Mohon tunggu...
Jihad Bagas
Jihad Bagas Mohon Tunggu... Insinyur - inconsistent Writer

Kegiatan baca dan tulis merupakan kegiatan sakral yang nilai spiriualitasnya bergantung pada kandungan apa yang dibaca dan apa yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Entitas Pedesaan dalam Gerusan Modernisasi

31 Januari 2020   09:29 Diperbarui: 31 Januari 2020   09:41 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Reni Wahyu Murti

Lalu mari kita lompat ke daerah perkotaan, dimana pembangunan kota sangat gencar agar menjadi kota metropolitan atau bahkan menjadi kota megapolitan. Dan kerasnya tuntutan hidup di kota dalam memenuhi kebutuhan sehari -- hari mulai dari kebutuhan hidup sampai dengan kebutuhan gengsi. 

Kondisi ini terkadang membuat kita lupa akan bertindak yang selaras dengan alam. Peran manusia sebagai makhluk sosial perlahan mulai terkikis menjadi makhluk materiil yang hanya fokus pada target materi. 

Konsep urban economy menjadi dasar pergerakan roda ekonomi di daerah perkotaan. Dimana setiap prosesnya berpacu pada obyek, pencapaian hasil, perolehan materi. Keserasian, keharmonisan, dan keselarasan pun diabaikan demi achievment.

Bahkan alam pun tidak dijadikan pertimbangan dalam tiap prosesnya. Makanya tempat yang sering terjadi bencana alam atau bencana sosial itu adalah wilayah perkotaan. Karena manusia telah lupa akan perannya di alam ini.

Kita harus sepakat bahwa, semegah - megahnya kota pun tidak akan berjalan lancar tanpa ada tempat -- tempat penyokong kota tersebut. Disini lah ada peran dari daerah pedesaan. Tempat dihasilkannya produk mentah yang kemudian diolah agar memiliki nilai lebih lalu diedarkannya lah di perkotaan.

Berputarlah roda perekonomian. Ada siklus perputaran ekonomi dari pedesaan menuju perkotaan. Dan nantinya akan diputar lagi di kota dengan nilai yang lebih. Ini lah salah satu siklus perekonomian yang sehat yang mampu menaikan taraf masyarakat baik itu di pedesaan maupun di perkotaan.

Kita tahu di  desa atau kampung tak perlu membangun menara pencakar langit, tak perlu juga membangun sarana transportasi umum yang canggih dan tak perlu juga membangun pusat perbelanjaan layaknya mall yg megah. Biarlah alam yang membangun dengan siklus mereka sendiri. 

Pemerintah hanya cukup membangun fasilitas atau perantara yg memudahkan atau memperlancar siklus tersebut. Ingat, gagasan pemerataan pembangunan bukan lah membangun yang sama rata pada tiap daerah. 

Membangun yang sesuai dengan porsi kebutuhan daerah dalam menjalankan peranan daerahnya. Keadilan pembangunan pun akan tercapai jika semua telah berjalan sesuai peranannya. Keseimbangan tatanan hidup dan kelancaran perputaran roda ekonomi pun akan terasa seimbang dan lancar.

Mari kita menjaga kearifan-kearifan sikap kita dalam menjalankan hidup yang selaras dengan alam. Istilah trend di era sekarang ini adalah konsep pembangunan Sustainability Development. Dimana setiap pembangunannya melibatkan dan menitikberatkan pada lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun