Stunting adalah sebuah kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan ekonomi individu serta masyarakat. Dampak ekonomi stunting dapat berupa beban kesehatan tambahan, pendidikan khusus, dan produktivitas yang rendah, serta menghambat potensi generasi masa depan.
Beban Ekonomi StuntingÂ
Â
Stunting dapat mengakibatkan beban ekonomi yang besar, baik bagi individu maupun masyarakat. Beban ini dapat berupa biaya perawatan kesehatan tambahan, pendidikan khusus, dan biaya produktivitas yang rendah. Stunting juga dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak-anak, yang pada gilirannya dapat mengurangi produktivitas mereka saat dewasa. Hal ini dapat menghambat upaya Indonesia untuk menjadi negara yang berdaya saing tinggi di pasar global.
Stunting Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja di Masa Depan
Â
Stunting memiliki dampak yang signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja di masa depan. Berikut beberapa cara stunting mempengaruhi produktivitas tenaga kerja:
Keterbelakangan Mental: Stunting dapat memperlambat perkembangan otak, yang pada gilirannya dapat menghambat kemampuan belajar dan meningkatkan risiko keterbelakangan mental. Keterbelakangan mental ini dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk berkontribusi secara optimal dalam industri dan ekonomi, sehingga mengurangi produktivitasnya.
Rendahnya Kemampuan Belajar: Stunting juga dapat berdampak pada rendahnya kemampuan belajar, yang dapat menghambat kemampuan seseorang untuk meningkatkan kemampuan profesional dan meningkatkan produktivitasnya.
Risiko Penyakit Kronis: Stunting dapat meningkatkan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas. Penyakit-penyakit ini dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk bekerja secara efektif dan meningkatkan biaya kesehatan, sehingga mengurangi produktivitasnya.
Penurunan Literasi: Stunting dapat berdampak pada penurunan literasi seseorang, yang dapat menghambat kemampuan seseorang untuk meningkatkan kemampuan profesional dan meningkatkan produktivitasnya.
Kurangnya Kekuatan Ekonomi: Stunting dapat menghambat pembangunan bangsa dan mengakibatkan jutaan orang di bawah kemiskinan yang seharusnya bisa dihindari. Hal ini dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi kemampuan negara untuk meningkatkan kekuatan ekonominya.
Dengan demikian, stunting dapat berdampak pada produktivitas tenaga kerja di masa depan dengan cara menghambat perkembangan otak, rendahnya kemampuan belajar, risiko penyakit kronis, penurunan literasi, dan kurangnya kekuatan ekonomi. Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu dilakukan upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran akan gizi seimbang dan mencegah stunting.
Untuk mengurangi dampak ekonomi stunting, beberapa langkah dapat dilakukan:
Memenuhi Kebutuhan Gizi Sejak Hamil: Ibu yang sedang mengandung harus mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, serta rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
ASI Eksklusif Sampai Bayi Berusia 6 Bulan: Berikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
Peningkatan Akses Sanitasi: Meningkatkan akses sanitasi yang layak di seluruh wilayah Indonesia, sehingga anak-anak dapat hidup dalam lingkungan yang sehat dan bersih.
Peningkatan Kualitas Gizi: Meningkatkan kualitas gizi dengan memenuhi kebutuhan gizi anak sejak masa kehamilan, serta memberikan makanan pendamping ASI yang cukup jumlah dan kualitasnya.
Selain itu saya sebagai Mahasiswa Universitas Airlangga ikut serta dalam program pemerintah yang sedang dilakukan untuk mengurangi stunting antara lain:
- Peningkatan Gizi Masyarakat: Program ini dilakukan melalui pemberian makanan tambahan (PMT) untuk meningkatkan status gizi anak. Kementerian Kesehatan telah melaksanakan program ini di Papua dan Papua Barat, serta di 514 Kabupaten/Kota lainnya.
- Sanitasi Berbasis Lingkungan: Program ini bertujuan meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan, seperti peningkatan akses ke air bersih dan sanitasi yang layak. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko serangan penyakit yang dapat menyebabkan stunting.
- Posyandu Balita dan Ibu Hamil: Program ini meliputi beberapa kegiatan, seperti posyandu balita dan ibu hamil, serta pemberian snack sehat dan suplemen pengiring untuk balita yang terindikasi stunting.
- Budidaya Ternak Ayam Petelur sebagai Lumbung Protein Stunting**: Program ini bertujuan meningkatkan ketersediaan protein seimbang untuk masyarakat, terutama bagi balita yang terindikasi stunting.
- Pemberian Suplemen Zat Besi: Program ini dilakukan untuk meningkatkan status gizi ibu hamil dan balita, serta mencegah kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan stunting.
- Peningkatan Kualitas Gizi: Program ini dilakukan melalui pemberian makanan seimbang dan bergizi, serta rutin memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan, terutama bagi ibu hamil dan balita.
- Pemberian ASI Eksklusif: Program ini bertujuan meningkatkan status gizi balita dengan memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.
- Peningkatan Literasi: Program ini dilakukan melalui edukasi dan peningkatan literasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pencegahan stunting.
- Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah: Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam menangani stunting, melalui pendanaan dan dukungan teknis dari pemerintah pusat.
- Peningkatan Kapasitas Posyandu: Program ini dilakukan melalui peningkatan kapasitas posyandu balita dan ibu hamil, serta peningkatan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan.
Â
Pengaruh Ekonomi Keluarga
Keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah memiliki kemampuan daya beli rendah sehingga sulit memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan lain-lain. Kemiskinan juga berdampak pada minimnya akses masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, kemiskinan dianggap menjadi faktor yang signifikan dalam menurunkan prevalensi stunting.
Â
KesimpulanÂ
Stunting memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan ekonomi individu serta masyarakat. Untuk mengurangi dampak ekonomi stunting, perlu dilakukan upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan. Kita sebagai Mahasiswa  Universitas Airlangga sebagai generesi muda harus ikut serta dan andil  program pemerintah, dalam membebaskan stunting.  Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, memberikan ASI eksklusif, meningkatkan akses sanitasi, dan meningkatkan kualitas gizi. Dengan demikian, permasalahan stunting dapat diatasi dan potensi generasi masa depan dapat tercapai sepenuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H