TUGAS BAHASA INDONESIA
Nama : Jiddan Fajar
Kelas : 12 Mipa 6 / 17
JALANAN
Halo kawan kawan, nama aku Jiddan nama panjangan nya Jiddan Fajar Tri Aji emang sih nama aku sangat simple, tapi aku sangat cinta sekali dengan nama ini. Karena arti nama ini sangat aku suka, yang pertama Jiddan itu artinya berjuang keras yang, kedua Fajar artinya karena aku lahir nya saat matahari terbit, ketiga Tri iya nama ini kaya bahasa inggris tapi ini bahasa sastra jawa tri itu artinya tiga dan Aji itu nama marga atau nama dari ayah saya yang saya sangat banggakan ngomong ngomong tentang ayah aku punya cerita yang menarik bersama ayahku.
Waktu itu di tahun 2018 aku dan ayahku hendak pergi kerumah saudaraku yang berada di Cimahi karena tempat itu tidak terlalu jauh dengan rumahku jadi kami berencana untuk bersantai kerumah saudaraku.
Pada keesokan hari nya kita mulai bersiap siap. Di pagi hari aku dan ayah ku mencuci mobil terlebih dahulu.
“Ayah ayo kita mencuci mobil dulu biar bersih dan nyaman saat di pakai oleh kita.” Ucapku sembari bersemangat di pagi hari.
“Iya bentar nak, ayah masih mengumpulkan nyawa ayah untuk bangun dari kasur ini." Jawab ayah.
Ayahku dengan kata kata seperti seniman padahal ayah ku hanya seorang biasa tetapi aku sangat sayang kepada ayahku
“Ya sudah jiddan duluan aja nyuci mobil nya.”
Aku sambil membuang muka karena aku kesal dengan ayah terlalu lama diam di kasur, dan benar ayah ku tidak datang sampai aku beres membersihakan mobil ya sudah apa daya seorang anak tidak bisa melawan kepada orang tua karena berdosa kalau melawan orang tua.
Setelah mencuci mobil selesai aku langsung segara ke kamar mandi untuk mandi agar bersih wangi dan rapi karena saya sangat bersemangat sekali. Sesudah beres itu semua saya sarapan dengan keluarga ada ayah ibu kakak-kakakku dan adik-adikku
Sudah beres semua tanpa halangan aku dan ayahku langsung berangkat ke rumah saudara ku dan tidak lupa berpamitan dengan keluarga di rumah, oh iya aku cuman pergi berdua dengan ayahki karena keluargaku saat itu yang lain sudah ada acara masing masing sedangkan adik-adik ku sibuk beramain di rumah dengan temannya.
“Dadah aku pergi dulu.” Sengan kepala keluar dari jendela dan melambaikan tanganku kepada keluargaku.
Di perjalanan aku tiba-tiba mengantuk apa karena aku bergadang waktu semalam atau aku kecapean mencuci mobil itu.
“Ayah kan sudah bilang kalau tidur jangan terlalu malam.”
Aku cuman bisa diam saja karena aku sangat ngantuk tidak bisa berkata apa apa lagi.
Singkat cerita kamipun tiba di rumah saudara. Sesampainya disana kita makan minum mengobrol dengan saudara saudara dengan suasana rumah yang sejuk dengan persawahan yang sangat luas di depan halaman rumahnya membuatku terus berfikir dan bersyukur bisa hidup sampai hari ini dan juga terus di beri kesehatan oleh Allah SWT.
Kami pun akhirnya pulang. Sebenarnya aku masih ingin bersantai di rumah saudaraku, tapi bagaimana lagi yang ada aku malah ditinggal sendiri.
“Ayah, Jiddan ingin belajar mobil. “ Ucapku dengan serius.
“Engga nak kamu masih kecil jangan dulu belajar mobil." Jawab ayah sambil menyetir.
“Ayolah yahh sekali ini saja ya boleh yaa." Sambil mengeluarkan jurus menempelkan dua tangan ku untuk memehon diizin kan oleh ayahku untuk belajar mobil. Akhirnya jurusku ampuh, ayah menjadi luluh.
“Ya sudah ini ayah ajar kan.” Sambil muka yang kebingungan.
Aku yang masih kaku mengendarai mobil membuat pengendara yang lain kesusahan untuk mengendarai kendaraan nya karena laju dari mobil ku sangat lambat, karena laju mobil ku lambat aku pun bepepikir untuk berhenti sejenak untuk menunggu kosong jalanan.
“Udah ayah bilang kan kmu masih belum bisa mengendarai nya." Sambil memarahiku menunjukkan raut wajah yang lumayan kesal tapi tetap halus hehe. Maaf ayah waktu itu aku hanya penasaran saja.
“Iya yah maaf ini ayah aja yang mengendari jiddan masih takut hehe.” Jawabku sambil cengengesan.
Aku pun turun dari mobil untuk berganti kursi di kursi penumpang. Dan tiba tiba....
“Tungguu....tunggu...tunggu”
Aku menoleh kebelakang ada satpam yang menghampiri aku dengan tergesa gesa.
“Ada apa pak?” Tanyaku dengan serius.
Bapa itu sambil mengatur nafas yang sedang kecapean karena berlari untuk menghampiri saya “Itu deee tetangga saya mau melahirkan dan tidak ada kendaraan untuk mengantarnya.”
Kami sangat terkejut mendengar hal tersebut dan tanpa basa basi ayahku langsung menolongnya seperti pahlawan super.
“Ayo sini pa, kami antar. “ Jawab ayahku.
Bapa satpam itupun langsung memasukan ibu itu ke jok mobil belakang dengan suami nya.
“Ayo pak masuk sini.“
Bapa itu menggendong istrinya masuk ke mobil kemudian kamipun langsung berangkat ke rumah sakit terdekat, jarak antara rumah ibu hamil dengan rumah sakit lumayan jauh, di jalan ibu itu sudah tidak kuat mau melahirkan dan juga di jalan itu sangat macet.
Awalnya aku bingung harus bagaimana, karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Akupun tanpa basa basi berinisiatif untuk keluar dari jendela sambil meneriaki “Pa bu awas ini ada yang mau melahirkan tolong beri kami jalan."
berulang kali aku mengucapkan kata seperti itu untung saja ada komunitas motor yang sedang lewat di samping mobil saya, komunitas itu pun langsung mengawal kami sampai ke rumah sakit dengan suara sirine yang ada di motornya. Tetapi ibu itu sudah tidak bisa menahan bayi yang mau keluar. Ketika kami semua ada tepat di depan gerbang rumah sakit itupun aku langsung turun untuk memanggil dokter, akupun berlari dengan tergesa-gesa.
“Dokkter dokkterrr cepet ada ibu yang mau ngelahirinnnn." Ucapku sambil panik.
Aku dan dokter berlari dan benar ibu itu pun tidak sempat melahirkan di dalam rumah sakit, jadinya melahirkan di dalam mobil untung saja proses melahirkan nya lancar tanpa kendala apapun dengan bayi yang sehat dan ibu yang sehat. Ya tapi jok mobil belakang ku kotor dengan darah ditambah bau amisnya yang menyengat. Aku yanh mencuci mobil itu pagi pagi tapi dengan kejadian ini sekejap menjadi kotor lagi. Tapi tidak apa apa lah aku sangat senang bisa membantu orang yang sedang membutuh kan. Inipun menjadi mengalamanku yang seru.
Kami pun segera pulang kerumah ayahku tidak henti henti nya mengobrol tentang kejadian tadi ke orang orang yang ada dirumah karena sangking kaget nya.
Beberapa hari setalah kejadian itu aku yang sedang dirumah sedang makan tiba tiba ada tamu datang aku pun membuka pintu.
“Tok...tok...tok." Suara pintu di ketok.
“Iya pa bu mau ketemu dengan siapa?” Tanyaku.
“Apakah benar ini rumah yang menolong saya waktu itu?” Tanya orang tersebut.
“Menolong apa pa?” Aku yang masih belum ingat dan belum mengerti.
“Itu lohh yang waktu lahiran itu nak?”
“Ohhh iya pa benar, silahkan masuk masuk.” Sambil membukan pintu yang lebih lebar.
Kami pun langsung mengobrol di ruangan tamu yang sejuk kala itu. Aku merasa terkejut ketika ditanya nama ku dan ternyata alasannha untuk menamai bayi itu dengan nama yang sama denganku, sebab aku telah menolongnya hingga bayi ini selamat. Sebenarnya bukan aku saja sih, tapi bersama ayahku hehe.
Dari pengalaman ini, benar kata pepatah saling tolong menolong itu indah. Aku sangat senang dan ini pengalaman yang tidak bisa aku lupakan sampai sekarang. Jangan lupa untuk saling menolong ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H