Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gaun dari Karung Tepung: Keindahan di Tengah "Great Depression" di Amerika Serikat

4 Februari 2022   12:00 Diperbarui: 4 Februari 2022   20:25 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah keluarga dari Pie Town, New Mexico, dimana Ibu dan anak-anaknya menggunakan pakaian dari karung tepung | Foto diambil dari Archive Project

Tulisan bahwa cap merek dapat hilang jika direndam semalaman dan dicuci dengan sabun dan air dingin | Foto diambil dari Archive Project
Tulisan bahwa cap merek dapat hilang jika direndam semalaman dan dicuci dengan sabun dan air dingin | Foto diambil dari Archive Project

Paten milik Bales pun memastikan bahwa cap merek harus dihilangkan akan karung tersebut dapat diolah menjadi kain yang kemudian menjadi pakaian saat itu. Namun untuk dapat mengenal merek dari pabrik tersebut, cap merek akhirnya menggunakan tinta yang dapat hilang jika dicuci dengan air.

Pabrik lain pun mulai melihat karung tersebut menjadi peluang pemasaran yang menguntungkan dan mulai mengembakan karung tepung ciri khasnya yang tidak kalah menarik. Berbagai warna dan pola lain, pabrik pun mulai bersaing untuk mengembangkan pola yang paling menarik agar laku tepungnya.

Diperkirakan selama masa Depresi Besar, sekitar 3,5 juta wanita dan anak-anak menggunakan pakaian dan barang-barang yang terbuat dari karung tepung yang berpola.

Salah satu contoh pola dari kain yang berasal dari karung tepung saat itu | Foto diambil dari Archive Project
Salah satu contoh pola dari kain yang berasal dari karung tepung saat itu | Foto diambil dari Archive Project

Pada mulanya, pakaian dari karung tepung ini hanya digunakan oleh keluarga dari daerah pedesaan yang kebanyakan adalah petani yang kesulitan ketika Depresi Besar. Pakaian ini pun menjadi tanda dari kemiskinan. 

Namun seiringan dengan Depresi Besar yang semakin meluas di Amerika Serikat , pakaian dari karung tepung justru menjadi pakaian trendi yang banyak digemari. 

Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat pada tahun 1951, 75% ibu yang tinggal di daerah perkotaan dan 97% yang tinggal di pedesaan menggunakan pakaian dari karung.

Memasuki Perang Dunia II, eksistensi gaun dari karung tepung mulai menurun seiringan dengan kapas yang mulai dijatah oleh pemerintah. 

Kapas yang berharga kemudian dialihkan untuk membuat seragam tentara, dan masyarakat mulai menyerahkan kainnya untuk mendukung upaya perang. 

Pabrik-pabrik tepung pun mulai beralih kemasannya menjadi kertas, yang digunakan hingga sekarang.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun