Mohon tunggu...
Jhon Torr Lambene
Jhon Torr Lambene Mohon Tunggu... Administrasi - Sepi bukanlah soal kesendirian tetapi tentang merasa sendiri..

Berharap melihat yang tak terlihat, mendengar yang tak terdengar. Merindu keheningan yang agung..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hand of God II

11 Juli 2023   17:18 Diperbarui: 11 Juli 2023   18:18 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pertandingan dengan tensi tinggi berbalut percik-percik sisa api semangat malvinas inilah sejarah itu tercipta, dua peristiwa yang mengharubirukan dan mengundang polemik dunia. 

Dua golnya melawan Inggris seakan menggambarkan sosok Maradona itu sendiri, eksentrik. Gol pertama di menit 51 yang dikenal dengan 'Gol Tangan Tuhan' mewakili sisi kontroversialnya dan Golnya 4 menit kemudian mewakili sisi indahnya hingga disebut sebagai Goal of The Century. Satu dicetak dengan tangan kiri, satunya lagi dengan kaki kiri. Dalam 5 menit Maradona menjadi sosok yang dihujat sekaligus juga dipuja.

Dua gol hebat di turnamen terbesar dunia dari bakat terbesar sepakbola saat itu dan mungkin sampai sekarang. Gol indahnya bisa saja ditiru oleh bakat besar sepakbola yang datang setelah Maradona tetapi gol kontroversialnya akan abadi sendiri karena hampir pasti sulit dilakukan kembali di saat ini dengan penerapan teknologi VAR di lapangan hijau. 

Gol kontroversial yang sebenarnya mewakili kenyataan hidup dimana banyak terjadi ketidakadilan, mulai dari diskriminasi ras, kekuatan modal yang serakah dan menindas, standar ganda penegakkan hukum dan sebagainya. Bagi Argentina dua gol tersebut saya kira pada masa itu banyak diterjemahkan sebagai balasan dalam bentuk yang berbeda atas kekalahan perang sebelumnya dari negara yang kekuatan tempurnya lebih adidaya.

Gol tersebut sesungguhnya sangat relate dengan fakta kehidupan. Penerapan VAR sebagai upaya untuk menjamin pelaksanaan permainan yang adil jadi tampak seperti dongeng bagi kehidupan nyata di luar stadion atau mungkin kita maknai secara positif saja bahwa sepakbola ingin menjadi contoh untuk memulai bagaimana menerapkan keadilan.

Cerpen Maradona dan Novel Messi

Legenda tak pernah mati. Demikianlah juga dengan Maradona. Ia selamanya akan dikenang sebagai Maestro sepakbola dan menginspirasi generasi berikutnya. Julukan Hand of God akan selalu identik dan melekat pada Maradona. Julukan yang lahir dari momen satu pertandingan itu akan abadi bersamanya. 

Kisah Maradona meraih piala dunia dengan Hand of God dan Goal of The Century-nya adalah kisah singkat. Cerpen dramatis yang kemudian membayangi sosok legenda Argentina berikutnya.

Messi. Ya, sosok itu adalah Lionel Messi. Bakat terbesar sepakbola dari Argentina berikutnya yang memikul beban piala dunia di pundaknya. Sosok dengan bakat yang luar biasa namun tidak eksentrik seperti Maradona. Kisahnya panjang, bak novel, 5 jilid piala dunia.

Harapan dan Tekanan

Dengan bakat besarnya, Messi digadang-gadang akan mengikuti jejak Maradona meraih piala dunia bersama Argentina. Ekspektasi yang sangar wajar dengan melihat deretan prestasi sang pemain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun