Yang jelas, imajinasi dapat membantu seseorang dalam memecahkan masalah, mencari jalan keluar atas kemelut yang sedang dihadapi, dan sebagainya.
Itulah yang terjadi ketika saya membangun gambaran atau pencitraan mengenai "rimba" ketika membaca judul berita tersebut. Dengan imajinasi semacam inilah saya kemudian menelusuri baris-demi baris berita tersebut di halaman pertama Kompas.id sebelum melanjutkannya mengklik ke halaman 11 (Kompas.id, edisi e-paper, 24 Januari 2019).
Imajinasi ini, bagi saya, tidak boleh berhenti pada imajinasi -- seperti halnya anak-anak mendengar kisah dalam sebuah kegiatan story telling.Â
Bermodalkan imajinasi dalam artian kemampuan menciptakan gambaran-gambaran konkret seperti bebatuan, rimbunan pohon, binatang buas, sungai, dan sebagainya, saya menyusuri kalimat-demi kalimat dari berita itu.
Dengan gaya tutur yang cukup prima, DRT cukup berhasil membawa saya bertualang ke Desa Kubung, Kecamatan Delang di kawasan hutan adat Dayak Tomun di Kalimantan Tengah.
Sang Wartawan tidak hanya mengisahkan kegiatan memanen jengkol di hutan adat, perjuangan mereka memanjat setiap pohon, mengisinya di karung, mengangkutnya ke rumah, mengolahnya, dan kemudian menjualnya ke pengemul, tetapi juga menonjolkan nilai-nilai sosial yang dijunjung tinggi.Â
Ada rasa kepemilikan bersama atas hutan yang mendorong komitmen untuk ikut mengelola hutan dan menjadikan hutan sebagai sumber rezeki bagi seluruh warga desa.
Lalu, apa hubungannya dengan "rimba terakhir"? Jangan terkecoh. Berita ini sebenarnya tidak mengabarkan soal kawasan hutan terakhir yang masih ada sebelum dirusak (menjadi rusak), hilang, atau terkonversikan menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit.Â
Berita ini justru menegaskan sebuah pesan moral yang kuat, yakni soal komitmen warga untuk mempertahankan kawasan hutan rimba dari agresivitas konglomerasi dalam mengkonversinya menjadi perkebunan kelapa sawit.
Berita ini juga memperlihatkan dampak positif upaya mempertahankan hutan rimba ini ke desa-desa lain dan mendorong mereka untuk juga melakukan hal yang sama.