Mohon tunggu...
Jessica Anjelina Situmorang
Jessica Anjelina Situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Akuntansi/Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Sarjana Akuntansi - NIM 43222120038 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2-Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

20 November 2024   00:15 Diperbarui: 20 November 2024   18:53 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan empati, pejabat publik atau individu yang memiliki posisi penting akan lebih sensitif terhadap dampak dari keputusan mereka terhadap masyarakat.

Pelatihan spiritual, yang bisa berupa meditasi atau latihan pengelolaan pikiran dan perasaan, membantu individu untuk menjadi lebih peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu menahan diri dari tindakan yang merugikan orang banyak. 

Selain itu, pelatihan ini juga dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang, yang pada gilirannya akan membantu mereka untuk membuat keputusan yang lebih objektif dan lebih bermanfaat bagi semua pihak.

Penerapan Prinsip Marem, Tenteram, Lila, Legawa

Prinsip marem, tenteram, lila, legawa yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram adalah nilai-nilai kebatinan yang sangat relevan dalam membentuk seorang pemimpin yang tidak terjebak dalam korupsi. Prinsip-prinsip ini mengajarkan kita untuk tidak mudah tergoda oleh ambisi atau keinginan berlebihan, dan untuk selalu mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.

Marem: Rasa Cukup

Prinsip pertama adalah marem, yang berarti merasa cukup atau puas dengan apa yang dimiliki. Pemimpin yang menerapkan prinsip ini tidak akan merasa terobsesi untuk terus mengejar kekayaan atau kekuasaan, karena mereka sudah merasa puas dengan apa yang mereka miliki. 

Rasa cukup ini mencegah pemimpin untuk jatuh dalam godaan mengambil keuntungan dari posisinya dengan cara yang tidak etis atau ilegal. Prinsip ini sangat penting untuk mencegah korupsi, karena ketamakan sering kali menjadi penyebab utama dari tindakan koruptif.

Tenteram: Ketenangan Batin

Prinsip tenteram mengajarkan pentingnya ketenangan batin. Seorang pemimpin yang tenang dapat membuat keputusan yang bijaksana dan adil, meskipun dalam kondisi tekanan yang tinggi. Ketika seseorang tidak terpengaruh oleh emosi atau tekanan dari luar, mereka akan lebih mampu untuk menghindari keputusan yang salah atau merugikan banyak orang. Prinsip ini sangat relevan untuk pemimpin yang harus membuat keputusan-keputusan besar yang dapat mempengaruhi banyak orang.

Lila: Keikhlasan

Prinsip lila mengajarkan untuk rela menerima keadaan dengan ikhlas, tanpa rasa penyesalan atau keluhan. Pemimpin yang mengamalkan prinsip ini akan lebih mudah untuk menerima hasil dari keputusan yang mereka ambil, baik itu sukses maupun gagal, tanpa merasa perlu untuk menyalahgunakan posisinya demi keuntungan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun