Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengaktifkan Gelombang Kaizen dalam Detak Kehidupan Hebatnya UKM

13 September 2017   10:10 Diperbarui: 22 September 2017   23:51 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketika berjalan-jalan melihat di wilayah Cikarang hingga Karawang, begitu gagahnya berkibar bendera putih yang ada merah ditengahnya," ungkap Andono menjelaskan dengan senyum simpul.  

Saharto Sahardjo (kiri) & Mohammad Iqbal (kanan), mendampingi perwakilan peserta IDCM 2017 Batch 6 [Foto:JepretPotret]
Saharto Sahardjo (kiri) & Mohammad Iqbal (kanan), mendampingi perwakilan peserta IDCM 2017 Batch 6 [Foto:JepretPotret]
Produk Domestik Bruto (PDB) yang disumbangkan lebih dari 60% oleh UMKM, patut dicermati sebagai betapa pentingnya UMKM sebagai pilar pertumbuhan ekonomi. Namun Saharto Sahardjo (Wakil KetuaHAAI) melihat masih ada tantangan dalam memasuki pasar global.

"Kontribusi ekspor UMKM Indonesia baru mencapai 16%. Sementara Thailand mencapai 30%, sedangkan Filipina telah mencapai 20%. Diperlukan pengetahuan akan pasar global mengenai akses dan sistem administrasinya. Menimba ilmu ke Jepang ini, bagaikan mendapatkan pendidikan Mini MBA (Master Business Administration)," ungkap Saharto Sahardjo saat berbagi pengalamannya sebagai salah satu alumni AOTS.

Saharto melihat Pemerintah Jepang sangat memberikan dukungan penuh bagi pelaku UMKM-nya, agar dapat melakukan penetrasi ke pasar global. Hal inilah yang coba diadopsi oleh YDBA terhadap mitra binaannya.

"Para peserta Batch 6 harus dapat memaksimalkan waktu belajar ilmu manajemen usaha selama dua minggu di Jepang, serta diharapkan akan menjadi garda terdepan dalam melakukan implementasi kaizen (continous improvement) di lingkungan perusahaannya masing-masing," ujar Mohammad Iqbal (Sekretaris Pengurus YDBA) ketika menyampaikan pesan harapannya pada seluruh peserta.

YDBA yang memiliki filosofi Berikan Kail Bukan Ikan, menjalankan program tanggung jawab sosial Astra dengan berfokus pada pembinaan UMKM yang meliputi UMKM manufaktur (baik terkait mata rantai usaha Grup Astra maupun tak terkait), perbengkelan roda empat & roda dua, pengrajin, serta petani. Proses pelatihan dan pendampingan oleh YDBA, berlandaskan nilai-nilai
CARE (Compassionate, Adaptive, Responsible & Excellent) dengan mengembangkan Sektor Unggulan yang berbasis komunitas.

Komitmen Astra melalui YDBA, merupakan peran serta aktif turut membangun bangsa, seperti yang dicita-citakan oleh William Soeryadjaya sejak tahun 1980. Semangat ini sesuai amanat dari butir pertama Catur Dharma Astra, yaitu Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa & Negara.

Ber-Kaizen dan Ber-QCC. Ada gelombang kaizen di setiap detak kehidupan Hebatnya UKM mitra YDBA, sebagai upaya agar UMKM dapat naik kelas, mencapai kemandirian, serta awet secara berkelanjutan. Yuk NgImprove!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun