Mohon tunggu...
jemariku
jemariku Mohon Tunggu... Lainnya - JEjak MAnusia dalam RIngkasan dan KUtipan

Buat tanpa Tapi ... Lakukan tanpa Nanti ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Zombie...

7 Desember 2021   22:22 Diperbarui: 7 Desember 2021   22:54 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Zombie...

Pernahkah kita mendengar istilah 'zombie'? Apa itu zombie? Iya, zombie adalah mayat hidup. Digambarkan berupa makhluk seram yang raganya hidup namun jiwanya kosong, serta berambisi memangsa jiwa yang lain. Sering kita dapati di film-film, kisah-kisah horor, maupun cerita fiksi lainnya. 

Tahukah kita? Ternyata zombie itu memang ada, bahkan hidup di dunia nyata!? Dan berkeliaran di sekiling kita. Serta tak menutup kemungkinan kita pun termasuk zombie tersebut.

Di dalam sebuah Hadits... Dari Sahabat Abu Musa al-Asy'ariy Radhiallahu'anhu, beliau berkata,

-- -- : (( )).

"Perumpamaan orang yang berdzikir (mengingat) Rabbnya dan yang tidak berdzikir... adalah bagaikan orang yang hidup dan orang yang mati (bangkai)."
[HR. Bukhari, no. 6407 dan Muslim, no. 779]

Lihatlah, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menyamakan orang yang tidak berdzikir (mengingat) Allah semisal bangkai, seperti mayit hidup yang jiwanya kosong (zombie).

Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda,

(( )).

"Perumpamaan rumah yang disebutkan nama Allah di dalamnya dengan yang tidak, bagaikan orang yang hidup dan orang yang mati (mayit)." [HR. Muslim, no. 779]

Saudaraku...
Kehidupan hati lebih penting daripada kehidupan jasad, sebaliknya kematian hati lebih berbahaya daripada kematian jasad, sehingga orang yang mati hatinya diperumpamakan seperti orang yang sudah benar-benar mati, walaupun jasadnya masih hidup.

Oleh karenanya, sebagaimana jasad... maka hati juga butuh kehidupan. Dan Hidupnya hati adalah dengan berdzikir kepada Allah ta'ala, adapun matinya hati dikarenakan lupa dan lalai akan Allah Tabaaraka wata'ala.

Bahkan, dzikir itu sendiri pada hakikatnya merupakan kehidupan bagi hati tersebut. Apabila hati kehilangan dzikir, maka seakan-akan kehilangan kehidupannya.

Al-Imam Ibnul Qoyyim menukil perkataan gurunya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahumullah di dalam kitab Al Waabilus Shoyyib, hlm. 70,

"Dzikir bagi hati bagaikan air bagi ikan, lantas bagaimanakah kondisi ikan apabila dikeluarkan dari air?"

Dari sini dapat kita simpulkan; Bahwa tidaklah hidup sebuah hati, tanpa dengan dzikir kepada Allah Azza wajalla. Maka seseorang, jika hatinya kosong dari dzikir kepada Allah... meskipun ia hidup, mampu berjalan kesana kemari... namun ketahuilah, hakikatnya ia hanyalah sebujur bangkai, 'zombie', mayit hidup yang berkeliaran di muka bumi, raganya hidup namun jiwanya kosong tak tentu arah.

Saudaraku...
Ketahuilah, dzikir yang hakiki bukan sekedar lafal yang diucapkan dengan lisan, bukan sekedar teriakan takbir yang disorakkan penuh semangat bersama para jama'ah lainnya. Setelah itu, hilang tak berbekas, hanya menyisakan lelah dan dahaga.

Jika kita berdzikir seusai sholat, benar... itu memang disyariatkan. Namun, yang dimaksud banyak berdzikir disini adalah mengingat Allah Azza wajalla kapanpun, dimanapun, dalam kondisi apapun dia berada.

Bukan kita berdzikir setelah sholat; SubhanaLlaah... WalhamduliLlaah... WaLlahuakbar... Tapi masih mendatangi dukun, percaya ramalan dan khurafat, pohon keramat masih disembah, tumbal sesaji jadi rutinitas sehari-hari.

Bukan kita berdzikir; SubhanaLlaah... WalhamduliLlaah... WaLlahuakbar... Tapi ibadah sekehendak hati, ujub riya takabbur meracuni diri, quantity dikejar tanpa peduli quality, banyaknya amal namun tak sesuai ajaran Nabi.

Bukan kita berdzikir; SubhanaLlaah... WalhamduliLlaah... WalaailaahaillaLlah... WaLlahuakbar... Tapi ketika di pasar pembeli kita tipu, tetangga tersakiti, teman dibully, hasad iri dengki ghibah sana sini, ketika di jalan mata liar memandang yang haram, harta riba lumrah jadi konsumsi, budaya korupsi mulai kelas kakap sampai level teri pun tak lagi peduli. Lantas mereka berdalih; harta yang haram saja sulit dicari, apalagi yang halal !?

Dzikirnya panjangg... Tapi tidak kapok berbuat dosa, kemaksiatan masih suka diterjang, kesyirikan kerap kali ia lakukan....
bukan itu yg dimaksud berdzikir kpd Allah!!
bukan itu yg dimaksud berdzikir kpd Allah!!

Saudaraku...
Sekali lagi bukan sekedar lafal, namun harus dipahami maknanya, diagungkan dengan hati dan diamalkan dengan anggota tubuh yaitu; dengan senantiasa menjalankan perintah Allah Ta'ala dan menjauhi larangan-Nya.

Al-'Allamah Ali Al-Qori rahimahullah berkata,

... 

"Orang yang berdzikir terhias zhohirnya dengan ketaatan, dan terhias batinnya dengan pengenalan (berilmu tentang Allah dan beriman kepada-Nya). 

Adapun orang yang tidak pernah berdzikir, zhohirnya kosong dari ketaatan dan batinnya bathil (tidak berilmu tentang Allah dan beriman kepada-Nya)." [Al-Mirqoh: 4/1541]

Dzikir adalah ibadah yang paling mudah, namun paling agung dan paling utama; sebagaimana yang kita ketahui, bahwa gerakan lisan adalah gerakan anggota tubuh yang paling ringan dan mudah.

Diceritakan, dahulu ada seorang sahabat (tua/renta) datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, dia mengatakan;

...

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam ini telah banyak bagiku...

Maka beritahukanlah aku sesuatu yang bisa aku pegang selalu, yang senantiasa bisa aku amalkan, dan aku mampu istiqomah melakukannya...

Maka Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda,
(( ))

"Hendaklah lisanmu selalu basah karena berdzikir kepada Allah Azza wajalla." (HR Tirmidzi).

Saudaraku...
Bahkan Allah Azza wajalla memerintahkan kita semua kaum Mukminin... untuk banyak berdzikir kepada-Nya.

Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allh, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya." [al-Ahzb: 41]

Allah Azza wajalla juga berfirman.

"... Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allh, Allh telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." [al-Ahzb:35]

Maka, masih enggankah kita untuk selalu berdzikir kepada Allah? Dengan dzikir yang sesungguhnya, dzikir yang hakiki.

Tak terdorongkah hati kita untuk memperbaiki dzikir kita kepada Allah? Bukan sekedar dzikir selepas ba'da shalat... Namun juga dzikir-dzikir yang kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam QS. Thoha ayat 124, Allah Azza wajalla mengancam orang-orang yang enggan berdzikir mengingat-Nya, Allah berfirman,

...

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, (maksud: berpaling dari Al-Qur'an atau dzikir-dzikir yang mutlak, yang dilakukan kapanpun dan dimana pun berada)

Maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, sengsara dan merana, kehidupan yang tak tentu arah.

Maka saudaraku, jika detik ini... saat ini... kita merasakan kehidupan begitu beratnya, masalah yang datang begitu banyaknya, problematika kehidupan yang menghimpit menyesakkan dada...
Menjadikan kita stress, galau, dan sebagainya...

Kuncinya hanya satu, yaitu; HATI.
Hati yang tenang, damai, dan bahagia.
Hati yang senantiasa dzikrullah, selalu mengingat Allah.

Allah Azza wajalla berfirman :

Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang (tentram, damai). [QS. ar-Ra'd: 28] 

Itulah obatnya...
Dan terkadang kita itu sudah tahu obatnya, tapi kita tak pernah mau meminum obatnya...

Banyak orang galau malah cari tempat hiburan dunia... melampiaskan syahwatnya, menuruti hawa nafsunya, mereka mencari pelarian... padahal justru tersesatkan jalan.

Iya, mungkin saja bisa hilang galaunya di tempat itu, di waktu itu...
Ketika pulang?  Kembali kesuntukan, kegalauan, kesedihan, dan kesengsaraan datang kembali melanda menghampiri. Mengapa? Karena enggan berobat atau telah berobat tapi tidak tepat penanggulangannya.

Kemudian Allah melanjutkan dalam ayatnya;

dan Kami akan menghimpunnya (mengumpulkan) orang-orang yang enggan berdzikir pada hari Kiamat kelak dalam keadaan buta."... Padahal tatkala hidup di dunia mereka adalah orang yang mampu melihat!!

Maka saudaraku...
bila ingin kehidupan yang lapang, bahagia, damai, tenang, dan tentram...
serta tidak ingin menjadi bangkai hidup, menjadi 'zombie' yang berjalan di muka bumi namun kosong hati dan jiwanya...

Maka berdzikirlah... berdzikirlah, niscaya hati akan hidup, senantiasa terisi dengan dzikrullah, selalu mengingat Allah Azza wajalla.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun