Pertama soal kenyamanan Donald Trump seandainya dia akan menolak permintaan saya. Saya sebetulnya cukup yakin soal itu. Jadi sebaiknya kita tak perlu memaksa keadaan hingga dia menolak permintaan saya itu dan menanggung malu karenanya, bukan?
Kedua, tentu martabat negara dan bangsa kita sendiri karena dianggap calon Partai Republik itu miskin dan tak mampu membantu anak saya, orang penting di DPR yang sekarang kebetulan berada di luar kekuasaan!
Bagaimana kalau gara-gara permintaan itu, Donald Trump dan pendukungnya menganggap kita sudah tak kompak lagi menggunakan failitas negara untuk melayani anak kandung tokoh penting seperti saya?
Jangan-jangan gara-gara soal kecil itu mereka lalu berkesimpulan bahwa kita sedang diambang perpercahan!
Hati-hati lho.
Bisa jadi akan berpengaruh buruk terhadap investasi Amerika ke negeri kita, bukan?
Persoalan itu sebetulnya hanya ingin mencoreng nama baik saya saja. Masak kalian ga yakin kalau saya sanggup mengganti ongkos bensin yang dikeluarkan kantor perwakilan Indonesia di New York itu?
Itulah sebabnya saya tulis surat ke Menteri Retno agar menyampaikan uang Rp 2 juta kepada staf kantor perwakilan itu yang telah bersedia menjemput anak saya.
Bukan apa-apa.
Biaya pengganti bensin yang dikeluarkan pasti tak sampai Rp 2 juta. Bukankah harga minyak dunia sedang anjlok?
Saya pun tak ingin kelebihannya menjadi sumber persoalan baru bagi staf-staf di sana. Juga di kantor ibu Menteri yang di Jakarta. Jangan sampai jadi tuduhan gratifikasi. Jadi, perlu saya tegaskan sisanya untuk persenan alias tips petugas yang menjemput.