Mohon tunggu...
Jessyka Malau
Jessyka Malau Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Penikmat musik dan kopi hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kala Macet Melanda

1 September 2018   01:24 Diperbarui: 1 Oktober 2018   20:53 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Riuh lalu lalang kendaraan

ribuan berdesak-desakan

ratusan sikut-sikutan

saling berlomba ke depan

.

Jalanan sibuk tak menentu

Tiada celah untuk mengalah

Orang lelah seperti kehilangan arah

Wajah buram bak sayur kurang garam

.

Kebisingan pun merajai

Debu panas menemani

Haus dan lapar membayangi

Nyaris tak ada yang peduli

.

Hei, tunjukkan padaku!

satu saja sudut kota yang indah

meski keramaian mengerumuninya

.

Hei, carikan aku!

senyum tawa nan sumringah 

meski peluh basahi wajah

.

Kala macet melanda, 

sesak membara di dada

Huh! Entah kapan ia 'kan tiada

.

Kala macet melanda,

Ku bayangkan lembayung senja

dan rinai hujan membasahi bunga

Sungguh, teduh nian rasanya!

.

.

Jakarta, 31 Agustus 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun