IA YANG MENUNDUK
Ia yang menunduk
Kala Sang Ilmu menyapa
Saat itulah Kebijaksanaan
Hadir dalamnya
Dan Ilmu bukan saja
Dari buku buku
Tapi juga dari dalam kalbu
~hcw, 18Apr18
Siapakah Ia? Pasti banyak yang penasaran, siapa gerangan sosok yang dimaksud oleh Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Henry C Widjaja.Â
"Mungkin begitulah yang Ibu Kartini rasakan," ujar Henry C Widjaja ketika berpuisi serta memberikan kata sambutan dalam Seminar Hari Kartini bertema "Wanita Tangguh Pasti Bisa!", yang diselenggarakan di Kantor Pusat Astra International Sunter Jakarta Utara pada 18 April 2018 lalu.Â
Henry C Widjaja mengatakan R.A. Kartini ketika menuliskan kebijaksanaan-kebijaksanaannya dalam suasana kesendirian. Mungkin juga dalam kekecewaan. Tapi Kartini tak mau kalah pada putus asa dalam memperjuangkan cita-cita.
Dari sebanyak 10.374 UMKM yang telah dibina oleh YDBA hingga tahun 2017, tak sedikit yang diantaranya dipelopori oleh sosok perempuan. Potensi kemampuan perempuan yang setara dengan laki-laki dalam pengembangan usaha, membuktikan juga dapat menjadi pemimpin (leader) dalam pengelolaan usaha.Â
Dari kalbu YDBA dalam menginspirasi semangat Kartini, dihadirkanlah tiga sosok wanita tangguh yang merupakan pemimpin UMKM Mitra YDBA. Ngobrolin Perempuan Indonesia, dimana ketiga sosok narasumber merupakan tokoh kunci pengembangan usaha kecil menengah (UKM) di bidangnya masing-masing. Siapa saja sih mereka?
Yang pertama...Â
Banyak orang menganggap Nadhilah merupakan anggota keluarga sang owner PT. Cipta Perdana Lancar (CPL) Tangerang. Meskipun tak memiliki hubungan anggota keluarga, namun Nadhilah dipercaya sebagai pembawa perubahan dan problem solver bagi pabrik yang dianggap sudah tak bisa diselamatkan lagi.Â
Ketika masuk lingkungan manufaktur dengan total 560 karyawan bermayoritas laki-laki, Nadhilah baru berusia 23 tahun dan dianggap remeh para karyawan. Banyak karyawan yang sulit diubah mindset termasuk karyawan senior. Â Paling diprediksi hanya dapat bertahan dalam hitungan 3 bulan. Beberapa profesional (12 orang) yang selama ini dibawa oleh sang owner, hanya dapat bertahan kurang dari satu tahun saja.Â
Tiga bulan pertama tanpa jabatan, Nadhilah langsung melakukan genba (turun ke lapangan). Sebagai orang baru yang akan melakukan perubahan dengan semangat improvement, ia berusaha beradaptasi dan mencari akar permasalahan.Â
Setelah tiap akar masalah ditemukan, maka dipresentasikan ke pimpinan dan dibuat target perubahan selama satu bulan. Kepemimpinan Nadhilah yang dapat beradaptasi dengan tim (mendengarkan suara mereka, tahu kesulitan mereka, menjadi penengah yang baik, berusaha menjadi problem solver bukan pemberi judgement), akhirnya membuahkan perubahan di CPL.Â
Sistem dalam perusahaan dapat hidup. Capaian ini dibuktikan dengan adanya kontrol terhadap pekerjaan, efisiensi & efektivitas kerja, meeting review, laporan secara intens, team building.Â
Nadhilah yang kini berusia 27 tahun, telah dipercaya sebagai direktur operasional sejak bulan Mei 2017. Harapan kedepan Nadhilah terhadap masa depan CPL adalah dapat masuk dalam OEM dan menjadi 1st tier di Astra Honda Motor dan beberapa perusahaan dari Grup Astra lainnya. Kemudian Nadhilah juga mempunyai mimpi kelak oang-orang lokal dapat berjaya di negeri sendiri.
Yang kedua...
Tanpa mengemukakan alasan idealisnya, kebetulan akhirnya Wagini mengikuti suami Pak Kus yang dipindah tugaskan ke Mataram. Bu Kus (panggilan Wagini) lebih banyak aktif sebagai ibu rumah tangga. Kemudian terbersit untuk memiliki penghasilan sendiri tanpa harus menunggu gajian bulanan dari suami.
Berawal dari melihat keramaian Taman Udayana di pagi hari, kemudian timbul ide untuk berjualan menu sarapan lontong sayur yang berbeda dari para penjual lainnya. Seiring waktu Bu Kus berjumpa dengan Lindrawaty Angkawidjaja yang merupakan Koordinator Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Mataram yang dimiliki YDBA. Akhirnya Bu Kus ikut belajar kewirausahaan dengan manajemen khas Astra.Â
Saat berjualan di Taman Udayana, Bu Kus dapat berkesempatan menjadi penyedia katering bagi karyawan salah satu Grup Astra setelah adanya kecocokan lidah para karyawan muda yang sering membeli di tempat. Tak lama kemudian ada karyawan yang hendak menikah, mempercayakan katering pada Bu Kus. Kepuasan pelanggan merupakan hal utama yang tak dapat ditawar. Setiap ada orderan, Bu Kus tak terlalu memperhitungkan untung dan rugi terlebih dahulu.Â
"Yang penting Action dulu," kata Bu Kus mantap. Meskipun harus terbata-bata akibat keterbatasan peralatan, semua ada waktunya dapat terpenuhi. Promosi adalah modal utamanya.Â
Perkembangan pesat Kus Katering sempat dianggap telah mengganggu lingkungan sekitar di perumahan BTN. Bu Kus pun telah berancang-ancang menyiapkan usaha katering dalam skala pabrik.Â
Dalam menjaga loyalitas pelanggan, setiap tahunnya Kus Catering mengadakan acara berbuka puasa yang dihadiri oleh pelanggannya dan gratis menikmati semuanya. Test food terbuka bagi pelanggan yang hendak melakukan orderan. Bu Kus tak ingin pelanggannya seperti membeli kucing dalam karung.Â
Banyak duka usaha perjalanam Kus Catering, misalnya pelanggan yang mengemplang pembayaran. Namun Bu Kus dapat menarik hikmah setiap kejadian buruk, yang semakin membuat dirinya pintar dalam mengelola usaha. Pembayaran orderan sudah harus lunas dua hari sebelum pengiriman.Â
Kini Kus Catering tak hanya sebagai tempat studi banding program kewirausahaan bagi mahasiswa, namun juga tempat magang Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi pelajar. Kepercayaan dari pelanggan dibuktikan dengan didapuk sebagai partner katering dalam berbagai acara dalam lingkungan Pemerintah Daerah, Kementerian dan Kepresidenan di wilayah Lombok NTB.
Bu Kus juga tak pelit membagi pengetahuannya, termasuk menginisiasi pembentukan Koperasi Cabe Rawit yang berfokus pada pengembangan UKM kerajinam dan kuliner. Dengan memberdayakan banyak perempuan di seantero Pulau Lombok, koperasi berkembang pesat dengan salah satunya menjadi pemasok produk kuliner khusus (nasi goreng, burger, spaghetti) Â bagi Indomaret di Denpasar Bali.Â
Bu Kus pun telah dimandatkan oleh Kementeriam Koperasi & UKM sebagai trainer bidang kewirausahaan khususnya bidang kuliner. Bu Kus yang selalu inovatif dan menjaga kualitas produk, akhirnya diganjar Penghargaan UKM Mandiri Kerajinan Terbaik 2017 dari YDBA.Â
Yang ketiga...
Sang suami masih bekerja di Toyota Astrindo pada tahun 1998, yang diteruskan bekerja di sebuah bengkel pada tahun 1999. Setahun kemudian sang suami tercetus ide membuka usaha bengkel sendiri. Nekat dengan modal dua juta rupiah, Titin bersama suami memanfaatkan lahan milik orangtua sang suami mendirikan Protech Motor.Â
Titin diberi peran untuk menangani keuangan, mengelola karyawan dan melayani pelanggan. Namun Titin tak meninggalkan pekerjaan rumah tangga sebagai kewajiban seorang istri, seperti memasak, antar anak sekolah, membersihkan rumah.Â
Di tahun 2006 bergabung dengan YDBA dan mendapatkan kesempatan berbagai pelatihan manajemen. Tak lama kemudian menjadi satu-satunya UKM bidang perbengkelan yang mendapatkan dana pinjaman dari Astra Mitra Ventura (AMV). Â Meski awalnya ada keraguan apakah bisa mengembalikan dana pinjaman yang sangat besar, akhirnya delapan tahun kemudian dapat melunasinya.
Bekerja bersama suami yang dilandasi rasa kepercayaan dan kejujuran, Protech Motor berkembang besar dengan luas lahan yang awalnya 823 m2 menjadi 1.300 m2. Langganan utama adalah 15 kantor dinas pemerintahan daerah di wilayah Bekasi.Â
Protech Motor yang memiliki 10 karyawan (2 staf kasir dan 8 tenaga mekanik), tahun lalu mengukir prestasi dari salah satu mekaniknya. Dalam kontes mekanik yang diadakan Isuzu Motor dan YDBA, dapat menyabet  juara satu kontes mekanik antat mekanik UKM Perbengkelan Mitra YDBA. Â
Moderator seminar Immas Andani di akhir acara, sempat mengucapkan kalimat inspiratif, "Tidak ada kata telat untuk berbisnis. Marilah kita menjadi sosok inspiratif dengan jiwa leadership, ketekunan, konsistensi. Semangat berbagi untuk berkontribusi bagi kemajuan UKM di Indonesia".
Seusai kegiatan seminar, dilanjutkan seremoni kick-off Program Pemuda Putus Sekolah. Â Ida R.M. Sigalingging (Sekretaris Pengurus YDBA) didampingi oleh Regina Okthory memakaikan topi kepada perwakilan peserta, sebagai tanda simbolis dimulainya program bagi siswa-siswi yang tak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Nah pasti sudah pada tahu bahwa Jakarta Fair 2018 telah resmi dibuka penyelenggarannya di JIExpo Kemayoran Jakarta Pusat sejak 23 Mei 2018 lalu. Â Jangan lupa ya mampir ke Booth YDBA, kalau sempat berkunjung ke Jakarta Fair. UMKM Kerajinan mitra YDBA akan hadir untuk membuktikan betapa Hebatnya UKM hingga 1 Juli 2018 mendatang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H