Memulai debut di Piala Dunia tahun 2006 saat berusia 19 tahun, belum ada ekspektasi besar atas kehadiran Messi di skuat tim. Messi tercatat hanya turun sebagai cadangan di satu pertandingan babak grup dengan mencetak 1 goal dan 1 assist. Argentina sendiri gugur dibabak perempat final setelah kalah melawan Jerman.
Piala dunia 2010, dengan status sebagai peraih Ballon d'Or ditahun sebelumnya dan penampilannya yang ciamik bersama Barcelona, Messi ternyata belum dapat berbuat banyak dengan tidak mencetak satu gol pun.Â
Argentina juga kembali gugur di babak perempat final usai dikalahkan kembali oleh Jerman. Kesempatan terbaik Messi datang ditahun 2014 dimana ia yang telah meraih 4 Ballon d'Or berhasil mengantarkan Argentina mencapai babak final meskipun akhirnya kalah dari Jerman 0-1.Â
Kekalahan yang begitu memukul Messi. Di usia emas 27 tahun telah mencapai babak final namun harus kandas. Ditambah lagi setelah itu Messi dan Argentina harus kandas juga di final Copa America sebanyak dua kali. Stigma bahwa Messi hanya bagus di level klub dan memble saat di Timnas semakin kuat membekap Messi.
Harapan sekaligus tekanan yang begitu besar untuk meraih prestasi bersama Timnas Argentina membuat Messi sempat mengundurkan diri dari Timnas Argentina paska kegagalan dalam final Copa America tahun 2016.Â
Namun kecintaannya pada Timnas dan impiannya untuk meraih tropi kemudian membuatnya kembali untuk membantu Timnas Argentina yang saat itu terseok dalam kualifikasi Piala Dunia 2018. Meskipun akhirnya Argentina berhasil lolos ke Piala Dunia 2018 namun Messi harus kembali menerima kenyataan tersingkir dibabak 16 besar oleh Perancis.
Indah pada WaktunyaÂ
Bintang keberuntungan Messi akhirnya terbit di tahun 2021 ketika menginjak usia 34 tahun. Bersama pelatih Lionel Scaloni, Messi dan Argentina meraih Copa America 2021 yang kemudian dilanjutkan dengan memenangkan Finalissima 2022 yang memepertemukan juara Eropa dan juara Copa America dengan megalahkan Italia 3-0. Dua tropi yang membangkitkan euforia dan optimisme skuat dan pendukung Argentina menyambut perhelatan piala dunia 2022 Qatar.
Namun kisah Argentina di Piala Dunia Qatar 2022 tidak semulus yang dikira. Kisah panjang Messi yang turun naik dalam meraih mimpi terbesarnya meraih piala dunia belum usai dengan drama.Â
Melawan tim dengan peringkat jauh dibawahnya pada pertandingan pertama babak penyisikan grup, Messi harus tegar menerima kenyataan dikalahkan Arab Saudi 1-2. Euforia dan optimisme diawal runtuh pada kesempatan pertama. Namun Messi yang telah mencapai usia kematangan kemudian mampu keluar dari situasi tersebut dan memenangkan dua pertandingan grup berikutnya melawan Meksiko lalu Polandia dan keluar sebagai juara grup.
Pada babak knock out, drama itu kembali terjadi. Setelah lolos babak 16 besar melawan Australia dengan skor tipis 2-1, Messi harus berjuang melalui babak adu pinalti melawan Belanda di babak 8 besar. Keunggulan 2-0 Argentina dapat dibalas oleh Belanda pada menit-menit akhir sehingga pertandingan harus dilanjutkan dengan babak tambahan lalu babak adu pinalti. Beruntung Argentina memiliki Emiliano Martinez yang tangkas menghalau tendangan-tendangan pinalti para pemain Belanda.