Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Sedang Memotret, tapi Menuliskan Puisi Kehidupan

24 Desember 2017   21:10 Diperbarui: 30 Desember 2017   21:10 1660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Henry C Widjaja (Foto: © @antotis via Instagram@HenryCWidjaja)

Ada sebuah rahasia tersembunyi dalam perbedaan, yang dapat menghasilkan sintesis yang mengutuhkan. Terjadi pembaharuan dari perpaduan yang serba berbeda. Kini dalam era Internet of Things yang saling terhubung dengan segala kemudahannya, ada kehendak bebas dalam diri kita masing-masing untuk dapat memutuskan. Apakah mau menebarkan kebencian atau mau menumbuhkan Kasih Sayang? 

Cukup dengan ujung jari, kita dapat menyebarkan kebohongan dan pembodohan. Dengan jari jemari yang sama pula, kita bisa mencerdaskan kehidupan bangsa. Adalah kamu dan saya, yang bisa memilih menjadi "kita", INDONESIA. 

Henry C Widjaja bersama Bendera Merah Putin (Foto:Instagram@HenryCWidjaja)
Henry C Widjaja bersama Bendera Merah Putin (Foto:Instagram@HenryCWidjaja)
"Memecahkan telur dari dalam, maka menetaslah anak ayam. Kalo memecahkan telur dari luar, namanya membuat membuat telur dadar," ungkap Henry C Widjaja, ketika ditemui dalam kegiatan Workshop Painting On T-Shirt pada 20/12/2017 lalu di Tierspace Senopati Jakarta Selatan. 

Konsep memecahkan telur dari dalam itulah, yang digunakan oleh YDBA dalam program pemberdayaan mitra UMKM-nya. Tak hanya ditargetkan mencapai kemandirian  UMKM, namun juga dapat terus Naik Kelas dan Awet Berkelanjutan.

"Salut buat teman-teman UMKM. Dari mereka saya menimba ilmu. Keterbatasan  buat sebagian orang, dapat mematikan kreativitas bahkan memanggil keputusasaan. Para pelaku UMKM adalah para penyintas, survivor dari segala macam keterbatasan," tutup Henry C Widjaja di akhir perbincangan. Tak lama kemudian Henry C Widjaja berpamitan kepada semua yang hadir, karena telah ditunggu oleh Sang Momen untuk melanjutkan Perjalanan yang DiMampatkannya.

Referensi Pustaka:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun