Mohon tunggu...
jefry Daik
jefry Daik Mohon Tunggu... Guru - seorang laki - laki kelahiran tahun 1987

pernah menjadi guru pernah menjadi penjual kue pernah menjadi penjual tahu pernah menjadi penjual Nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menguliti Pagi

15 Oktober 2020   15:48 Diperbarui: 15 Oktober 2020   15:51 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi istimewa Hanif Andy (Insanwisata)

Berteman sebuah motor kenangan

kulewati jembatan penuh harapan

ada uneg-uneg cicilan

sedang kukejar untuk masa depan

Membaur dengan kokokan ayam membinar sejuk

embun menitik, kabut merajuk

lalai dalam menepi seteguk

ingin cepat membingkas kantuk,

cepat! cepat!

langkah bergegas cemas

pagi ini jangan sampai lambat

kita kuliti pagi yang berpendar 

erat menggenggam, 

kumpulkan kilauan keping logam

siapa yang tahu kapan rezeki memudar

ah..diameter pagi ini sungguhlah berseri

pagi ini kita jajaki sambil menari

walau penuh dengan misteri

seribu dua ribu pastilah diberi

Kue pisang, kue kacang, tak usahlah di cari

walau hanya berteman sambal terasi 

sudah cukup berteman dengan nasi

wahai anak muda penerus generasi

tak ku sangka sekolah kini sepinisasi

Ah...pagi ini kulit udara cukup tebal

dada harus terus menahan sebal

harapan seolah ikut tertumbal.

ternyata korona mengajakku untuk hidup kebal

Bagaimana bisa jadi orangtua abal abal?

Motor butut penuh kenangan ku bawa lagi

mengedari ruang - ruang rumah ditepi pagi

siapa tahu ada yang menanggapi

sebiji dua biji bisalah menemani kopi

pagi ini telah ku kuliti

kubawa pulang pada yang menanti

Sisakan tenaga untuk berhenti

untuk besok kembali meniti

lalu kembali mencecar hari yang kian berganti

Untuk semua pejuang,  kekasih sejati

Sebarkan kebijakan dalam empati

tanggalkan ego, sombongpun dilucuti

ingin bertahan? ya jangan mau cepat mati!

kita kejar setiap hati

kuliti pagi di esok dan nanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun