Hai pembaca Kompasiana! Kali ini saya akan membahas apakah benar sebagian besar serangan jantung terjadi pada orang yang memiliki kadar kolesterol normal? Â Sebelumnya, mari kita ketahui terlebih dahulu lebih dalam apa sebenarnya serangan jantung itu.
Jantung adalah organ yang bekerja dalam sistem peredaran darah. Jantung memompa darah lewat pembuluh darah dengan kontraksi berirama yang berulang. Jantung memompa darah yang menyuplai nutrisi dan oksigen dalam tubuh. salah satu penyakit jantung adalah serangan jantung.Â
Serangan jantung atau infark miokardial adalah kondisi dimana aliran darah menuju jantung terhenti atau terhambat sehingga sebagian sel jantung menjadi rusak atau mati, hal ini tentunya berakibat fatal meskipun aliran jantung terhenti hanya sesaat saja.
Serangan jantung biasa disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner adalah kondisi dimana pembuluh darah utama yang menyuplai darah ke jantung mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi bisa disebabkan oleh terbentuknya plak menyerupai lilin dalam arteri jantung yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah, hal ini biasa disebut atherosclerosis. Plak terbentuk dari penimbunan lemak, kolesterol, dan unsur lainnya.
Penyempitan pembuluh darah menyebabkan darah yang dapat mengalir hanya sedikit, dan kepingan darah dapat menumpuk di depan plak yang retak, lalu menyebabkan penggumpalan. Akhirnya, penggumpalan darah ini akan menghambat pasokan darah dan oksigen ke jantung, lalu menyebabkan serangan jantung.
Kolesterol adalah jenis lemak yang disebut steroid yang memiliki struktur kimia khusus. Kolesterol dalam tubuh dibagi menjadi 2, yaitu Kolesterol Baik (High Density Lipoprotein) dan Kolesterol Jahat (Low Density Lipoprotein). HDL merupakan jenis kolestrol yang dapat melarutkan LDL dalam tubuh. Kadar normal kolesterol dalam tubuh adalah 160-200mg.
Kembali lagi ke pertanyaan kita diawal, apakah benar jika sebagian besar serangan jantung terjadi pada orang yang memiliki kadar kolesterol normal? Jawabannya adalah benar. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Kolesterol yang normal bukanlah jaminan seseorang bebas dari serangan jantung. Meskipun anda sudah melakukan pengecekan kolesterol dan ternyata mendapat hasil kadar yang normal, hal ini bukanlah garansi jika anda bisa terbebas dari serangan jantung.
Yang pertama, Sudah terbukti dari beberapa penelitian bahwa sebagian besar penderita serangan jantung memiliki kadar kolesterol yang normal. Berdasarkan sebuah penelitian di University of California, Los Angeles (UCLA), sebesar 75 persen pasien serangan jantung yang dilarikan ke rumah sakit memiliki kadar kolesterol yang normal. Selain itu, dr. Deepak L. Bhatt dari Harvard Medical School, seorang spesialis jantung dan peneliti, juga menyatakan bahwa kira-kira 50 persen orang yang terkena serangan jantung memiliki kadar kolesterol yang wajar atau tidak menghawatirkan. Ada banyak sekali hal lain yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
Alasan yang kedua adalah bahwa serangan jantung tidak hanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner saja. Terdapat banyak hal lain yang dapat menyebabkan serangan jantung, seperti penyumbatan pembuluh darah kecil (Iskemi), spasme hebat, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, Aneurisma, Hipoaksia atau kekurangan oksigen di dalam darah, miokarditis, hypertrophic cardiomyopathy, juga karena adanya robekan pada arteri jantung.
Penyumbatan pembuluh darah kecil disebabkan oleh kolesterol, juga diabetes. Penyumbatan pembuluh darah kecil ini menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku sehingga tidak dapat mengalirkan darah secara maksimal. Jika penyumbatan terjadi jumlahnya banyak dan terjadi di seluruh tubuh, hal ini akan menyebabkan pasokan darah oksigen dalam jantung tidak terpenuhi. Kondisi ini disebut Iskemia, dan hal ini dapat mengakibatkan serangan jantung.
Spasme pada jantung adalah kejang otot yang terjadi pada arteri koroner yang memotong aliran darah sehingga pasokan darah ke jantung berkurang. Spasme dapat terjadi di arteri koroner yang tidak terpengaruh atherosclerosis, atau tidak terdapat penyempitan pembuluh darah. Spasme bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu penyalahgunaan obat-obat terlarang seperti kokain, stress berat, dan juga merokok.
Aneurisma adalah kondisi dimana dinding pembuluh darah yang melemah yang kemudian tidak dapat menahan tekanan darah yang mengalir melewati pembuluh darah tersebut, hingga pembuluh darahpun dapat mengalami keretakan. Keretakan ini dapat menyebabkan aliran darah terhambat. Jika Aneurisma terjadi pada pembuluh darah koroner, maka serangan jantung bisa saja terjadi.
Hipoaksia disebabkan oleh keracunan karbon monoksida yang menyebabkan darah tidak dapat mengikat oksigen dan menyebabkan darah kita kekurangan oksigen. Akibatnya, tubuh kita tidak mendapat asupan oksigen yang cukup yang membuat kerja tubuh kita menjadi menurun, dan kekurangan oksigen dapat menyebabkan serangan jantung.
Miokarditis adalah peradangan pada lapisan otot dinding jantung. Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi dari antigen. Sistem imun kita akan menyerang antigen tersebut dan menyebabkan peradangan. Otot dinding jantung bertugas memompa darah masuk dan keluar dari jantung ke seluruh bagian tubuh. Jika otot tersebut meradang, otot akan melemah, dan darah tidak akan terpompa dengan baik, sehingga menyebabkan permasalahan seperti detak jantung yang tidak teratur, kesulitan bernapas, dan pada kasus ekstrim dapat menyebabkan serangan jantung dan kerusakan jantung.
Hypertrophic cardiomyopathy adalah mutasi gen pada otot jantung yang ditandai oleh membesarnya sel-sel otot jantung. Perbesaran sel ini kemudian membuat dinding ventrikel atau bilik yang seharusnya memompa darah menebal, sehingga dapat menghambar aliran darah. Ventrikel kemudian harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, dan menyebabkan aliran oksigen terganggu.
Tidak bisa dipungkiri bahwa penyakit jantung koroner menjadi salah satu penyebab utama serangan jantung. Namun penyakit jantung koroner juga tidak hanya disebabkan oleh kolesterol saja. Serangan jantung dan penyakit jantung koroner bisa disebabkan oleh banyak faktor-faktor lain yang meningkatkan resiko serangan jantung seperti riwayat kesehatan keluarga, merokok, diabetes, hipertensi atau tekanan darah tinggi, obesitas atau kelebihan berat badan, usia dan jenis kelamin, asupan makanan, konsumsi minuman keras, olahraga, polusi, stress, masalah autoimun, dan riwayat preeklamasia. Berikut adalah penjelasannya.
Jika terdapat anggota keluarga anda yang pernah mengalami serangan jantung, resiko anda terkena serangan jantung dua kali lebih tinggi daripada orang yang riwayat kesehatan keluarganya tidak terdapat anggotanya yang mengalami serangan jantung. Â
Rokok mengandung senyawa seperti karbon monoksida dan nikotin. Kedua senyawa ini menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan menyebabkan tekanan pada jantung meningkat. Rokok juga dapat menyebabkan penggumpalan darah. Selain itu, bahan kimia dalam rokok dapat merusak dinding pembuluh koroner. Menjadi perokok pasif juga dapat meningkatkan kemungkinan untuk bisa mengalami serangan jantung. Orang yang merokok memiliki resiko 24 persen lebih tinggi untuk menderita serangan jantung.
Pada orang yang mengidap diabetes, kadar glukosa dalam darah perlu diperhatikan. Kadar glukosa yang tinggi juga dapat menumpuk sehingga dapat menyebabkan penyumbatan. Selain itu, kadar glukosa tinggi juga menyebabkan rusaknya dinding pembuluh koroner, yaitu dengan menyebabkan pengerasan arteri.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Kerja keras jantung dalam memompa darah menyebabkan jantung membesar dan pengiriman oksigen tidak cukup memenuhi tuntutan tambahan dan menyebabkan gangguan aliran oksigen yang berujung pada serangan jantung. Pembuluh koroner juga akan menjadi semakin lemah jika hipertensi tidak segera ditangani. Hipertensi juga merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung lainnya.
Obesitas atau kelebihan berat badan tidak secara langsung meningkatkan resiko seseorang mengalami serangan jantung, tetapi obesitas bisa menjadi pemicu dari faktor lain. Orang yang obesitas cenderung untuk mengalami hipertensi. Hal ini disebabkan oleh tubuh orang yang kelebihan berat badan memerlukan darah lebih banyak, dan jantung akan menjadi lebih besar untuk memenuhi pasokan darah. Peningkatan aliran darah ini akan menyebabkan hipertensi. Selain itu, obesitas juga dapat meningkatkan resiko seseorang untuk mengidap diabetes.
Usia dan jenis kelamin juga mempengaruhi seseorang untuk bisa mengalami penyakit jantung koroner. Seiring bertambahnya usia, resiko untuk mengidap penyakit jantung koroner makin tinggi. Pada pria, risiko meningkat setelah usia 45 tahun. Sedangkan pada wanita, resiko meningkat setelah usia 55 tahun. Pria lebih cenderung terserang penyakit jantung koroner daripada wanita.
Konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak meningkatkan kadar kolesterol. Selain itu, makan makanan yang banyak mengandung garam dan gula juga meningkatkan resiko untuk menderita hipertensi dan diabetes yang merupakan salah satu faktor penyebab penyakit jantung koroner.
Konsumsi minuman keras ternyata juga dapat meningkatkan resiko hipertensi, juga mempengaruhi kadar kolesterol. Hal ini otomatis mempengaruhi resiko terkena penyakit jantung koroner.
Kurangnya olahraga juga dapat menyebabkan obesitas dan hipertensi yang merupakan faktor  penyebab penyakit jantung koroner.
Polusi udara ternyata juga menjadi salah satu faktor penyebab serangan jantung. Hal ini disebabkan oleh partikel-partikel yang berbahaya di udara seperti karbon monoksida akan masuk kedalam tubuh dan melalui pembuluh darah. Partikel-partikel ini dapat menyebabkan radang pembuluh darah. Selain itu jika dibiarkan terus menerus maka partikel-partikel tersebut akan menumpuk dan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan pembuluh darah menjadi kaku. Penyempitan pembuluh darah adalah satu faktor utama penyebab serangan jantung.
Orang yang mengalami stress cenderung lebih beresiko untuk mengalami serangan jantung. Hal ini disebabkan karena stress dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu, orang yang mengalami stress cenderung memiliki gaya hidup yang buruk seperti makan secara berlebih, malas melakukan aktivitas, minum minuman keras, dan juga merokok. Gaya hidup yang buruk ini akan meningkatkan resiko seseorang mengalami serangan jantung.
Orang-orang yang memiliki masalah dengan penyakit autoimun seperti lupus dan  arthritis juga bisa meningkatkan resiko untuk mengalami serangan jantung. Penyakit autoimun dapat menyebabkan sistem imun melawan jantung, menyebabkan radang dan kerusakan, dan berujung pada Miokarditis.
Preeklamasia adalah tekanan darah tinggi saat hamil. Wanita yang pernah mengalami preeklamasia lebih beresiko untuk mengalami serangan jantung.
Selain semua faktor diatas, jika seseorang sudah pernah mengalami serangan jantung atau stroke sebelumnya, kemungkinan besar orang tersebut untuk mengalami serangan jantung lagi juga sangatlah besar.
Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa terbukti dari beberapa penelitian memang benar sebagian besar orang yang mengalami serangan jantung memiliki kadar kolesterol yang normal. Selain itu, penyebab serangan jantung dan faktor-faktor resiko yang meningkatkan sangatlah banyak, dari kelainan hingga gaya hidup kita sehari-hari. Memang benar kadar kolesterol tinggi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan serangan jantung, namun banyak dari penyebab-penyebab dan faktor resiko lain yang tidak dipengaruhi oleh kadar kolesterol dalam tubuh kita. Orang-orang dengan kadar kolesterol normal bisa saja memiliki salah satu penyebab terjadinya serangan jantung, dan akhirnya mengalami serangan jantung. Jadi, tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang dengan kadar kolesterol normal untuk mengalami serangan jantung.
Sekian dari saya, semoga pengetahuan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam tulisan saya. Terima kasih.
Jeselin Angelina
XIG/15
Daftar Pustaka: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H