Mohon tunggu...
Jemmy Hendiko
Jemmy Hendiko Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer | Translator | Interpreter | Editor | Freelance Writer | Blogger |

Seorang pembelajar yang gemar memungut ide-ide yang bertebaran lalu mengabadikannya dalam tulisan. Lahir dan tumbuh di Talang, sebuah nagari di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Ia merampungkan studi S-2 di International Islamic University Malaysia (IIUM), sedangkan jenjang S-1 ia selesaikan di Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Aktivitasnya saat ini adalah sebagai dosen, dai, penulis, penerjemah Arab-Indonesia (vice versa), penerjemah Inggris-Indonesia (vice versa), jurnalis di www.indonesiaalyoum.com, interpreter, dan editor di sejumlah penerbit di tanah air. Punya hobi menulis sejak kecil dan semakin terasah ketika menjejakkan kaki di Negeri Para Nabi, Mesir. Ia bisa dihubungi melalui akun Twitter: @jemmyhendiko dan e-mail: jemmyhendiko@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Dari Ide ke Realita: Bagaimana Entrepreneur Hub Mendigitalisasi Kewirausahaan?

11 Oktober 2024   23:52 Diperbarui: 12 Oktober 2024   09:11 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2023 Badan Pusat Statistik (BPS), angka kumulatif penambahan jumlah wirausaha di Indonesia dalam waktu Agustus tahun 2021 s/d Agustus 2023 mencapai 43,6% atau mencapai 436.668 orang dari target 1 juta wirausaha. Jumlah wirausaha di Indonesia masih mencapai 3,47 persen. Pemerintah menargetkan pertumbuhan rasio kewirausahaan pada 2024 mencapai 3,95 persen agar struktur ekonomi nasional lebih kuat.

Buku yang berada di hadapan Anda ini adalah serial pengarusutamaan strategi pengembangan koperasi dan UMKM yang terdiri dari lima bab. Pada bab pertama, penulis mengulas tentang upaya menyiapkan lapangan kerja berkualitas. Dalam bab ini dinyatakan bahwa tahun 2045 digadang-gadang akan menjadi era keemasan negara Indonesia setelah 100 tahun merdeka. Sebuah cita-cita yang hanya bisa direalisasi bila sejumlah kondisi terpenuhi. Salah satunya pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan. Megatrend 2045 memberi rujukan akan sejumlah tren besar yang perlu diantisipasi untuk membuat peta jalan menuju Indonesia Emas 2045, termasuk menjadi referensi dalam pengembangan wirausaha Indonesia.

Di titik ini, Asia menjadi semakin penting dalam arus perdagangan internasional, baik sebagai produsen maupun konsumen. Populasi besar dan bertumbuh pesat di kawasan Asia menciptakan pasar domestik yang besar dan potensial. Profil demografi Indonesia yang unik merupakan sebuah keuntungan. Sensus Penduduk 2020 mencatat jumlah penduduk Indonesia sebanyak 270 juta jiwa, menempati peringkat tertinggi keempat di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Profil demografi ini menciptakan peluang untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat bila dikelola dengan baik. Maka, pergeseran demografi bisa diantisipasi oleh startup dengan menyediakan produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan populasi lanjut usia, seperti kesehatan, perawatan, dan teknologi ramah lansia.

Ringkasnya, bab ini menyoroti pentingnya peran entrepreneur hub dan digitalisasi dalam pengembangan startup. Dengan menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi, kolaborasi, dan akses terhadap teknologi, entrepreneur hub dapat menjadi landasan bagi pertumbuhan kewirausahaan yang berkualitas. Dalam bab-bab selanjutnya, kita akan mendalami strategi konkret yang dapat diadopsi oleh entrepreneur hub untuk memaksimalkan potensi digitalisasi dalam mendukung startup.

Sementara pada bab kedua dan bab ketiga, penulis membincang tentang konsep atau model bisnis dan program entrepreneur hub di samping potensi dan transformasi digital Indonesia. Kewirausahaan, ungkap penulis, sesungguhnya kini dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang penting untuk mencetak generasi emas yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju. Maka, dalam hal ini, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengungkapkan bahwa kampus harus mengubah mindset kurikulum ke arah menciptakan wirausaha bukan sarjana calon pegawai pemerintah atau swasta.

Gagasan Menteri Teten memberi angin segar dalam menumbuhkembangkan kewirausahaan di Tanah Air. Untuk menjawab tantangan ekonomi global dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, lembaga pendidikan formal sudah mulai melakukan pembaruan dengan memasukkan materi kewirausahaan ke dalam kurikulum. Minat untuk berwirausaha bahkan sudah mulai ditumbuhkan sejak pendidikan dini.

Di level pendidikan tinggi, sejumlah universitas di Indonesia membuka Program Studi (Prodi) Kewirausahaan. Pada tahun 2018, perwakilan 20 kampus di Indonesia yang memiliki Prodi Kewirausahaan bertemu dan bersepakat untuk membentuk Aliansi Program Studi Kewirausahaan Indonesia (APSKI) yang hingga kini memiliki 59 anggota. Artinya, kewirausahaan kini dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang penting untuk mencetak generasi emas yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju.

Lebih jauh, bab ketiga menguraikan tentang potensi dan transformasi digital di Indonesia. Kini, teknologi telah berkembang sedemikian pesat. Hal ini berdampak positif pada terbukanya pintu-pintu baru dan mengubah cara berinteraksi, belajar dan berbisnis. Selain itu, dengan proses kreatif dan inovasi dapat menambah keuntungan melalui peningkatan nilai tambah pada produk atau layanan yang ditawarkan.

Dalam konteks UMKM, guna menghadapi tantangan era teknologi disruptif, UMKM harus melakukan transformasi digital sehingga bisa mengakses peluang-peluang baru di era digital untuk pengembangan usaha yang inovatif dan berkelanjutan. Di masa pandemi Covid19, digitalisasi terbukti menjadi solusi bagi pelaku usaha UMKM dan koperasi untuk bertahan, tumbuh, dan berkembang di tengah situasi yang sulit, di tengah pembatasan aktivitas dan mobilitas Masyarakat.

Teten Masduki menambahkan bahwa pada tahun 2020 lalu jumlah UMKM digital di Indonesia hanya delapan juta. Di tengah pandemi, angka ini bertumbuh signifikan, yakni 115 persen dalam rentang dua tahun. Hari ini, setidaknya 17,59 juta UMKM hadir dalam platform lokapasar digital atau e-commerce. Sebanyak 27 persen dari total populasi UMKM, 58 persen dari target 30 juta UMKM onboard ekosistem digital pada tahun 2024.

Di samping itu, digitalisasi memberi dampak positif dalam pertumbuhan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Tapi di sini lain, hal ini melahirkan sejumlah tantangan, seperti keterbatasan sumber daya manusia, keterampilan dan kemampuan finansial serta penguasaan teknologi digital. Proses digitalisasi membutuhkan investasi waktu, permodalan, keterampilan yang sulit diakses oleh UMKM yang memiliki keterbatasan sumber daya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun