Mohon tunggu...
YEREMIAS JENA
YEREMIAS JENA Mohon Tunggu... Dosen - ut est scribere

Akademisi dan penulis. Dosen purna waktu di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Polisi Menembak Polisi: Ada Apakah Gerangan?

26 Juli 2019   10:39 Diperbarui: 26 Juli 2019   19:23 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi menembak polisi, ada apakah gerangan? Ilustrasi Warta Kota. Sumber: wartakota.tribunnews.com

Pertama, beban sosial dan ekonomi, terutama tuntutan biaya hidup yang tidak sepadan dengan penghasilan. 

Faktor ini dapat diatasi dengan relatif mudah, misalnya menaikkan atau memperbaiki gaji anggota kepolisian. Perbaikan gaji yang dilakukan pemerintah belakangan ini diharapkan dapat menekan angka bunuh diri dan pembunuhan rekan sendiri.

Kedua, beban kerja yang terlalu berat.

Di kota besar, misalnya, satu orang polisi idealnya melayani 350 orang. Rasio ideal ini belum terpenuhi karena seorang polisi sekarang harus melayani lebih dari 1500 orang.

Masalah ini juga relatif mudah dilakukan, terutama dengan menambah jumlah anggota kepolisian dan secara otomatis juga menambah jumlah anggaran kepolisian.

Tetapi sekali lagi, terbatasnya anggota polisi yang berakibat pada beratnya beban kerja tidak harus menjadi alasan pembenar tindakan kejahatan dan kekerasan oleh polisi. Itu artinya ada masalah lain yang lebih serius di baliknya.

Ketiga, problem rekruitmen.

Sangat sering kepolisian mengkampanyekan rekruitmen polisi yang bebas biaya. Kampanye itu bahkan menjadi viral atau cukup dikenal di media massa online, terutama youtube, bahwa ada orang kecil dan miskin yang menjadi polisi tanpa biaya sepersen pun.

Tetapi di saat yang sama, kita juga masih mendengar adanya pungutan-pungutan tertentu dalam rekruitmen, entah dalam penerimaan awal maupun kenaikan pangkat/jabatan.

Menurut saya, ini masalah serius yang harus diperhatikan. Kepolisian adalah profesi penegak hukum yang dipersenjatai oleh negara. Mereka harus memiliki keseimbangan emosi yang sangat baik. 

Apakah seseorang memiliki keseimbangan emosi yang baik atau tidak, seperti apa dia akan mengelola emosinya ketika sedang dalam keadaan capeh, ketika sedang berada di bawah tekanan yang tinggi karena pekerjaan, dan sebagainya, dapat diprediksi dan diketahui melalui tes-tes psikologi sebelum seseorang diterima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun