Mohon tunggu...
Jessy Fransiska
Jessy Fransiska Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pelajar

selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bertahan dari Kerasnya Budaya Luar

18 Februari 2021   16:42 Diperbarui: 18 Februari 2021   17:44 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mengenakan kebaya sebagai tanda mencitai kebudayaan Indonesia. (dokumentasi pribadi)

Sekarang ini, sangat mudah bagi kita untuk menyebarluaskan berita kepada masyarakat luas. Contohnya, dengan menggunakan sosial media kita dapat memposting apapun disitu. Kita dapat memperlihatkan betapa indahnya dan uniknya kebudayaan yang kita miliki. Dengan memposting kebbenaran kebudayaan kita dengan baik, maka akan dilihat oleh orang- orang diberbagai penjuru dunia, dan secara tidak langsung kita telah memperkenalkan budaya kita kepada masyarakat luas.

Ada baiknya juga, kita mengenal budaya- budaya lain agar kita dapat memperluas pengetahuan kita. Tentu saja, kita tidak menginginkan efek buruk globalisasi datang kepada negara kita. Namun, banyak anak muda saat ini bukan hanya mengenal budaya luar saja, tetapi mereka sudah terpengaruh dengan budaya- budaya yang dari luar, apalagi diera seperti ini dimana kita dengan sangat mudah dapat mengakses segala hal.

Hal itu, merupakan hal buruk yang dirasakan dari hasil globalisasi. Masuknya budaya luar. Banyak dari masyarakat, terlebih lagi para remaja menjadi kebablasan dalam menyikapi masuknya kebudayaan tersebut. Bukan berarti kita tidak boleh mengenal budaya asing, tetapi kita harus memiliki filter bagi diri kita sendiri. Kita ahrus mengetahui apa dampak positif dan negatif, jika kita mengikuti kebudayaan tersebut. Perbedaan dari masing-masing daerah wajib dihargai, dalam segi apapun yang dapat kita lihat dan rasakan.

Banyak sekali strategi yang dapat kita lakukan untuk pemberdayaan komunitas, yang komunitasnya itu adalah kita sendiri sebagai masyarakat. Semua pihak bebas menentukan kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan setiap pihak. Bukan hanya itu saja, tetapi ada juga pihak yang sangat berpengaruh dalam membuat keputusan. Lalu, pendidikan bagi kepentingan bersama juga sangat penting dan dibutuhkan sebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa perilaku dan budaya yang kita dapatkan, merupakan suatu bentuk warisan budaya Indonesia yang telah kita dapatkan dan kembangkan sejak dari nenek moyang kita. Pastinya, kearifan lokal yang kita miliki harus selalu dilestarikan sampai kapanpun. Apalagi, pada masa sekarang ini kita berada ditengah- tengah era peradaban yang semakin ketat. Sangat mudah bagi kita untuk terpangruh dari budaya- budaya luar, tetapi kita harus menguatkan diri kita agar terus mencintai budaya yang terdapat pada negri kita. Kita harus menjaga dan melestarikan kearifan lokal yang kita miliki. Jika bukan kita, siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun