Saat aku berkenalan dengan teman baru di Jakarta ini, biasanya setelah mereka tahu jika aku punya marga, asalku dari Medan, dan klanku dari Batak, biasanya mereka langsung bilang, "Horaassssss". Aku biasanya sambut dengan jawaban, "Horas bah!".Â
Aku senang jika banyak orang yang bukan dari suku Batak pada saat kenalan langsung mengucap kata "horas". Ada sebuah supremasi terhadap kata tersebut.
Mengucap kata tersebut bukanlah lelucon, tetapi lebih kepada sebuah spontanitas yang didatangkan dari akal budi yang sehat saat berhadapan dengan orang Batak. Mereka tahu harus mengucap apa saat bertemu dengan orang Batak sebagai usaha agar lebih akrab saat memulai percakapan pribadi.
Bagi mayoritas orang Batak dan orang Indonesia itu sendiri, kata "Horas" itu diidentikkan dengan identitas budaya Batak. Kata "horas" dianggap sebagai sapaan bagi orang Batak. Tak ubahnya dengan sapaan "Selamat Pagi" dalam bahasa Indonesia resmi, "Good Morning" dalam bahasa Inggris, "Assalamualaikum" dalam bahasa Arab, "Sugeng Enjang" dalam bahasa Jawa, dan lain-lain. Anggapan tersebut tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya benar jika hanya dianggap sebagai salam sapaan saja.
Hanya ada sedikit yang membingungkan karena semua salam "selamat pagi", "selamat siang", "selamat petang" hingga "selamat malam" dalam bahasa Batak disatukan dalam ucapan "Horas". Jadi, tidak ada terjemahan berdasarkan batas waktu, semuanya diucapkan sama dengan kata "horas".
Ketika bertamu ke rumah orang Batak pada pagi hari, kamu cukup mengucap salam, "Horas", maka akan disambut dengan jawaban "Horas" kembali. Maknanya selamat pagi tanpa harus menambahkan kata "pagi" dibelakang kata "Horas". Begitu juga dengan siang hari atau malam hari, kamu cukup mengucap kata "Horas" saja. Secara otomatis maknanya akan disesuaikan dengan waktu saat itu. Dengan demikian, frasa ini tidak mengenal batas waktu sebagaimana batas waktu dalam ucapan "selamat pagi".
Lebih dari Sekadar Sapaan
Kata yang sedemikian familiar ini sebenarnya memiliki arti yang sangat banyak dan majemuk dan situasional tergantung moment atau saat dimana kamu mengucap kata ini. Ada kala saat berada di acara adat formal maupun semi formal, orang tua Batak selalu bilang, "Sai Horas-horas ma ho amang da!", yang artinya "semoga kamu sehat-sehat terus yang anakku!". Makna yang terasa menyentuh hati.Â
Makna kata "horas" disini sudah berubah menjadi harapa agar selalu "sehat" sediakala dan "selamat sampai tujuan". Sebuah harapan tulus dari yang mengucapkan. Biasanya ini diucapkan saat acara adat, perpisahan, atau acara menyambut sebuah anggota keluarga baru (mantu atau anak yang baru lahir).
Pada lain situasi, kata horas juga bisa diucapkan untuk harapan kebahagiaan. Misalnya, "Sai Horas Maho dohot Sidoli tinodo ni rohami", yang artinya "semoga bahagia bersama dia pujaan hati kamu". Makna "Horas" disini disesuaikan menjadi harapan agar selalu hidup bahagia bersama dengan pasangannya.
Ada kala dalam situasi setelah mengalami pertikaian, kata horas juga menjadi penengah diantara pihak yang bertikai. " Sai horas ma dihita sude saluhutna" yang artinya semoga damai bersama kita semuanya. Maknanya disesuaikan menjadi harapan damai kepada seluruh orang/kelompok yang sedang berkumpul.
Pada suatu momen tertentu, misalnya dalam acara syukuran wisuda, kenaikan jabatan dan pangkat, promosi, dan lain-lain, orang batak selalu mengatakan " Horas ma ate dihamu", yang artinya "selama ya atas kesuksesannya". Makna "horas" pada momen ini disesuaikan dengan ucapan selama atas keberhasilan seseorang.
Kata "horas" pada saat acara resmi juga sering diucapkan dalam satu rangkaian kata hingga 3 kata sehingga menjadi " Horas...horas...horass" yang artinya "semoga selamat sampai tujuan, sehat selalu dan diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa". Maknanya berubah menjadi ucapan berkat kepada sesama yang mengucapkannya. Saling memberi ucapan berkat merupakan hal yang lazim dalam adat istiadat budaya Batak.
Kata "horas" juga sering diadopsikan kedalam doa jika doanya diucapkan dalam bahasa Batak. Misalnya "Asi roham Tuhan, Horasi ma saluhut akka huriamon" yang artinya, "Kasihani kami Tuhan, berkati seluruh jemaatmu ini". Kata horas bermakna menjadi permintaan dan permohonan berkat kepada Tuhan dalam doa.
Frasa yang beragam makna ini juga merupakan sebagai wujud dari cara kita menghormati orang lain. Jika sesama orang Batak bertemu, mengucap kata "Horas" bukan hanya sekedar ucapan semata, tetapi juga sebagai wujud memberikan rasa hormat kepada lawan bicara. Akan terasa beda maknanya jika sesame orang Batak yang sudah saling mengenal mengucapkan "Selamat pagi", bahkan terasa aneh dan janggal.
Karena kata "horas" ini bukan bermakna tunggal saja tetapi memilik banyak makna yang beragam tanpa mengenal batas waktu tetapi menyesuaikan situasi acara dan momen yang sedang berlangsung, kata ini akan beda makna jika penekanan vokalnya berbeda.
Misalnya untuk kata "horas" yang bermakna ucapan "salam", penekan katanya fokus pada huruf "o" sehingga penekanannya cukup vokal pada huruf "o" saja. Sehingga kesannya seperti kita mengucap kata "Hoooras" yang bermakna "Salam" atau "Selamat Pagi / Sore / Malam". Vokal "O" harus lebih tinggi daripada vokal "a" agar maknanya tepat.
Untuk makna yang lain misalnya kata horas yang bermakna semoga selamat sampai tujuan, permohonan berkat, harapan hidup bahagia, dan lain-lain, penekanan vokalnya berada pada huruf "a" sehingga terkesan seperti mengucapkan kata "Horaaas" dengan syarat bunyi huruf a pertama hingga ketiga semakin kuat penekanan vokalnya.Â
Bunyi kata ini akan berbeda dengan kata "Horas" yang bermakna ucapan salam sehingga saat mengucapkan kata tersebutpun kita bisa memaknai secara batiniah bahwa ada harapan tulus didalamnya.
Makna kata "Horas" yang beragam ini membuat banyak orang Batak begitu mengormati kata ini. Banyak yang menggunakan kata ini sebagai nama anaknya, dengan harapan semoga selalu sehat, sukses, dan dalam berkat Yang Maha Kuasa.Â
Tak sedikit orang Batak yang bernama Horas, sehingga kadang menjadi dilema bagi anak-anak yang ayahnya bernama "Horas" karena nama itu selalu diucapkan hampir setiap hari, setiap bertemu, setiap beracara, dan sertiap momen pertemuan formal maupun non formal.
Banyak juga yang menggunakan kata "Horas" sebagai nama usaha dengan harapan semoga usahanya lancar jaya, selalu menjadi berkat bagi orang lain dan tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti bangkrut, kecelakaan, dll.Â
Kata yang demikian familiar ini juga diharapkan setidaknya mudah diingat oleh banyak orang termasuk yang bukan dari suku Batak juga sehingga tidak perlu lagi promosi "Brand" kepada khalayak umum.
Untuk kamu yang tak ragu mengucap kata "horas" saat bertemu orang Batak atau sesama Batak, itu adalah sebuah kehormatan bagi kami orang Batak tanpa memandang bagaimana cara anda mengucapkannya sekaligus kami menaruh hormat yang luar biasa kepada kamu yang tak sungkan dan refleks mengucap kata tersebut. Wisatawan luar negeri juga sangat senang mengucap kata "horas" sebagaimana mereka senang mengucap "selamat pagi" kepada kita begitu mendengar kata Indonesia.
Kata "Horas" sudah bermakna universal, artinya bisa diucapkan oleh siapa saja tanpa memandang siapa dan darimana orang tersebut berasal. "Horas" memang dilahirkan untuk mempersatukan umat manusia oleh nenek moyang Batak.Â
Sebuah anugerah luar biasa dari sang Pencipta memberikan kata yang demikian unik sehingga bisa mempersatukan orang lewat satu kata tetapi maknanya sangat positif dan berusaha mengajak berdamai.
Horas ma dihamu, Horas ma nang diau, (Salam sehat untuk kamu pembaca sekalian, Salam sehat juga untukku)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H