Riuh lalu lalang kendaraan
ribuan berdesak-desakan
ratusan sikut-sikutan
saling berlomba ke depan
.
Jalanan sibuk tak menentu
Tiada celah untuk mengalah
Orang lelah seperti kehilangan arah
Wajah buram bak sayur kurang garam
.
Kebisingan pun merajai
Debu panas menemani
Haus dan lapar membayangi
Nyaris tak ada yang peduli
.
Hei, tunjukkan padaku!
satu saja sudut kota yang indah
meski keramaian mengerumuninya
.
Hei, carikan aku!
senyum tawa nan sumringahÂ
meski peluh basahi wajah
.
Kala macet melanda,Â
sesak membara di dada
Huh! Entah kapan ia 'kan tiada
.
Kala macet melanda,
Ku bayangkan lembayung senja
dan rinai hujan membasahi bunga
Sungguh, teduh nian rasanya!
.
.
Jakarta, 31 Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H