Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Money

Hebatnya Wanita Tangguh, UKM Pasti Bisa!

26 Mei 2018   19:09 Diperbarui: 26 Mei 2018   22:08 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang kedua...

Wagini [Foto:YDBA]
Wagini [Foto:YDBA]
Namanya Wagini, yang bersuamikan Pak Kus. Lulusan Fakultas Hukum tahun 1990 dari Universitas Widya Gama Malang Jawa Timur ini, sempat menjalani profesi pengacara pada tahun 1991 hingga tahun 1992 di sebuah lembaga bantuan hukum. Namun seiring waktu timbul pertentangan batin dalam dirinya.

Tanpa mengemukakan alasan idealisnya, kebetulan akhirnya Wagini mengikuti suami Pak Kus yang dipindah tugaskan ke Mataram. Bu Kus (panggilan Wagini) lebih banyak aktif sebagai ibu rumah tangga. Kemudian terbersit untuk memiliki penghasilan sendiri tanpa harus menunggu gajian bulanan dari suami.

Berawal dari melihat keramaian Taman Udayana di pagi hari, kemudian timbul ide untuk berjualan menu sarapan lontong sayur yang berbeda dari para penjual lainnya. Seiring waktu Bu Kus berjumpa dengan Lindrawaty Angkawidjaja yang merupakan Koordinator Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Mataram yang dimiliki YDBA. Akhirnya Bu Kus ikut belajar kewirausahaan dengan manajemen khas Astra. 

Saat berjualan di Taman Udayana, Bu Kus dapat berkesempatan menjadi penyedia katering bagi karyawan salah satu Grup Astra setelah adanya kecocokan lidah para karyawan muda yang sering membeli di tempat. Tak lama kemudian ada karyawan yang hendak menikah, mempercayakan katering pada Bu Kus. Kepuasan pelanggan merupakan hal utama yang tak dapat ditawar. Setiap ada orderan, Bu Kus tak terlalu memperhitungkan untung dan rugi terlebih dahulu. 

"Yang penting Action dulu," kata Bu Kus mantap. Meskipun harus terbata-bata akibat keterbatasan peralatan, semua ada waktunya dapat terpenuhi. Promosi adalah modal utamanya. 

Perkembangan pesat Kus Katering sempat dianggap telah mengganggu lingkungan sekitar di perumahan BTN. Bu Kus pun telah berancang-ancang menyiapkan usaha katering dalam skala pabrik. 

Dalam menjaga loyalitas pelanggan, setiap tahunnya Kus Catering mengadakan acara berbuka puasa yang dihadiri oleh pelanggannya dan gratis menikmati semuanya. Test food terbuka bagi pelanggan yang hendak melakukan orderan. Bu Kus tak ingin pelanggannya seperti membeli kucing dalam karung. 

Banyak duka usaha perjalanam Kus Catering, misalnya pelanggan yang mengemplang pembayaran. Namun Bu Kus dapat menarik hikmah setiap kejadian buruk, yang semakin membuat dirinya pintar dalam mengelola usaha. Pembayaran orderan sudah harus lunas dua hari sebelum pengiriman. 

Kini Kus Catering tak hanya sebagai tempat studi banding program kewirausahaan bagi mahasiswa, namun juga tempat magang Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi pelajar. Kepercayaan dari pelanggan dibuktikan dengan didapuk sebagai partner katering dalam berbagai acara dalam lingkungan Pemerintah Daerah, Kementerian dan Kepresidenan di wilayah Lombok NTB.

Bu Kus juga tak pelit membagi pengetahuannya, termasuk menginisiasi pembentukan Koperasi Cabe Rawit yang berfokus pada pengembangan UKM kerajinam dan kuliner. Dengan memberdayakan banyak perempuan di seantero Pulau Lombok, koperasi berkembang pesat dengan salah satunya menjadi pemasok produk kuliner khusus (nasi goreng, burger, spaghetti)  bagi Indomaret di Denpasar Bali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun