PANCA SIKAP GRANAT
Lima sikap dasar ini merupakan hal mendasar yang perlu diusung kembali sesuai dengan situasi dan kondisi yang kontemporer. Tidak berhenti pada jargon tapi melalui hal-hal nyata yang ada di tengah masyarakat. Sudah barang tentu kelima sikap tersebut diberlakukan dan diamalkan terlebih dahulu di kalangan internal GRANAT.
Sikap Pertama : Jujur.
Sikap yang paling sederhana ini harus betul-betul diresapi seluruh lapisan masyarakat. Pikirkan dan pertimbangkan dengan sungguh-sungguh dan seksama setiap kata maupun laku yang diperbuat. Mulai dari peran sebagai orang-tua di dalam rumah tangga, guru di sekolah, pimpinan di perusahaan, lurah di kampung, pegawai di instansi pemerintahan, aparat di institusi penegak hukum, sampai presiden di Indonesia. GRANAT tak perlu memberikan toleransi sekecil apapun terhadap sikap curang dan bohong. Untuk pencitraannya bisa dilakukan Festival Jujur yang mengundang pejabat negara dari tingkatan apapun, mulai dari Presiden sampai Lurah, anggota DPR, aparat penegak hukum, dan seterusnya, mempublikasikan harta dan kekayaan yang dimiliki. Festival diselenggarakan setiap tahun dan tampil di website organisasi.
Sikap Kedua : Berani.
Tentunya berani karena benar. Bukan karena berkuasa. Bukan karena posisi mayoritas karena jumlahnya lebih banyak. Bukan juga karena bersenjata. GRANAT sebaiknya mendukung siapapun yang berani menyuarakan kebenaran yang hakiki dan menentang kebatilan. Sebaliknya, mencela yang bertindak semena-mena dan diluar batas karena kekuasaan, suara mayoritas, ataupun senjata yang dimilikinya. Untuk pencitraannya bisa dilakukan Anugerah Berani. Disamping memberikan pengakuan dan penghargaan kepada tokoh-tokoh yang dinilai paling benari menyuarakan atau mempertahankan kebenaran, setiap tahun GRANAT mempublikasikan catatan sikapnya terhadap tindakan pengecut yang dilakukan oleh mereka yang memegang kekuasaan, mayoritas, dan senjata.
Sikap Ketiga : Semangat
Pada uraian panjang-lebar di atas telah dijelaskan bahwa keputusan sadar mereka yang menjerumuskan diri menjadi pengguna narkoba adalah sesuatu yang sungguh absurd. Dan diduga kuat mereka tak meyakini antithesis argumen-argumen yang dijadikan alasan mengapa mereka terjerumus. Ditengarai berbagai kebobrokan moral yang dipertontonkan orang tua kepada anak- anaknya, pemimpin dan tokoh masyarakat kepada rakyat, dan seterusnya, turut andil memperuncing konflik batin mereka yang terjerumus. Tidak berlebihan jika kita memerlukan simbol-simbol kegigihan, berjuang sampai akhir, dan pantang menyerah yang dilakukan berbagai kalangan, terutama dari masyarakat luas yang hidup dengan segala keterbatasan. Pencitraan GRANAT terhadap sikap ini dapat dilakukan melalui publikasi Semangat Bulan Ini yang mengetengahkan dan mengulas prestasi dan capaian terbaik yang terjadi di tengah masyarakat. Perwakilan yang ada di setiap propinsi bisa dimintakan untuk menyampaikan nomasi dari daerahnya masing-masing untuk kemudian dipilih satu atau beberapa setiap bulannya. Acara penganugerahannya sendiri tak harus selalu dilakukan di Jakarta tapi bisa bergilir di kota-kota yang lain.
Sikap Keempat : Keberagaman
Kita hidup di negeri yang majemuk. Bukan hanya beragam suku-bangsa, bahasa dan tradisi, serta keyakinan dan kepercayaan, tapi juga status sosial, kemampuan ekonomi, tingkat pendidikan, dan ketersediaan fasilitas umum. Menghormati dan merayakan perbedaan adalah salah satu sikap yang harus diperjuangkan GRANAT sehingga rasa percaya diri dan keyakinan akan kemampuan setiap insan di Indonesia ini tumbuh dan bangkit. Pencitraan GRANAT bisa dilakukan melalui publikasi Keberagaman Bulan Ini yang mengetengahkan dan mengulas sikap maupun tindakan luar biasa yang terjadi di tengah masyarakat dalam menghormati dan merayakan kemajemukan. Seperti publikasi sebelumnya, perwakilan organisasi yang ada di setiap propinsi diminta untuk menyampaikan nominasi dari daerahnya masing-masing. Kemudian panitia yang ditunjuk memilih satu atau beberapa setiap bulannya. Acara penganugerahan juga dilakukan bergilir dari satu kota ke kota yang lain.