Mohon tunggu...
jihan nabila
jihan nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas jember

Menyukai bahasa inggris

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Keraton Kasepuhan Cirebon: Sejarah, Tradisi, dan Makna Filosofis dalam Memperkuat Identitas Nasional

14 September 2024   20:41 Diperbarui: 14 September 2024   20:55 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.2 Sri Manganti/dokpri

Identitas nasional adalah karakteristik dan ciri khas yang membedakan suatu bangsa dari bangsa lainnya, yang mencakup aspek-aspek seperti budaya, bahasa, sejarah, nilai-nilai, dan simbol-simbol negara. Identitas nasional mencerminkan rasa kebanggaan dan persatuan di antara warga negara serta berfungsi sebagai dasar dalam membangun solidaritas dan keharmonisan sosial dalam suatu negara.

Salah satu contoh identitas nasional di Indonesia yaitu Keraton Kasepuhan Cirebon dimana Keraton Kasepuhan Cirebon ini memiliki peran penting dalam identitas nasional Indonesia, terutama karena beberapa alasan: (1) Warisan Budaya: Tradisi Panjang Jimat di Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan bagian penting dari warisan budaya Indonesia, mencerminkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan spiritualitas yang kaya. (2) Pengaruh Sejarah: Keraton Kasepuhan Cirebon telah memberikan inspirasi bagi kesultanan Mataram dalam membangun keraton dan bangunan penunjangnya, menunjukkan pengaruhnya dalam sejarah Indonesia. (3) Peran Budaya: Keraton Kasepuhan Cirebon juga menjadi pusat pemeliharaan dan pembangunan budaya, dengan upacara adat seperti slametan, pengajian, dan selamatan yang dirayakan dengan kentalnya identitas budaya lokal. (4) Pengakuan Nasional: Meskipun tidak secara eksplisit disebut sebagai identitas nasional, keraton-keraton di Cirebon, termasuk Keraton Kasepuhan, ditetapkan sebagai objek vital yang harus dilindungi, menunjukkan pentingnya dalam warisan budaya nasional.

Gambaran Umum Keraton Kasepuhan

Keraton Kasepuhan merupakan salah satu istana bersejarah yang terletak di Kota Cirebon, Jawa Barat, dan berperan sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Cirebon. Keraton Kasepuhan tidak hanya berfungsi sebagai simbol kekuasaan politik, tetapi juga menjadi pusat kebudayaan dan pendidikan Islam di Cirebon.

Lokasi dan Luas

Keraton Kasepuhan terletak di Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon, dengan luas sekitar 25 hektar. Keraton ini dikelilingi oleh berbagai bangunan dan fasilitas yang mendukung kehidupan istana serta kegiatan budaya. Lokasinya yang berada di pusat kota membuat keraton mudah diakses oleh pengunjung lokal maupun wisatawan dari luar daerah yang tertarik untuk mempelajari sejarah dan kebudayaan Cirebon.

Asal Usul Keraton Kasepuhan 

Keraton Kasepuhan Cirebon memiliki sejarah yang panjang sebagai salah satu keraton tertua di Indonesia. Keraton ini telah menjadi pusat kekuasaan dan kebudayaan bagi Kerajaan Cirebon. Keraton Kasepuhan Cirebon memiliki asal usul yang terkait dengan keruntuhan Kerajaan Cirebon pada tahun 1666 Masehi. Pada masa itu, Panembahan Ratu II (Pangeran Rasmi) diasingkan oleh Sultan Amangkurat I dari Mataram, yang juga mertuanya, karena tuduhan bersekongkol dengan Banten untuk menjatuhkan kekuasaannya di Mataram. Panembahan Ratu II kemudian wafat di Surakarta pada 1667 Masehi, dan kekosongan kekuasaan di Kerajaan Cirebon dimanfaatkan oleh Mataram untuk mengambil alihnya.

Setelah konflik internal di Kesultanan Cirebon pada 1677, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten membagi Kesultanan Cirebon menjadi tiga: Kesultanan Kanoman, Kesultanan Kasepuhan, dan Panembahan Cirebon. Pangeran Martawijaya, salah satu putra Panembahan Ratu II, diberi gelar Sultan Sepuh I dan menempati Keraton Pakungwati, yang kemudian berganti nama menjadi Keraton Kasepuhan. Sejak didirikan, Keraton Kasepuhan Cirebon telah menjadi pusat pemerintahan dan tempat tinggal bagi raja dan keluarga kerajaan. Selain itu, keraton ini juga menjadi lokasi di mana berbagai kegiatan budaya dan adat istiadat dilaksanakan. Upacara keagamaan, perayaan adat, pertunjukan seni, dan kegiatan sosial diadakan di dalam kompleks keraton ini.

Bagian-Bagian Keraton Kasepuhan Cirebon dan Nilai Budaya yang Terkandung di Dalamnya

Makna simbolik dan filosofis yang terkandung dalam arsitektur Keraton Kasepuhan Cirebon dipengaruhi oleh berbagai budaya, seperti budaya Hindu, China, Eropa, dan Jawa, yang kesemuanya bermuara pada makna-makna dalam ajaran Islam. Hal ini merupkan bentuk pluralitas atau toleransi beragama, atau  sebagai bentuk penghormatan muslim untuk umat lain. Simbol-simbol dalam arsitektur keraton tercipta seiring dengan perkembangan dan dinamika dari satu masa sejarah, tentunya dapat berupa sengaja diciptakan ataupun mengalir sesuai zaman. Dikatakan sengaja diciptakan karena pemuka agama dahulu telah mengukur dan memetakan apa yang menjadi syiar Islam di Cirebon. Adapun dikatakan sesuai zaman, karena saat Islam datang kebudayaan yang tengah berkembang saat itu adalah Hindu. Dalam hal ini, untuk memudahkan  penyebaran agama Islam adalah menyesuaikan dengan kebudayaan yang tengah berkembang saat itu, karena tujuannya adalah mengislamkan Cirebon.  Adapun dari sistem penamaan untuk bangunan di lingkungan Keraton didasarkan atas fungsi dari bangunan itu sendiri.

berikut adalah bagian-bagian dari Keraton Kasepuhan Cirebon yang mencakup berbagai area penting:

1. Gerbang Utama - Pintu masuk utama ke kompleks keraton.

Keraton Kasepuhan memiliki dua pintu gerbang utama dengan Kreteg Pangrawit di utara, Pangrawit dimaknai sebagai Pangrawit, artinya manusia harus berjiwa halus dan baik budi. dan Lawang Sanga di selatan yang merupakan pintu sembilan, ke sembilan pintu ini menggambarkan sembilan lubang yang ada pada tubuh manusia. Dulunya Lawang Sanga ini dibangun dan digunakan sebagai tempat masuk perahu dari berbagai kerajaan, ada yang berasal dari Tiongkok, Persia, Arab dan sebagainya. Hal ini semakin memberikan bukti akan terbukanya warga negara Indonesia terhadap bangsa-bangsa luar dan budaya yang dibawanya.

2. Pancaratna dan Pancaniti

Setelah melewati Kreteg Pangrawit, pengunjung akan sampai di bagian depan keraton, di mana terdapat dua bangunan utama, yaitu Pancaratna dan Pancaniti.

Pancaratna sendiri artinya lima panca indra yang harus dijaga, yakni mulut, mata, telinga, hidung dan nafsu. Artinya manusia harus menjaga dalam hal bicara, melihat, mencium dan dalam mengendalikan hawa nafsu.

Pancaniti berasal dari kata Panca yang artinya Jalan, dan Niti dari kata Nata atau Raja. Namun, yang dimaksud di sini adalah Atasan. Sehingga, Pancaniti berarti Jalan Atasan. Salah satu fungsi dari Pancaniti ini adalah sebagai tempat Perwira yang sedang melatih perang-perangan pada prajurit.

3. Siti Hinggil

Perjalanan dilanjutkan menuju Siti Hinggil, yakni suatu bangunan yang terletak di suatu tempat yang lebih tinggi dari bangunan lainnya, dengan suasana yang hening dan udara sejuk. Hal ini melambangkan kebahagiaan dunia, karena sudah melaksanakan ajaran atau aturan yang telah ditentukan. Ketika turun dari Siti Hinggil yang merupakan lambang kebahagiaan hidup di dunia, manusia pasti merasa ragu-ragu untuk meninggalkan kebahagiaan di dunia. Akan tetapi untuk dapat mencapai kesempurnaan hidup, manusia harus rela meninggalkannya.

4. Kamandungan

Setelah dari Siti Hinggil, kemudian menuju Kamandungan. Makna dari Kamandungan adalah untuk memeriksa keadaan bagaimana cara berbusana, apakah sudah pantas, lengkap dan sesuai. Di tempat tersebut, manusia dapat bercermin diri dan dapat introspeksi diri atau mawas diri, apakah sudah bersih dan benar.

5. Sri Manganti

Setalah dari Kamandungan, perjalanan dilanjutkan dengan melewati Sri Manganti

Gambar 1.2 Sri Manganti/dokpri
Gambar 1.2 Sri Manganti/dokpri

Sri Manganti adalah suatu tempat menunggu keputusan Raja, artinya jika manusia itu lulus dari ujian yang berat dan sudah meninggalkan segalanya maka akan mampu mendapatkan tempat yang indah dan menyenangkan.

6. Bangsal - Tempat pertemuan dan acara resmi.

Gambar 1.3 Bangsal Panembahan/dokpri
Gambar 1.3 Bangsal Panembahan/dokpri

Terdapat banyak bangsal di Keraton Kasepuhan Cirebon yang memiliki fungsi berbeda-beda.  Salah satunya adalah Bangsal Paseban yang biasa digunakan untuk acara selametan atau tradisi tawurji saat rebo wekasan.  Ada juga Bangsal Pringgadani, Bangsal Prabayaksa, Bangsal Agung Panembahan. Bangsal-bangsal yang ada di Keraton Kasepuhan Cirebon ini identik dengan arsitekturnya yang menggabungkan arsitektur arab, eropa, dan bangsa lainnya.  Hal ini menandakan bahwa ciri khas bangsa lain mempengaruhi identitas Kota Cirebon karena pada saat itu banyak bangsa-bangsa lain mengunjungi Indonesia baik untuk keperluan bisnis, peperangan, perdagangan, maupun menyebarkan agama.

7. Museum

Museum yang terdapat di dalam Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon, menampilkan barang-barang peninggalan sejarah di masa lalu, berupa piring atau pakaian yang digunakan raja di masa lalu, keris, bambu runcing, meriam, dan baju yang digunakan untuk peperangan, selain itu dalam museum ini terdapat kereta kencana yang hanya digunakan pada kegiatan tertentu saja. Kereta ini memiliki makna filosofis yang dalam bagi warga Cirebon itu sendiri dan beberapa warga percaya akan hal magis yang ada di dalamnya.

8. Taman Keraton atau Taman Dewandaru

Dalam perspektif Cirebon makna Taman Dewandaru yang berbentuk lingkaran adalah sebagai sebuah pengingat agar manusia selalu mencari mereka yang masih tinggal di dalam kegelapan lalu membawanya keluar dari sana menuju jalan yang terang yang diberkahi Allah swt. Pada taman ini juga terdapat pohon Soko (lambang suka hati), dua buah patung macan putih (lambang keluarga besar Pajajaran), meja dan dua buah bangku serta sepasang meriam yang dinamakan meriam Ki Santomo dan Nyi Santoni.

Keraton Kasepuhan Cirebon memiliki peran dalam menjaga tradisi dan kebudayaan Cirebon, sejak didirikan Keraton Kasepuhan telah menjadi pusat pemerintahan dan tempat tinggal bagi raja dan keluarga kerajaan. Selain itu Keraton Kasepuhanjuga menjadi lokasi berbagai kegiatan budaya dan adat istiadat dilaksanakan. Seperti upacara keagamaan, perayaan adat, pertunjukan seni, dan kegiatan sosial yang diadakan di dalam kompleks keraton. Keraton Kasepuhan mengalami berbagai perubahan dan transformasi seiring berjalan nya waktu, akan tetapi nilai-nilai budaya dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur tetap dijaga dengan sungguh-sungguh. 

Peran Keraton Kasepuhan sebagai warisan budaya tradisional juga berdampak positif pada masyarakat Cirebon, Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi tempat di mana masyarakat dapat mempelajari, merasakan, dan menghargai budaya leluhur. Selain itu keberadaan Keraton Kasepuhan Cirebon juga berpotensi sebagai daya tarik pariwisata, wisatawan dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang tertarik untuk mengunjungi keraton untuk menyaksikan keindahan arsitektur tradisional, menyaksikan pertunjukan seni, dan mempelajari sejarah serta budaya lokal disana.

Keraton ini juga berfungsi sebagai pusat pengetahuan dan dokumentasi tentang sejarah Cirebon, didalamnya terdapat berbagai artefak bersejarah, dokumen, dan benda-benda peninggalan yang menjadi saksi bisu dari masa kerajaan Cirebon. Keraton Kasepuhan juga berperan dalam pendidikan dan pengajaran tentang budaya Cirebon, yaitu melalui program pendidikan, kunjungan sekolah, dan kegiatan pembelajaran lainnya. Terutama bagi generasi muda yang dapat mempelajari dan menghargai kekayaan budaya Cirebon yang diwariskan oleh keraton. Hal ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian budaya mereka sendiri.

Sumber:

- Yulianto, A. (2021). Keraton Kasepuhan Cirebon: Warisan Sejarah dan Budaya. Penerbit Nasional.

- Keraton Kasepuhan Official Website. (2023). "Sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon." Diakses dari [keratonkasepuhan.com] (https://keratonkasepuhan.com).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun