Mohon tunggu...
Jernihate Ha
Jernihate Ha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Beberu musafir Meulaboh Bak kereta api tinggalkan yang tak mau ikut hantam penghalang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menahan Rindu dengan Bismillah

4 September 2024   12:25 Diperbarui: 4 September 2024   12:33 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/theyuniar

MENAHAN RINDU DENGAN DENGAN BISSMILLLAH

 Ini merupakan sebuah kisah yang mungkin tak bisa ku lupakan yang kutulis pada tangal 9 januwari 2021 ketika masih duduk di pondokpesantren rahudhatul jihad , cinta maju blang pegayon ,gayo lues aceh tulisan romansaku nahhh ayok simak certanya

 Namanya Radian syah seorang guru yang baru saja menyelesaikan pendidikanya di Serambi mekah .Aceh wajah tampan dengan kulit putih beserta berewoknya makin memikat hati para kaum hawa yang melihatnya pintar, ketawadukanya terlihat jelas dengan langkah kakinya.

 Bermula ceritanya Sesudah solat isya berjamaah para santri kemabli keasrama bersiap siap ngaji isya mataku yang begitu berat merebahkan badan di tumpukan Kasur , bantal dan kain ." hinaya jangan tidur ayoukk siap siap nagji isya " teriak karmila " iaya .... Mentar aja mataku terasa berat jawabku mataku muali berkabur mataku sangat berat terpejam sesudah 10 menit terjaga karna bermimpi kepeleset saat melihat asrama yang sudah kosang dengan tergesa gesa mengambail bebrapa kitab dan buku berlari menuju kelas dengan jurus seribu langkah hampir sampai di kelas tak sengaja menabrak guru baru yang sedang ramai di bincangkan   

 Tarr.... Bunyi buku yang jatuh ..

 Waduh maaf ustad Kataku sambil mengumpulkan bukuku peria yang ku tabrak tadi membantu saya mengumpulkan bukunya dan alat tulis lainya saat ia hendak memberikan tempat pengsil saya melihat salah satu buku pavoritku jatuh ke parit langsung aku bergegas mengambilnya  

 Betapa sedihnya hatiku melihat bukuku yang sudah basah " aduhhh mana ini buku baru lagi!! Gumangku sambil merengek " saya minta maaf "!!kata peria itu tanpa melihat wajahnya karna mataku terfokus kepada baruku segera menjemurnya di pagas agar kering kutingalkan di sana dan masuk kekalas denga tatapan yang marah dan kesal.

Masuk kekelas meminta maaf kepada ustd ahmad wali kelas kami tah kenapa malam itu ia memberi toleransi peria yang ku tebrak tadi meliaht bukuku kisah abu nawas yang bikin ngakak ia mengajar di kelas sebelah aku yang masih bengong di kelas dengan memikirkan bukuku lamunanku berhenti ketika ustad ahmad memukul lantai dengan rotan membuat terkejud 

" kamu kanapa!??" tanya karmila

 Buku yang baru ku beli jatuh keparet gara gara di tabrak ustd sebelah ?" jawab hinaya dengan kesal seakalin loncengpun berdering menunjukakan pulang ustad ahmad yang sedang ceramah membuat kami puang paling akhir saat meliaht bukuku yang sudah tak berada pada di pagar di caripun tak kunjung dapat jam pun sudah larut pulang kekamar .

 Aku yang masih kesal atas kehilangan bukuku sementara ustad radian membawa bukuku itu dan coba mengeringkanya dengan menghidupkan api kebetulan ia juga punya buku yang sama seperti itu ia berniat agar punya menjadi penganti buka sanriwati yang ia tabrak tadi sebelum memberikannya puas dulu membacanya sambil menunggu buku yang di keringakan agar tak terbakar saat melihat bukuku ia lupa memberi tanda pada halaman bukunya membuat mecari sesuatu yang bisa untuk penadanya sampai ia menemukan selembar potonya sambil tertawa dan tersenyum sendiri ia membaca buku itu sampai ketiduran buku hinaya sudah hagus di lahab si jago merah.

                   *****

Selesai solat subuh pagi itu tidak mengaji karna ada tamu teman abuya pimpinan yang meberikan tausyiah setalah mendapat satu kata yang untuk dingat dari ustad tadi hinaya yang tak bisa tidur semalam sangat merasa mengantuk tidur saat tausyiah itu berlangsung

" hinaya jangan tidur !!" tegur karmila 

" udahlahh ,,, jangan rajin kali nanti pintar " jawab hinaya dengam mebiarkan hianya tidur ustad radian yang melihat bukunya sudah hangus ia mengarukan kepala ustad ahmad yang mendatanginya untuk menanyakan bagaimana perkembangan kelasnya.

Ustad radian bilang aman aman saja namun ustad ahamd menyuruh agar ustad radian lebih tagas dan tidak toleransi bagi muridnya ustad raian yang hanya mengangguk saja ia bertanya tentang gadis yang di tabraknya semalam 

" gadis yang pendek dan agak berisi itu siapa namya ustad "

 Yang mana?

" Yang anak murid ustad yang ada tahilaladnya di bawah matanya "

 Oahhh hinaya ?? kenapa?

 Uastad suka sama dia ?? tanya ustad ahmad lagi 

Membuat ustad radian meggeleng " janga sama dia ustad dia selalu tidur di kalas sampai kami juluki umi naumi( ibu tidur ) membuat ustad radian tertawa. Waktu subuhnya ustad radian menunggu hinaya untuk tapi rupanya hinaya sudah duluan di kelas yahh biar bisa tidur semntar katanya.

Selesai setoran hapafalan hinaya langsung tidur lagi waktu pulangpun tiba hinaya pulang pang terakhir Bersama karmila uastd radian yang menungunya dengan menuduk kamipun melewatinya

" heiiiiii

Kayak ada yang pangil mila" kata hinya 

 Kami menoleh kebelakang " kamu hinaya kan ?/tanya 

 Iya kanapa ustad ?? tanya hinya dengan panik 

 Ini ganti bukumu kemaren!! 

 Hinaya terkejud dan menolak di ganti" udah ambil saja " 

 Terimakasih ustad? Jawab hinaya dengan rona wajah Bahagia kembali ke asrama dan bersiap siap untuk sekolah ia yang sedang duduk di kelas 2 sma malamnya sambi berbaring ia mengucapakan bismillah sebelum membuka bukunya membaca kisah abu nawasnya sambil tertawa tiba tiba jatuhlah selembar poto mengenai wajahnya setelah di lihat lihat ganteng juga ni ustad jawab gumang hinaya ia menyembunyikan poto itu .hinaya tersenyum melihatnya dan muncul pikiran lain semenjak hari itu meraka sering mencuri curi pandangan terutama ustad radian yang mondar mandir dan segaja telat masuk untuk melihat hinaya begitu juga sebalinya . 

                    ****

 Tapi pada saat ustd radian masuk kekelasnya hinaya mereka hanya curi pandang saat tapi ustad radian jutek saja nampakya saat hinaya menulis tak melihat ke ara nya tapi setagah jalan pelajaran mata hinaya selalu berat terpaksa tidur ia sangat tersenyum dan suka sekali menertawaiku saat aku mengganguk anguk menhan kantuk tapi ia membiarkanya tak seperti ustad ahmad itu.

 Memang benar ini anak kerjaanya tidur di kelas" gumang radian secara diam diam hinaya sering menbuat sepucuk suarat untuk ustad radian itu di simpanya baik baik di dalam kota rahasianya pada siangnya pas sekolah ada teman yang kedapatan sedang mengirim surat kepada santri putra serontak ia di permalukan dan hal tersebut kami di kumpulkan di musola dan terjadinya pengeledahan lemari .awalnya hinaya tak merasa panik sama sekali karna memang tidak pernah mengirim surat kepada siapapun.

Tapi pada saat di panggil keaman baru hinaya ingat akan kotak rahasianya matilah !!!aku kata hinaya yang tak bisa menjawab apa apa tentang pertanyaan pihak keamananpun , di rasa di jawabpun percuma semua kata pembelaan itu akan sirna karna poto ustad radian yang paling malunya si sama ustad radian yang gak tau apa apa karna kota rahasia itu ia juga terseret dalam masalah ini.

 Ustd radian hanya tersenyum ia menyadari kalau hinaya diam diam menyukainya tapi masalah itu membuat mala di hukum dan ustad radian di beri peringatan dan beresiko di keluarkan , sempat di ancam akan di nikahkan oleh pihak Yayasan ( abu ).

 Menerima hukuman dengan di jemur di pohon malu , dan beberapa tempelet dengan pertulisa yang memalukan paling parahnya di pangil orang tua siangnya di adakan pertemuan untuk mentanda tangi suarat perjanjian ayahnya hinaya sangat marah besar dan malu melihat tingakah laku anaknya . sebagai gadis yang lemah ia hanya bisa menangis radian yang merasa iba dengan hinaya

" saya akan tanggung jawab atas insiden ini dan saya siap menikahi anak bapak untuk mengembalikan marwahnya " kata radian

 dengan segan kepada ayah hinaya mereka terkejud mendengarnya

" jangan ustad ini mutlak kesalahan saya ustad tak bersalah " 

 Diam bentak!!! ayah hinaya 

Dengan terus bersolawat dan kalimat bismilllah selau di ucapkannya dengan berharaf masalah ini tidak Panjang 

" saya tidak akan mengijinkan kalian menikah !! sebelum ia lulus sekolah kata ayahnya hinaya " tapi saya serius dengan anak bapak ?!!" kata radian lagi semua orang terdiam mala yang mendengarnya ingin senyum atau menangis.

" jika memang kamu menyukai anak saya kenapa kamu tidak menjaganya ?" tanya ayah hinaya membuat radian tak bisa berkata kata" jika memang kamu menyukai anak saya tolong pergilah jauh dan jangan ganggu anak saya biarkan ia lanjut dengan pendidikannya " tegas ayah hinaya .

Selesai musyawarah tadi radian memutuskan meningalkan pondok karna kata ayah hinaya ada benarnya juga, dengan membiarkan menggapai mimpinya dan tak menggu pendidikanya adalah bukti cinta radian kepada hinaya.

 Di asrama hinaya menangis sejadinya merasa berslah atas kelalakuanya dan menjadi gosipan para santri dan kakak kelas karna berani mengirim surat kepada ustad idola mereka.

 Pagi harinya perpisahan radian dan para muridnya sebelum pergi hinaya di datangi oleh radian dengan di temani karmila mereka berjumpa di balai pengajian hianya yang masih menagis dan merasa bersalah . 

Mereka yang diam diam tak lama radian menyuruh karmila meningalkan meraka" sudah lama menyukaimu ! saya harap kamulah pencuri tulang rusakku saya akan pergi tolong jaga hati dan sucimu untuk saya" kata radian sambil tesenyum mala juga ikut tersenyum 

 Saya minta maaf ustad!! 

" kamu gak salah!!

 saya juga minta maaf talah menggu pelajaranmu "

kalau boleh tau dari mana kamu menemukan poto saya ?? tanya radian kembali 

dari buku yang ustad berikan kepada saya! Jawab hinaya 

 astgfirullah ... saya sanga minta maaf gara gara poto itu kamu dalam masalah " pinta radian lagi " gak apa apa !! " kata hinaya 

sejak kapan kamu menyukai saya dan kenapa surat suarat itu tak pernah sampai ke tangan saya ??" tanya radian dengan nada mengoda membuat hinaya malu tapi tak mau bercerita

saya akan pergi ... tolong jaga hati kamu untuk saya nanti kalau sudah pas waktunya saya akan menjeputmu "pinta radian " lalu pergi dan memberikan tasbih berwarna kuning ke emasan ,

 hinaya uang menangis mendengarnya ia harus rela melepaskan radian dengan menghargai keputusannya karmila yang dari tadi memantau meraka dari kejauhan jadi ingin tau meraka bincangkan .dalam beberapa minggu itu tak melihat ustad radian rasanya berat sekali di tambah rindu biasanya ia duduk di disana bisa ku meliahatnya ketika hendak mengaji, pulang mengaji bahkan ijin ketoilet meskipu tidak bertatapan mata setidaknya aku sudah melihatnya sekilas dengan mengucap "bismillah kutahankan rinduku dengan asmamu ya allah " begitu pula dengan radian kadang ia ingin berkunjung kepondok tapi demi hinya ia memilih menahankan rasa rindunya hinaya tak tau dimana keberadaan radian bahkan sudah tak ada kabar dengan doa mereka berkomunikasi dengan menyematkan nama di sepertiga malam.

Radian yang sudah cukup umur untuk menikah ia terus di desak oleh kelurganya bahkan ada bebrapa kali di jodohkan demi ia sempat goyah hampir menerima perjohon dengan calon yang juah levelnya dari hinaya , namuan mengingat hinya yang pernah dalam masalah karnanya ia tak mu dan membatalkan pernikahan itu

" ya allah begitu berat rintangan yang engaku berikan semoga apa yang sedang ku pertahankan dan usahaku dalam menjaga nafsuku engaku ganti dengan yang lebih baik dari ini" doa radian 

                ****

4 tahun kemudian..

 Radian juga tak tau dimana alamat mala ia mengutuskan untuk mengajar kembali di dayah yang itu hinaya yang sudah menjadi ustazah ia juga memilih tinggal di sana untuk menunggu di jemput oleh radiansyah meskipun sempat menerima kabar kalau radian sudah di jodohkan hinaya masih yakin kepada hatinya Radian yang baru datang berjalan kaki menuju rumah abuya hinaya yang sedang mengajar terpaku melihat radian yang sudah tampil berbeda tapi masih ganteng kok meski sudah agak tuan hahahahhah becandaa....

Hinaya yang terus melihatinya dari gerbang sampai ke rumah abuya . radian juga melihat lihat sekeliling berharap menemukan hinaya ia hanya melihat wanita bercadar yang sedang mengajar di balai tempat perpisahan hinaya dengan nya.

 Setalah turun mengaji radian mendatngi hinaya bertanya tentang hinaya apakah gadis bercadar itu mengenal hinaya sempat berpikir kalau radian mengenalinya tapi malah bertanya tentang dirinya .

 Hinaya yang kesal meningalkan radian dan mejatuhkan buku abu nawasnya " ustazah bukunya jatuh !! teriak radian ia memumut bukunya baru menyadari kalu itu buku yang di berikannya kepada hinaya dan terdapat selembar kertas

 Dengan Tulisa " ahlan wasahlan hinaya" denagan menyematkan nomor ayahnya di sana jantung radian berdebar kencang melihat punggu hinaya yang meningalkannya ia menghubungi nomor ayahnya den menyatakan niat baik setalah tau alamat dalam waktu singkat terjadinya lamaran radian tak sabar melihat wajah hinaya pada saat cadar di buka ia sangat terpukau kalimat alhamdullilah tak henti diucapkan sambil meneteskan air mata dan malam itu langsung akad nikah 

                                 Tahmad 

  

_10_1_2021 ( rj) oyadih we sara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun