Mohon tunggu...
Chaerun Anwar
Chaerun Anwar Mohon Tunggu... profesional -

Mendidik dengan hati, mengajar dengan bahagia, dan melatih tanpa pamrih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Taiwan, Tanah Impian-ku

9 Oktober 2017   10:38 Diperbarui: 9 Oktober 2017   11:00 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Setengah berlari kami menuju gerbang pesawat, karena waktu masuk pesawat sudah tiba. Masuk dalam pesawat merupakan pengalaman kami yang baru. Oh, ini rupanya pesawat terbang yang aku lihat gambarnya di buku dan TV. Kurasakan empuk kursi pesawat yang terbalut kulit. Sejenak kemudian aku telah terlelap dalam tidur dan dibuai mimpi indah tentang Taiwan seperti yang aku dengar dalam perkuliahan yang dijelaskan oleh Laoshi An-Hua.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Bahuku dipegang dengan lembut oleh temanku. Oh, rupanya telah sampai di Singapura. Kami transit di singapura selama 5 jam untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Taipei. Berjalan perlahan sambil mengamati ornamen yang asing bagiku. Inikah singapura yang aku lihat dan dengar di TV itu. Bandaranya betapa besar dan luas. Semua barangnya bagus dan mahal. Toko berjejer di kanan kiri jalanan menuju gerbang keberangkatan. Uh, mahal sekali barangnya gumanku berbicara sendiri. Aku pasti dapat membelinya kelak, bantinku dengan penuh emosi.

Setelah menunggu selama 5 jam, kita kemudian memasuki lagi pesawat yang menuju Taipei. Rasa kantuk pun hilang, karena dalam benakku ingin segera sampai di taiwan. Taiwan, negeri harapanku. Guncangan pesawat saat take off, kurasakan seolah guncangan ayunan bambu di kampungku. Bukan takut, namun kenikmatan yang mengisi relung hatiku.

Tak terasa perjalanan 5 jam dalam pesawat seolah hanya sekejap. Tibalah diriku di bandara Taoyuan Taipei. Kulihat punggung lelaki tua laoshi An-Hua yang memimpin perjalanan ini, aku tak berucap sedikitpun. Kusandarkan hidupku padanya. Sejenak beliau mengajak rehat dibawah tulisan selamat datang di Taiwan.Kami berfoto ria dengan penuh kegembiraan. Sampailah kami di depan counter imigrasi, petugas menyapa kami dengan ramah. Setelah melihat paspor kami, beliau berujar,"Ah, resident visa!", Welcome-welcome.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Selesai dengan urusan Imigrasi, kami mengambil bagasi di area gerbang keluar. Tak lama kami menunggu. Bagasi kami sudah ditemukan dengan selamat. Diluar kami disambut seorang pelajar Indonesia yang kuliah di taipei. Anaknya ganteng dan tinggi.Kami diperkenalkan oleh laoshi An-hua kepada Hai Tao. Rupanya baru kami ketahui, Hai Tao adalah anaknya laoshi An-hua. Sungguh hormat ku bertambah-tambah kepada beliau.

Di luar bis sudah menunggu, membawa kami ke Tainan. Perjalanan ditempuh selama 5 jam. Menyenangkan melihat pemandangan selama perjalanan menuju Tainan. Gunung, sawah, kebun, bangunan pabrik, kampung rumah penduduk, juga sekolah yang kami lihat sepanjang perjalanan. Sesekali kami melihat orang Taiwan di jalanan. Inilah kali pertama aku berinteraksi dengan orang asing.

Sesampai di Tainan hampir menjelang magrib. Kami sudah ditunggu tutor pendamping yang bisa berbahasa Indonesia. Mereka mengarahkan kami ke asrama yang telah disediakan. Kubongkar barang bawaanku. Kususun dengan rapi baju dan barang pribadiku. Tak lupa ku taruh di meja, foto almarhum ayahku. Ku tatap dengan lekat fotonya almarhum. "Ayah, aku berjanji, ku gapai mimpi disini! Kan ku rubah nasib keluarga kita!". Tak terasa tetesan butir air mata hangat membasahi pipi. Tangisan bahagia, telah sampai di negeri impian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun