Tradisi meriam karbit telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda. Selain itu, Festival Meriam Karbit Kota Pontianak juga mendapat pengakuan Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2019 sebagai parade meriam karbit terbanyak, di mana terdapat 212 meriam karbit tahun itu, dan juga festival satu-satunya di dunia.
Dikutip dari wawancara Kumparan dengan budayawan Kota Pontianak Syafaruddin Usman, sekarang meriam karbit bukan untuk mengusir hantu Kuntilanak.Â
Namun dentuman meriam disimbolkan untuk mengusir hantu-hantu yang menganggu masyarakat yang sedang berpuasa, yaitu hantu hawa nafsu. Â Â
**
Sayangnya karena pandemi Covid-19, Festival Meriam Karbit sudah absen dua kali pada tahun 2020 dan 2021. Walaupun festival ditiadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, masyarakat masih diperbolehkan memainkannya dengan menerapkan protokol kesehatan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ketika melewati tepian Sungai Kapuas penulis tidak menemukan meriam warna-warni yang tertata rapi. Suara dentuman terdengar sesekali, namun tidak sesering dan semeriah dulu. Â
Tradisi meriam karbit adalah salah satu dari banyaknya tradisi turun temurun yang unik milik masyarakat Indonesia dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Raya Idul Fitri. Semoga pandemi segera berakhir, agar meriam karbit dapat berdentum kembali di sepanjang Sungai Kapuas.
Baca juga artikel mengenai kuliner khas Ramadan di Kota Pontianak yang berjudul "Sotong Pangkong: Cemilan Khas Pontianak yang Dipukul Dengan Palu"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H