Mohon tunggu...
Jemmy Hendiko
Jemmy Hendiko Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer | Translator | Interpreter | Editor | Freelance Writer | Blogger |

Seorang pembelajar yang gemar memungut ide-ide yang bertebaran lalu mengabadikannya dalam tulisan. Lahir dan tumbuh di Talang, sebuah nagari di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Ia merampungkan studi S-2 di International Islamic University Malaysia (IIUM), sedangkan jenjang S-1 ia selesaikan di Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Aktivitasnya saat ini adalah sebagai dosen, dai, penulis, penerjemah Arab-Indonesia (vice versa), penerjemah Inggris-Indonesia (vice versa), jurnalis di www.indonesiaalyoum.com, interpreter, dan editor di sejumlah penerbit di tanah air. Punya hobi menulis sejak kecil dan semakin terasah ketika menjejakkan kaki di Negeri Para Nabi, Mesir. Ia bisa dihubungi melalui akun Twitter: @jemmyhendiko dan e-mail: jemmyhendiko@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Dari Ide ke Realita: Bagaimana Entrepreneur Hub Mendigitalisasi Kewirausahaan?

11 Oktober 2024   23:52 Diperbarui: 12 Oktober 2024   09:11 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kibrispdr.org

Resentator                  : Jemmy Hendiko

Judul Buku                : Entrepreneur Hub & Digitalisasi: Embrio Pengembangan Startup

Penulis                        : Tim Penulis Buku Kompas

Penerbit                      : Kementerian Koperasi dan UKM RI

Tahun Terbit              : 2016

Jumlah Halaman       : 164 Halaman

Cetakan                      : Pertama

Di era digital yang semakin maju, digitalisasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan. Para pengusaha kini dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi agar tetap relevan dan kompetitif. Digitalisasi membuka peluang baru bagi para entrepreneur untuk mengoptimalkan operasional, menjangkau pasar yang lebih luas, dan menciptakan inovasi yang menarik. Melalui tema ini, kita akan menjelajahi bagaimana transformasi digital dapat mengubah wajah kewirausahaan dan menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Dalam konteks ini, entrepreneur hub berperan sebagai pusat inovasi dan kolaborasi, menyediakan sumber daya, jaringan, dan dukungan yang dibutuhkan para pengusaha untuk berkembang. Dengan memanfaatkan teknologi digital, entrepreneur hub dapat menghubungkan pemula dengan mentor, investor, dan komunitas yang relevan, mempercepat proses pembelajaran dan pengembangan bisnis. Selain itu, platform digital memungkinkan akses informasi yang lebih cepat dan akurat, membantu para entrepreneur mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih cepat. Transformasi ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem yang mendukung kreativitas dan keberlanjutan usaha.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, penting bagi para pengusaha untuk tidak hanya fokus pada penerapan alat digital, tetapi juga memahami dampak sosial dan ekonomi dari digitalisasi. Inovasi yang dihasilkan dari digitalisasi dapat mendorong inklusi ekonomi, memberikan akses lebih luas kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam dunia kewirausahaan. Di sisi lain, tantangan seperti keamanan data dan kesenjangan digital harus diatasi agar semua pihak dapat merasakan manfaatnya. Dengan membangun kesadaran dan pendidikan tentang digitalisasi, kita dapat menciptakan ekosistem kewirausahaan yang lebih adil dan berkelanjutan, di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk sukses dalam dunia yang semakin terhubung.

Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2023 Badan Pusat Statistik (BPS), angka kumulatif penambahan jumlah wirausaha di Indonesia dalam waktu Agustus tahun 2021 s/d Agustus 2023 mencapai 43,6% atau mencapai 436.668 orang dari target 1 juta wirausaha. Jumlah wirausaha di Indonesia masih mencapai 3,47 persen. Pemerintah menargetkan pertumbuhan rasio kewirausahaan pada 2024 mencapai 3,95 persen agar struktur ekonomi nasional lebih kuat.

Buku yang berada di hadapan Anda ini adalah serial pengarusutamaan strategi pengembangan koperasi dan UMKM yang terdiri dari lima bab. Pada bab pertama, penulis mengulas tentang upaya menyiapkan lapangan kerja berkualitas. Dalam bab ini dinyatakan bahwa tahun 2045 digadang-gadang akan menjadi era keemasan negara Indonesia setelah 100 tahun merdeka. Sebuah cita-cita yang hanya bisa direalisasi bila sejumlah kondisi terpenuhi. Salah satunya pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan. Megatrend 2045 memberi rujukan akan sejumlah tren besar yang perlu diantisipasi untuk membuat peta jalan menuju Indonesia Emas 2045, termasuk menjadi referensi dalam pengembangan wirausaha Indonesia.

Di titik ini, Asia menjadi semakin penting dalam arus perdagangan internasional, baik sebagai produsen maupun konsumen. Populasi besar dan bertumbuh pesat di kawasan Asia menciptakan pasar domestik yang besar dan potensial. Profil demografi Indonesia yang unik merupakan sebuah keuntungan. Sensus Penduduk 2020 mencatat jumlah penduduk Indonesia sebanyak 270 juta jiwa, menempati peringkat tertinggi keempat di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Profil demografi ini menciptakan peluang untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat bila dikelola dengan baik. Maka, pergeseran demografi bisa diantisipasi oleh startup dengan menyediakan produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan populasi lanjut usia, seperti kesehatan, perawatan, dan teknologi ramah lansia.

Ringkasnya, bab ini menyoroti pentingnya peran entrepreneur hub dan digitalisasi dalam pengembangan startup. Dengan menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi, kolaborasi, dan akses terhadap teknologi, entrepreneur hub dapat menjadi landasan bagi pertumbuhan kewirausahaan yang berkualitas. Dalam bab-bab selanjutnya, kita akan mendalami strategi konkret yang dapat diadopsi oleh entrepreneur hub untuk memaksimalkan potensi digitalisasi dalam mendukung startup.

Sementara pada bab kedua dan bab ketiga, penulis membincang tentang konsep atau model bisnis dan program entrepreneur hub di samping potensi dan transformasi digital Indonesia. Kewirausahaan, ungkap penulis, sesungguhnya kini dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang penting untuk mencetak generasi emas yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju. Maka, dalam hal ini, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengungkapkan bahwa kampus harus mengubah mindset kurikulum ke arah menciptakan wirausaha bukan sarjana calon pegawai pemerintah atau swasta.

Gagasan Menteri Teten memberi angin segar dalam menumbuhkembangkan kewirausahaan di Tanah Air. Untuk menjawab tantangan ekonomi global dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, lembaga pendidikan formal sudah mulai melakukan pembaruan dengan memasukkan materi kewirausahaan ke dalam kurikulum. Minat untuk berwirausaha bahkan sudah mulai ditumbuhkan sejak pendidikan dini.

Di level pendidikan tinggi, sejumlah universitas di Indonesia membuka Program Studi (Prodi) Kewirausahaan. Pada tahun 2018, perwakilan 20 kampus di Indonesia yang memiliki Prodi Kewirausahaan bertemu dan bersepakat untuk membentuk Aliansi Program Studi Kewirausahaan Indonesia (APSKI) yang hingga kini memiliki 59 anggota. Artinya, kewirausahaan kini dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang penting untuk mencetak generasi emas yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju.

Lebih jauh, bab ketiga menguraikan tentang potensi dan transformasi digital di Indonesia. Kini, teknologi telah berkembang sedemikian pesat. Hal ini berdampak positif pada terbukanya pintu-pintu baru dan mengubah cara berinteraksi, belajar dan berbisnis. Selain itu, dengan proses kreatif dan inovasi dapat menambah keuntungan melalui peningkatan nilai tambah pada produk atau layanan yang ditawarkan.

Dalam konteks UMKM, guna menghadapi tantangan era teknologi disruptif, UMKM harus melakukan transformasi digital sehingga bisa mengakses peluang-peluang baru di era digital untuk pengembangan usaha yang inovatif dan berkelanjutan. Di masa pandemi Covid19, digitalisasi terbukti menjadi solusi bagi pelaku usaha UMKM dan koperasi untuk bertahan, tumbuh, dan berkembang di tengah situasi yang sulit, di tengah pembatasan aktivitas dan mobilitas Masyarakat.

Teten Masduki menambahkan bahwa pada tahun 2020 lalu jumlah UMKM digital di Indonesia hanya delapan juta. Di tengah pandemi, angka ini bertumbuh signifikan, yakni 115 persen dalam rentang dua tahun. Hari ini, setidaknya 17,59 juta UMKM hadir dalam platform lokapasar digital atau e-commerce. Sebanyak 27 persen dari total populasi UMKM, 58 persen dari target 30 juta UMKM onboard ekosistem digital pada tahun 2024.

Di samping itu, digitalisasi memberi dampak positif dalam pertumbuhan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Tapi di sini lain, hal ini melahirkan sejumlah tantangan, seperti keterbatasan sumber daya manusia, keterampilan dan kemampuan finansial serta penguasaan teknologi digital. Proses digitalisasi membutuhkan investasi waktu, permodalan, keterampilan yang sulit diakses oleh UMKM yang memiliki keterbatasan sumber daya.

Terkait pengembangan startup berbasis teknologi, penulis menyatakan bahwa startup yang bergerak di sektor perdagangan dan jasa pembiayaan masih mendominasi padahal kontribusinya terhadap PDB nasional dan kesejahteraan masyarakat relatif kecil. Peluang untuk pengembangan usaha rintisan di sektor agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan dan teknologi pun masih terbuka lebar.

Artinya, ekosistem startup di Indonesia memiliki potensi sangat besar. TechAsia, berdasarkan data e-Conomy SEA 2023 menyebut, nilai transaksi kotor (gross merchandise value) ekonomi digital Indonesia diprediksi mencapai 109 miliar dolar AS atau sekitar Rp1,7 kuadriliun pada tahun 2025.

Dalam hal ini, guna menjawab tantangan dan peluang di masa depan, KemenKopUKM menargetkan pengembangan startup pada empat sektor unggulan yaitu agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan dan teknologi. Menurut Menteri Teten, ada empat fase yang harus dijalankan oleh pemerintah dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, yaitu kesesuaian dalam memberikan solusi suatu masalah (problem solution fit), kesesuaian pasar produk (product market fit), kesesuaian model bisnis (business model fit), dan keberlanjutan bisnis (sustainability over time).

Ada fakta menarik yang diungkapkan oleh penulis ketika membincang soal belajar pengembangan startup hingga ke luar negeri. Bahwa struktur ekonomi Indonesia dengan Jepang, Korea dan China, sebenarnya mirip. Hanya saja, berbeda dengan ketiga negara tersebut, di mana UMKM terhubung dengan industri, UMKM di Indonesia sebagian besar mandiri yang tak terhubung dengan industri. Dampaknya, industrinya maju, UMKM-nya tertinggal.

Lebih jauh, buku ini juga mengajak pembaca untuk mempelajari pengembangan startup dari Australia, di mana dari negara tetangga tersebut kita bisa belajar bahwa institusi pendidikan menyediakan program bisnis, lembaga pendidikan menjadi pusat penelitian dan inovasi, mahasiswa di sana menjalin kemitraan dengan industri, dan memberi dukungan pada inkubator dan akselerator.

Sebagai penutup, buku "Entrepreneur Hub & Digitalisasi: Embrio Pengembangan Startup" menegaskan bahwa kombinasi antara entrepreneur hub dan digitalisasi merupakan kunci untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan startup. Entrepreneur hub menyediakan lingkungan yang mendukung kolaborasi, pembelajaran, dan akses ke sumber daya penting, sementara digitalisasi menawarkan alat dan platform yang mempercepat proses pengembangan bisnis. Dengan fokus pada keterampilan, jaringan, dan teknologi, ekosistem ini dapat menciptakan peluang baru dan meningkatkan daya saing pengusaha. Oleh karena itu, investasi dalam infrastruktur dan program yang mendukung kewirausahaan digital sangat penting untuk memaksimalkan potensi startup di era yang terus berubah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun