Mohon tunggu...
Jessy Fransiska
Jessy Fransiska Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pelajar

selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bertahan dari Kerasnya Budaya Luar

18 Februari 2021   16:42 Diperbarui: 18 Februari 2021   17:44 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mengenakan kebaya sebagai tanda mencitai kebudayaan Indonesia. (dokumentasi pribadi)

Indonesia menjadi negara dengan populasi terpadat keempat di dunia. Ratusan juta jiwa yang diketahui tersebar di sekitar 17.504 pulau. Tentunya, dalam perkumpulan masyarakat tersebut akan membentuk suatu tradisi, budaya, ras, suku, budaya, status sosial, dan perbedaan-perbedaan lain disetiap daerahnya. Namun, perbedaan tersebut tidak membuat masyarakat Indonesia memiliki sikap tidak saling menghargai satu dengan yang lainnya, tetapi kita saling menghargai dan menghormati.

Bukan hanya dengan orang- orang yang berada jauh dari kita, tetapi kita dapat melakukan itu terhadap orang sekitar kita, hingga lingkungan masyarakat yang lebih luas lagi. Tentunya, didalam kita bermasyarakat pastinya memiliki perkembangan, entah itu kearah yang positif maupun yang negatif.

Istilah pemberdayaan, pastinya sudah tidak asing lagi kita dengar atau lihat dalam kehidupan kita, terlebih lagi dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Pyne (1991), Pemberdayaan komunitas merupakan upaya sekumpulan orang perorangan maupun kelompok yang bersangkutan dalam mencapai kehidupan yang adil dan beradab, serta kesejahteraan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya.

Pemberdayaan komunitas merupakan suatu hal yang diupayakan dengan tujuan untuk membentuk sikap atau perilaku individu dan masyarakat kearah yang mandiri. Kemandirian tersebut didefinisikan luas, termasuk cara berperilaku, cara berpikir, dan yang lainnya. Hal yang terpenting, pastinya masyarakat ingin mencapai kesejahteraan dalam bidang apapun.

Banyak hal yang dapat diperhatikan dalam pengarahan pemberdayaan komunitas, untuk menigkatkan kemampuan sumber daya manusia, seperti kesehatan, pekerjaan, pendidikan, dan yang lainnya. kita harus memahami potensi yang ada pada diri kita, bukan hanya itu tetapi kita juga harus mengarahkan diri kita sendiri kearah yang lebih baik lagi. Kita harus menjadi masyarakat yang berdaya, yang tahu dan mengerti dalam setiap situasi yang ada.

Sebagai masyarakat yang memiliki suku bangsa yang berbeda- beda disetiap daerahnya, kita harus memproteksi dan mempertahankan kebudayaan- kebudayaan, beserta yang lainnya yang kita miliki. Kebudayaan tersebut kita dapat dari daerah- daerah yang berada di negara kita, yaitu Indonesia. Dalam daerah yang kita duduki, pasti saja memiliki perbedaa- perbdaan yang dijunjung tinggi nilainya.

Menurut S. Swars secara konseptual, kearifan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional. Kearifan lokal adalah nilai yang dianggap baik dan benar sehingga dapat bertahan dalam waktu yang lama, bahkan melembaga (Mariane, 2014).

Perilaku dan budaya yang kita dapatkan, merupakan suatu bentuk warisan budaya Indonesia yang telah kita dapatkan dan kembangkan sejak dari nenek moyang kita. Di dalam kearifan lokal terkandung nilai-nilai, norma-norma, sistem kepercayaan, dan ide-ide masyarakat setempat. Maka dari itu, dapat dilihat bahwa tiap daerah memiliki perbedaan yang unik.

Kearifan lokal memiliki manfaat dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut dapat membuat masyarakat menjadi berkembang secara berkelanjutan dan melanjutkan hidup kita. Seolah- olah kearifan lokal menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Kearifan lokal dpaat mengembangkan diri kita, seperti membuat kita saling menghargai dan membuat kita menjadi lebih cerdas dalam memilah dalam segala hal. Maka dari itu, kearifan lokal merupakan suatu hal yang penting bagi masyarakat.

Pastinya, kearifan lokal yang kita miliki harus selalu dilestarikan sampai kapanpun. Banyak sekali cara bagi kita, sebagai suatu masyarakat tak henti- hentinya melestarikan kearifan yang dimiliki wilayah kita. Apalagi, sekaraang ini kita berada ditengah- tengah era peradaban yang semakin ketat. Upaya yang dapat kita lakukan seperti memperkenalkan dan mengajarkan kebudayaan yang kita miliki kepada orang lain, maupun kepada negara lain. Kita sendiri harus memahami kebudayaan kita, sebelum menyampaikan dan memperkenalkan kebudayaan kita kepada masyarakat luas.

Sekarang ini, sangat mudah bagi kita untuk menyebarluaskan berita kepada masyarakat luas. Contohnya, dengan menggunakan sosial media kita dapat memposting apapun disitu. Kita dapat memperlihatkan betapa indahnya dan uniknya kebudayaan yang kita miliki. Dengan memposting kebbenaran kebudayaan kita dengan baik, maka akan dilihat oleh orang- orang diberbagai penjuru dunia, dan secara tidak langsung kita telah memperkenalkan budaya kita kepada masyarakat luas.

Ada baiknya juga, kita mengenal budaya- budaya lain agar kita dapat memperluas pengetahuan kita. Tentu saja, kita tidak menginginkan efek buruk globalisasi datang kepada negara kita. Namun, banyak anak muda saat ini bukan hanya mengenal budaya luar saja, tetapi mereka sudah terpengaruh dengan budaya- budaya yang dari luar, apalagi diera seperti ini dimana kita dengan sangat mudah dapat mengakses segala hal.

Hal itu, merupakan hal buruk yang dirasakan dari hasil globalisasi. Masuknya budaya luar. Banyak dari masyarakat, terlebih lagi para remaja menjadi kebablasan dalam menyikapi masuknya kebudayaan tersebut. Bukan berarti kita tidak boleh mengenal budaya asing, tetapi kita harus memiliki filter bagi diri kita sendiri. Kita ahrus mengetahui apa dampak positif dan negatif, jika kita mengikuti kebudayaan tersebut. Perbedaan dari masing-masing daerah wajib dihargai, dalam segi apapun yang dapat kita lihat dan rasakan.

Banyak sekali strategi yang dapat kita lakukan untuk pemberdayaan komunitas, yang komunitasnya itu adalah kita sendiri sebagai masyarakat. Semua pihak bebas menentukan kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan setiap pihak. Bukan hanya itu saja, tetapi ada juga pihak yang sangat berpengaruh dalam membuat keputusan. Lalu, pendidikan bagi kepentingan bersama juga sangat penting dan dibutuhkan sebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa perilaku dan budaya yang kita dapatkan, merupakan suatu bentuk warisan budaya Indonesia yang telah kita dapatkan dan kembangkan sejak dari nenek moyang kita. Pastinya, kearifan lokal yang kita miliki harus selalu dilestarikan sampai kapanpun. Apalagi, pada masa sekarang ini kita berada ditengah- tengah era peradaban yang semakin ketat. Sangat mudah bagi kita untuk terpangruh dari budaya- budaya luar, tetapi kita harus menguatkan diri kita agar terus mencintai budaya yang terdapat pada negri kita. Kita harus menjaga dan melestarikan kearifan lokal yang kita miliki. Jika bukan kita, siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun