Mohon tunggu...
Jhon Torr Lambene
Jhon Torr Lambene Mohon Tunggu... Administrasi - Sepi bukanlah soal kesendirian tetapi tentang merasa sendiri..

Berharap melihat yang tak terlihat, mendengar yang tak terdengar. Merindu keheningan yang agung..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hand of God II

11 Juli 2023   17:18 Diperbarui: 11 Juli 2023   18:18 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Babak semifinal melawan Kroasia dapat dilewati secara mudah dengan unggul 3-0. Kemenangan yang memberikan kepercayaan diri tinggi dan bekal berharga untuk menghadapi Perancis difinal. Inilah puncak drama dari jalan panjang Messi meraih mimpi piala dunianya. Sempat unggul 2-0 di babak pertama dan menguasai jalannya pertandingan, Perancis bangkit secara mengejutkan di babak kedua. 

Setelah menyamakan kedudukan di menit 81, Argentina dan perancis saling serang di menit-menit akhir babak normal dengan peluang-peluang yang berbahaya. Usai tidak ada gol tercipta selanjutnya Argentina dan perancis saling berbalas gol pada babak tambahan. 

Dimulai oleh Argentina pada menit 108 yang kemudian dibalas oleh Perancs pada menit 118. Menjelang pertandingan usai pemain pengganti Perancis Kolo Muani mendapat peluang emas dengan tinggal hanya berhadapan dengan Martinez. Beruntung sepakan keras Muani dapat diblok oleh reflek kaki kiri Martinez sehingga selamatlah gawang Argentina dan juga mimpi Messi.

Pada babak adu pinalti, kembali Emiliano martinez mampu menunjukkan peran kehadirannya sebagai tembok kokoh bagi para penandang Perancis. Martinez  menjadi salah satu sosok protagonis dalam membantu Messi meraih piala dunianya. Tangispun pecah saat Gonzalo Montiel, penendang terakhir Argentina mampu menaklukkan Hugo Lloris yang membuat skor menjadi 4-2. 

Akhirnya pemain terbaik dengan tropi dan gelar individu terbanyak itu pun melengkapi capaiannya dengan tropi yang sudah didambakannya sekian lama. Messi butuh piala dunia untuk menyempurnakan karirnya, piala dunia perlu Messi agar dapat menjadi bagian dari perjalanan karir seorang talenta terbaik di dunia sepakbola. Keduanya, Messi dan Piala terlihat begitu bahagia dalam sorotan kamera.

Usai sudah perjalanan panjang itu. Puncak karir itu adalah kedamaian. Lepas sudah semua beban. Hadiah terbesar datang di bagian akhir. Novel piala dunia Messi sudah selesai. 

Hand of God bagi Messi bukanlah gol menggunakan tangan namun kisah perjuangan. Hanya tangan Tuhanlah yang mampu menulis kisahnya. Drama panjang yang melelahkan, menguji kepercayaan, namun berakhir membahagiakan. Kini biarkan Messi bermain bola sambil menari di Inter Miami.

Tamat.

BK,11072023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun