Dengan fakta mereka yang berkuasa bisa seenak udelnya mengatur perekoniomian hingga menekan pemerintah untuk semakin abai mengurusi urusan rakyatnya. Saatnya sistem zonasi dievaluasi, apakah efektif terhadap perkembangan generasi terbaik? Ditambah dengan pernyataan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang menyerahkan urusan kecurangan dan lain sebagainya kepada sekolah daerah.Â
Otonomi daerah yang ditetapkan pemerintah pusat, benar-benar melegitimasi seberapa besar abainya negara, dari yang seharusnya lembaga pendidikan adalah fokus pada pembentukan manusia yang berkepribadian tangguh dan mandiri. Namun ini malah disibukkan dengan mencari " pendapatan sekolah".Â
Muncullah komite yang mengatasnamakan wakil dari wali murid dan pelajar. Bak sebuah perusahaan, lembaga pendidikan terpaksa fokus pada bisnis. Tak salah, jika sebagai orangtua memberikan yang terbaik bagi anaknya, termasuk pendidikan namun jika negara tak mampu menyediakan pendidikan yang berkualitas dan merata tentulah akan timbul banyak persoalan.Â
Islam Solusi Tuntas Pendidikan Berkualitas
Pendidikan dalam Islam adalah tanggungjawab negara, dan berlaku adil untuk semua rakyat. Termasuk kewajiban negara menyediakan sarana pendidikan yang berkualitas, gratis dan mudah diakses oleh semua peserta didik.Â
Kurikulum disusun berlandaskan akidah Islam. Sehingga tercipta generasi cerdas, beriman, bertakwa dan memiliki kepribadian Islam. Seluruh pembiayaan sarana, prasarana, SDM dan lain-lainnya yang berhubungan dengan pendidikan dipenuhi oleh negara, samasekali tidak bergantung kepada pembiayaan asing. Dana yang dibutuhkan jelas sangat banyak, maka Baitulmal yang jadi jawaban.Â
Sekolah swasta diperbolehkan didirikan, baik oleh perorangan maupun lembaga, asalkan menggunakan kurikulum Islam. Pada setiap pelanggaran , tidak ada diskriminasi. Akan dikenakan sanksi tegas, sebab kecurangan bukan bagian dari Islam. Pejabat-pejabat yang ada bekerja dengan suasana ketakwaan yang tinggi. Tidak mudah menerima suap sebab jabatan yang ada pada mereka dimaknai sebagai amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.Â
Rasulullah Saw bersabda, "Sungguh jabatan ini adalah amanah. Pada Hari Kiamat nanti, jabatan itu akan menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mengambil jabatan itu dengan haq dan menunaikan amanah itu yang menjadi kewajibannya."(HR Muslim).Wallahu a'lam bish showab. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H