Pengetatan sistem pengendalian manajemen juga berfokus pada peningkatan akuntabilitas di semua tingkatan organisasi. Ini melibatkan klarifikasi tanggung jawab, pembagian peran yang jelas, dan perumusan standar kinerja yang dapat diukur.
d. Perbaikan Proses Bisnis:
 Proses bisnis yang lebih baik dapat membantu meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi. Pengetatan sistem
pengendalian  manajemen mencakup evaluasi dan
perbaikan proses-proses bisnis yang ada untuk
memastikan bahwa mereka mendukung
pencapaian tujuan organisasi.
e. Peningkatan Pelaporan:Â
Sistem pelaporan yang lebih baik dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan relevan kepada manajemen. Ini dapat
mencakup penggunaan teknologi informasi untuk
menghasilkan laporan secara otomatis, serta peningkatan kualitas dan kedalaman informasi yang disajikan dalam laporan.
f. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan:
Pengetatan sistem pengendalian manajemen
melibatkan investasi dalam pelatihan dan
pengembangan karyawan. Karyawan yang terampil dan terlatih dengan baik dapat lebih efektif dalam melaksanakan tugas-tugas mereka, yang pada gilirannya mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Perlu diingat bahwa konsep pengetatan sistem
pengendalian manajemen dapat bervariasi tergantung
pada fokus dan pendekatan masing-masing ahli.
Seringkali, ini melibatkan peningkatan dalam beberapa aspek, seperti pengukuran kinerja, pemantauan,
perbaikan proses, dan pengelolaan risiko, untuk
mencapai tujuan organisasi dengan lebih efektif.
Gambaran dan Pelaksanaan Pengetatan Sistem
Pengendalian Manajemen
Pengetatan sistem pengendalian manajemen
melibatkan serangkaian langkah atau tindakan untuk
memperkuat dan meningkatkan efektivitas sistem
pengendalian yang sudah ada dalam sebuah
organisasi. Berikut adalah gambaran umum dari apa
yang mungkin terlibat dalam pengetatan sistem
pengendalian manajemen:
a. Evaluasi Risiko:
* Identifikasi potensi risiko yang mungkin
memengaruhi pencapaian tujuan organisasi.
* Penilaian dampak dan kemungkinan terjadinya
risiko-risiko tersebut.
* Pengembangan strategi untuk mengelola dan
merespons risiko.
b. Peningkatan Pengawasan:
* Perkuatan mekanisme pengawasan terhadap
aktivitas organisasi.
* Penerapan teknologi informasi untuk memantau
kinerja dan aktivitas dengan lebih efektif.
* Pembentukan tim atau fungsi pengawasan yang
lebih proaktif
c. Akuntabilitas dan Tanggung Jawab:
* Pemahaman yang lebih jelas tentang tanggung
jawab individu dan tim dalam organisasi.
* Pemberian akuntabilitas yang lebih kuat untuk
mencapai target dan hasil yang diharapkan.
d. Perbaikan Proses Bisnis:
* Evaluasi dan perbaikan terus-menerus terhadap
proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas.
* Implementasi inovasi dan teknologi untuk
meningkatkan proses operasional.
e. Peningkatan Sistem Pelaporan:
* Peningkatan kualitas dan keakuratan informasi
yang disajikan dalam laporan.
* Penerapan sistem pelaporan yang lebih
terstruktur dan terotomatisasi.
* Memastikan bahwa laporan mencerminkan
kinerja sesuai dengan tujuan organisasi.
f. Penilaian Kinerja dan Pengukuran KPI:
* Penetapan dan pemantauan Key Performance
Indicators (KPI) yang relevan.
* Penilaian kinerja individu, tim, dan organisasi
secara berkala.
* Pembaruan KPI sesuai dengan perubahan
dalam strategi atau lingkungan bisnis.
g. Pengembangan Sumber Daya Manusia:
* Investasi dalam pelatihan dan pengembangan
karyawanÂ
* Peningkatan kapabilitas dan keterampilan
karyawan untuk meningkatkan kinerja.
h. Kepatuhan Terhadap Aturan dan Regulasi:
* Memastikan bahwa organisasi mematuhi semua
aturan dan regulasi yang berlaku.
* Pemantauan dan penerapan perubahan dalam
peraturan bisnis atau hukum yang berlaku.
i. Pembaruan Kebijakan dan Prosedur:
* Pembaruan dan penyempurnaan kebijakan dan
prosedur organisasi.
* Penyelarasan kebijakan dengan tujuan strategis
dan regulasi yang berlaku.
j. Peningkatan Budaya Organisasi:
* Membangun budaya organisasi yang
mendukung kepatuhan, inovasi, dan kinerja
tinggi.
* Penanaman nilai-nilai integritas dan etika dalam seluruh organisasi.Â
Contoh kasus pengetatan sistem pengendalian