Mohon tunggu...
Jhon  sibarani
Jhon sibarani Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Politik USU, Penikmat Kopi,

mengisi kekosongan waktu dengan menulis, suka berdiskusi dan bertanggung jawab sebagai SEKJEND di sebuah Kelompok Aspirasi Mahasiswa ( KAM ) BHINNEKA USU

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada Labusel 2020: Siapa Selanjutnya?

13 Juni 2020   15:00 Diperbarui: 13 Juni 2020   18:48 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
harapanrakyatonline.com

Akhir tahun 2019 kemarin, partai politik membuka pendaftaran pencalonan kepala daerah di kabupaten labuhan batu selatan. Banyak tokoh-tokoh yang sudah mendaftarkan dirinya mencalon sebagai kepala daerah dengan dukungan partai politik yang ada dilabuhan batu selatan. Adapun yang telah mendaftarkan dirinya dari jalur partai politik yakni dari pasangan H. Edimin dan Ahmad Padli (EMAS & PADI) yang mendapatkan dukungan dari partai politik seperti PDIP, HANURA, dan PKPI.

Adupun bakal calon muncul dari jalur independent yakni pasangan Nurdin siregar dan Husni rizal (NURI), Maslin pulungan dan Feri andhika dalimunthe (MARI), Rivai nasution dan Dahlia Sudartono (RIDHO) dan terakhir yang telah mendaftar sebagai calon kepala daerah dari jalur dukungan partai politik yakni Hj. Hasnah harahap dan H.Kholil harahap (BERHASIL).

Konstalasi politik pemilihan kepala daerah kali ini cukup menghadirkan persaingan yang sangat sengit. Dimana semua yang mendeklarasikan diri merupakan tokoh-tokoh masyarakat di labuhan batu selatan. Namun, dengan banyaknya yang telah mendeklarasikan dirinya sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati labuhan batu selatan belum tentu semuanya akan lolos terverifikasi sebagai calon tidak menutup kemungkinan mereka yang mencalonkan diri melalui jalur independent akan gagal dalam tahap pendaftaran dan verifikasi berkas.

Kecenderungan munculnya pasangan calon dari independent yang banyak akan menimbulkan tingkat kesulitan yang cukup sengit dalam persaingan dikarenakan jalur individu akan lebih bekerja keras untuk memenangkan pilkada ini.

Pada saat ini semua masih abu-abu, ditengah pandemic covid-19 ini menyebabkan kemunduran jadwal Pilkada serentak 2020. Komisi II DPR RI bersama Mendagri, KPU RI, Bawaslu RI, dan  DKPP  telah membahas mengenai pilkada serentak 2020 ini. Dalam rapat tersebut telah diputuskan Pilkada serentak 2020 dilakukan pada tanggal 9 desember 2020. seharusnya pemilihan kepala daerah  akan diselenggarakan pada bulan September. Namun, mengingat kondisi wabah virus ini terjadi sebuah kemunduran jadwal dikarenakan ada nya pembatasan ruang gerak sehingga mengharuskan masyarakat tetap dirumah saja.

Jika diamati kembali, petarungan yang sangat seru itu ialah mereka yang mendapatkan mesin tempur yang terbaik (partai politik). Sulit dipungkiri dalam sebuah konstalasi politik, mereka yang memiliki alat tempur yang canggih dan amunisi yang banyaklah yang akan memenangkan pertarungan. Partai politik merupakan alat tempur yang saat ini sering digunakan dalam sebuah pertarungan  politik.

Jika dianalogikan dalam sebuah pertarungan militer, partai politik merupakan tank yang memiliki kekuatan yang cukup mengerikan dengan amunisi yang dapat melumpuhkan lawan serta dapat mempora-porandakan musuh. Dalam arti, setiap calon harus mendapatkan mesin tempur yang terbaik dengan pasukan dan amunisi yang baik juga. Untuk saat ini belum ada kepastian, karena belum ada partai politik yang secara sah mendeklarasi mendukung salah satu pasangan untuk dicalonkan menjadi kepala daerah berdasarkan rekomendasi dari DPP partai politiknya masing-masing.

Yang mendeklarasikan diri melalui independent akan mengalami kesulitan yang cukup berat, karena dia harus mendesain konsep pertarungan yang ingin ia lakukan agar dapat meraih kemenangan. Berbeda dengan hanya didukung partai politik, dimana partai politik memiliki basis suara masing-masing dilihat dari perolehan suara pada pemilu 2019 kemarin. Mereka yang mencalon dari independent juga berharap dilirik oleh partai politik agar mempermudah langkah mereka dalam memenangkan konstalasi politik di pilkada labusel 2020.

Dalam mengusung calon kepala daerah melalui dukungan partai politik harus memenuhi 20 %  ambang batas presidensial untuk mencalonkan diri. Dalam arti, jika ingin dukung partai politik harus dengan berkoalisi dengan beberapa partai politik lainnya. Jumlah kursi untuk membentuk sebuah koalisi dalam mengusung dan memenangkan calon kepala daerah dalam pilkada kali ini ialah sebanyak 7 kursi.

Berdasarkan hasil pemilu tahun kemarin (2019) perolehan kursi terbanyak di DPRD labuhan batu selatan ialah  PAN yang memperoleh 7 kursi diparlemen, PDIP memilik 6 kursi. Gerindra memiliki 5 kursi, Golkar memiliki 4 kursi, PKPI memiliki 4 kursi, PKB memiliki 3 kursi, Hanura memiliki 2 kursi, PKS memiliki 1 kursi, Demokrat memiliki 1 kursi, PPP memiliki 1 kursi, dan Perindo memiliki satu kursi. Sedangkan perolehan suara sah perorangan tertinggi anggota DPRD Labusel berasal dari PAN yakni Ediy dengan memperoleh 5675 suara sehingga menjadikan ia sebagai ketua DPRD labusel yang direkomendasi PAN.

Pertarungan  dalam pilkada kali ini merupakan pertarungan yang cukup sengit antara pasangan H.Edimin dan H.Ahmad Padli dengan Pasangan Hj. Hasnah harahap dan H. Kholil Harahap. Semua orang sudah mengetahui background dari kedua pasangan tersebut. Dimana jika di telusuri lebih jauh yang memiliki mesin tempur yang cukup sepadan itu ialah kedua pasangan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun