Mohon tunggu...
Jessica Clarissa
Jessica Clarissa Mohon Tunggu... Guru - jessica

---

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kunjungan ke Rumah Pengasingan Soekarno

31 Maret 2019   15:15 Diperbarui: 4 Juli 2021   19:36 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Pengasingan Soekarno (dokpri)

Pada tanggal 22 Maret 2019, saya dan beberapa teman-teman saya mengunjungi salah satu tempat bersejarah yang dikenal dengan nama Rumah Pengasingan Soekarno-Hatta. Tempat ini terletak di kawasan Rengasdengklok, Karawang. Di dekat Rumah Pengasingan Soekarno dan Hatta terdapat permukiman warga, persawahan, serta alun-alun Rengasdengklok. 

Perjalanan diawali dari sekolah Dian Harapan menuju ke Rengasdengklok selama kurang lebih 2 jam menggunakan mobil. Daerah Rengasdengklok merupakan daerah yang masih belum begitu berkembang, tetapi masih asri karena masih dikelilingi oleh persawahan serta perkebunan. 

Di dekat Rumah Pengasingan Soekarno-Hatta terdapat alun-alun Rengasdengklok, tugu proklamasi, serta beberapa karikatur dan lukisan-lukisan yang menggambarkan suasana pada masa penjajahan dahulu. Hal tersebut membuat saya terkesan karena peristiwa-peristiwa penting dicatat dan perjuangan para pahlawan sangat diapresiasi dan dihargai oleh masyarakat setempat. 

Baca juga : Bengkulu adalah Kota Pengasingan Bung Karno

Ketika berbicara mengenai Rengasdengklok, hal itu tidak akan terlepas dari peristiwa bersejarah yakni "penculikan" Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta. Peristiwa ini terjadi pada 16 Agustus 1945. Hal yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa ini adalah keinginan golongan muda untuk segera melaksanakan kemerdekaan Indonesia.

Para golongan muda yakni Soekarni, Wikana, dan Chaerul Saleh menginginkan proklamasi kemerdekaan untuk segera dilaksanakan tanpa adanya campur tangan pihak asing, yakni Jepang. 

Baca juga : Pengasingan yang Penuh Makna

Sementara, terdapat perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua sehingga golongan muda "menculik" golongan tua yakni Soekarno dan Hatta dan mengamankannya di Rengasdengklok, Karawang. Soekarno dan Hatta diamankan di rumah milik Djiaw Kie Siong yang terletak dekat dengan markas PETA (pembela Tanah Air). 

Djiaw Kie Siong adalah seorang petani keturunan etnis Tionghoa. Pada awalnya, Djiaw Kie Siong tidak mengetahui dengan jelas mengenai peristiwa ini, tetapi beliau membantu meminjamkan rumahnya yang kemudian didiami oleh Soekarno dan Hatta. Rumah beliau dipilih sebagai tempat pengasingan Soekarno dan Hatta karena rumahnya dikelilingi oleh pohon-pohon sehingga memudahkan untuk menutupi jejak para proklamator dari penjajah Jepang. 

Di rumah milik Djiaw Kie Siong, penulisan naskah dan konsep proklamasi mulai dikerjakan oleh Soekarno dan Hatta. Terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua. 

Golongan muda menginginkan agar proklamasi dilaksanakan sesegera mungkin tanpa melalui persetujuan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) karena PPKI dianggap terpengaruh oleh hasutan penjajah yakni Jepang. 

Baca juga : Menyinggahi Sejarah pada Rumah Pengasingan Presiden Sukarno di Berastagi

Namun, golongan tua yakni Soekarno dan Hatta berkata bahwa pelaksanaan proklamasi kemerdekaan harus didasari dan dijalankan sesuai dengan prosedur PPKI. 

Pada tahun 1957, terjadi abrasi di sungai Citarum. Rumah Djiaw Kie Siong terletak di tepi sungai citarum sehingga demi mengamankan rumah bersejarah ini, Djiaw kie Siong memiliki inisiatif untuk memindahkan rumahnya sejauh kurang lebih 150 meter dari sungai Citarum. 

Rumah pengasingan ini masih sama seperti jaman penjajahan dulu, tetapi beberapa perabotan yang digunakan oleh Soekarno dan Hatta telah dipindahkan ke Museum Wangsit Siliwangi yang terletak di Bandung. 

Di rumah pengasingan ini, dipajang beberapa foto kedua proklamator yakni Soekarno dan Hatta. Di dinding rumah ini, terdapat foto-foto pemerintah seperti calon Presiden yakni Jokowi dan Prabowo ketika berkunjung. Rumah pengasingan berwarna hijau kebiru - biruan. Ketika masuk ke ruangan depan rumah pengasingan, terpajang foto Djiaw Kie Siong dan foto Soekarno Hatta. 

Pada bagian kiri dan kanan terdapat kamar yang dahulu ditempati oleh Soekarno dan Hatta. Rumah pengasingan ini masih begitu dirawat. Hal tersebut dibuktikan dari bersihnya ruangan serta tertatanya perabotan-perabotan yang terdapat di rumah ini. 

Setelah melakukan kunjungan ke Rumah Pengasingan Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok, saya begitu terkesan dengan peristiwa yang telah terjadi. Djiaw Kie Siong memiliki peran yang begitu besar dan berarti di dalam proses pelaksanaan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Beliau dengan rela dan dengan penuh kepercayaan memberikan tempat persembunyian bagi kedua proklamator agar tidak diketahui jejaknya oleh penjajah Jepang. 

Sebagai siswa dan generasi penerus bangsa Indonesia, kita harus belajar untuk menghargai perjuangan para pahlawan yang telah berjuang mati-matian demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Jika mereka tidak berjuang, tentu saja sampai sekarang masih terjadi penjajahan yang memakan banyak korban. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus berjuang memajukan negara kita. 

Namun, bukan berarti kita harus melakukan perlawanan fisik. Kita dapat memajukan negara ini dengan cara belajar dengan giat, berkunjung ke museum-museum serta tempat-tempat bersejarah. Kita juga harus meneladani sikap-sikap baik dari para pahlawan yakni lapang dada, pantang menyerah, tidak mudah putus asa, berpikir kritis, serta rela berkorban. 

Maka dari itu, saya ingin mengajak para pembaca untuk mengunjungi rumah bersejarah ini. Rumah Pengasingan Soekarno Hatta merupakan rumah yang mencetak begitu banyak peristiwa penting dan bersejarah. Dengan adanya kunjungan ke rumah ini, kita dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai peristiwa persiapan proklamasi. 

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang telah berkembang, kita dapat mempromosikan agar pengguna media sosial menyempatkan waktu untuk mengunjungi rumah ini. Kita dapat memberikan rute perjalanan agar memudahkan masyarakat untuk mengunjungi rumah ini. 

Saya sebagai generasi muda juga sangat menghargai perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan. Pada era sekarang, persaingan yang dilakukan antar negara bukan lagi perlawanan dan perjuangan fisik melainkan persaingan di dalam bidang-bidang seperti ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan negara. 

Maka sebagai generasi penerus bangsa, kita harus memanfaatkan kemajuan teknologi agar pendidikan di negara Indonesia tersebar merata sehingga anak-anak muda dapat bersekolah tinggi dan memajukan negara. 

Saya juga ingin memberikan pesan bagi pengunjung tempat-tempat bersejarah agar membantu menjaga kebersihan tempat ini. Kita tidak perlu membantu membersihkan seperti menyapu, mengepel, dan lainnya tetapi kita dapat membantu menjaga kebersihan cukup dengan tidak membuang sampah sembarangan. Jika tempat bersejarah bersih, tentunya para pengunjung akan merasa lebih nyaman karena tidak merasa terganggu oleh bau sampah dan pemandangan yang kotor. 

Setelah mengetahui perjalanan panjang yang dialami oleh pahlawan demi kemerdekaan Indonesia,  saya menyadari bahwa perjuangan itu merupakan hal yang sangat berharga. Para pahlawan tidak pamrih dalam perjuangan yang mereka lakukan, serta mereka rela berjuang mati-matian bertumpah darah. Hal kecil yang dapat saya lakukan untuk menghargai dan mengapresiasi perjuangan para pahlawan adalah dengan cara mengikuti upacara dengan tertib. 

Saya tidak boleh mengganggu orang lain dan saya harus serius ketika mengikuti upacara. Saya harus mengenakan atribut lengkap terutama topi upacara serta melakukan sikap hormat dengan tepat. Saya juga dapat menghargai perjuangan para pahlawan dengan cara bersikap serius dan hening ketika melaksanakan kegiatan hening cipta. 

Saya berharap dengan adanya tulisan ini, saya dapat memberikan edukasi bagi para pembaca agar lebih menghargai perjuangan para pahlawan, terutama dengan cara mengunjungi rumah bersejarah yakni Rumah Pengasingan Soekarno Hatta yang terletak di Rengasdengklok.

Sekian, terimakasih. 

Sumber : https://www.rappler.com/indonesia/ayo-indonesia/178701-rumah-sejarah-rengasdengklok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun