegah hal-hal yang keliru, terlarang, maupun batil. Meski pun terhadap mereka yang kehidupan sosial ekonominya hari ini kurang beruntung.
Salah satu kesalahan kita setelah 20 tahun Gerakan Reformasi, adalah dalam hal toleransi berlebihan terhadap berbagai penyimpangan prilaku yang terlanjur dianggap wajar dan benar. Meskipun nyata-nyata salah dan terlarang. Termasuk premanisme yang diungkapkan atas nama rakyat miskin dan tak berpendidikan.
Keempat, carilah pasangan yang tak bernafsu pada (fasilitas) kekuasaannya. Sebaliknya, telisiklah mereka yang membutuhkan (kemampuan dan daya tawar) kekuasaan agar dapat menegakkan keadilan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
+++
Waktu tersisa memang hanya tinggal beberapa jam sebelum menuju kotak suara besok. Mungkin Anda tak sempat secara khusus memperhatikan ke empat parameter di atas. Bahkan bisa jadi malah terjebak dengan berbagai sandiwara politik yang dilancarkannya selama ini. Jika jeli melihat akrobat per-koalisi-an partai-partai politik dalam mengusung calon-calon pada 171 pilkada besok, semestinya maklum bahwa semua perdebatan, pertentangan, bahkan perkelahian selama ini, bukan tentang Anda dan masa depan bangsa. Tapi soal kekuasaan yang bisa terus mereka permainkan dengan asyik. Sebab mereka mengira Anda tak mengerti dan tak mampu memahami.
Buktikan mereka keliru!
Buka nurani Anda, kerahkan daya talar Anda, dan gunakan saja insting Anda.
Jika ternyata Anda meragukan pasangan calon terpilih tak mampu memenuhi kriteria-kriteria di atas, sebaiknya urungkan saja niat untuk memilihnya. Carilah alternatif yang lain. Jika tak ada pilihan, lebih baik besok menikmati liburan saja.
Selamat bersikap bagi yang berhak memilih pada Pilkada besok