Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membangun Infrastruktur Tanpa Utang, Mungkinkah?

14 Desember 2018   02:11 Diperbarui: 14 Desember 2018   02:17 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintah perlu mengurangi tarif untuk menambah rasio penerimaan pajak dan kepatuhan sebagai wajib pajak. Ilustrasi : Kompas.com

Dalam 4 tahun terakhir ini, pemerintah selain menambah pinjaman luar negeri juga melakukan pembayaran utang yang tidak sedikit.  Ada Rp 1.600 Triliun yang telah disodorkan oleh pemerintah untuk pembayaran utang, meskipun sebagian besar untuk membayar beban bunga utang luar negeri. 

Hingga sekarang, Utang luar negeri telah mencapai Rp 5.410 Triliun per oktober 2018, tentu beban bunga terhadap nilai utang tersebut akan semaki besar dan dipastikan akan melebihi Rp 500 Triliun setiap tahunnya.

Nilai tersebut memang masih relatif aman karena rasionya terhadap PDB masih dalam nilai 30,31%. Dalam laporan APBN kita, pemerintah menilai rasio utang saat ini masih dalam kondisi aman karena masih berada dibawah batas yang ditetapkan dalam UU keuangan negara yaitu 60% terhadap PDB.

Dengan pelibatan BUMN dengan APBN, BUMD dengan APBD, dunia usaha dan swasta dengan investasi dalam negeri maupun luar negeri, maka pemerintah bisa menekan jumlah utang sehingga nilai anggaran tersebut benar-benar produktif. 

Pembangunan infrastrutur tanpa melibatkan utang mungkin sebuah hal yang mustahil untuk dilakukan, tetapi setidaknya dengan melakukan strategi public private partnership , penurunan tarif pajak untuk meningkatkan rasio penerimaan pajak akan bisa mengurangi jumlah beban negara terhadap utang setiap tahunnya.

Utang akan berkurang setiap tahunnya, pembangunan infrastruktur tetap berjalan dan kebermanfaatannya bisa dirasakan sejak dini tanpa harus mengorbankan energi berlebih dengan fokus besar untuk pembayaran utang.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun