Mohon tunggu...
JELITA SARI
JELITA SARI Mohon Tunggu... Lainnya - JELITA SARI EP0157971 MITRA BISNIS PREMIER SILVER PT VERITRA SENTOSA INTERNASIONAL DAN PT TRENINET SENTOSA INTERNASIONAL.

http://bit.ly/BisnisUsahaSDP http://bit.ly/mendaftargratisdiMAB http://bit.ly/joindiMAB (Batch 9, Referral Sippass1)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Punya Suami Baik Hati

28 Maret 2022   23:26 Diperbarui: 28 Maret 2022   23:52 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Punya Suami Baik Hati

Sulton baru pulang bekerja. Udara di luar ruangan tempat kerjanya membuat perasaan gampang sedih sebab teringat dengan seorang yang paling dirindukan selama ini. Dialah Ibu yang sangat senang anaknya pulang ke rumah ketika ada waktu luang selalu membantu Ibu masak makanan untuk dijual keliling. Terkadang Sulton nangis hanya di dalam sana sebab Ibunya sampai sekarang masih tetap ingin berdagang keliling menjual hasil masakan yang dibuatnya setiap hari.

Rasanya siapapun yang masih membantu Ibu sepertinya pasti juga akan merasa sedih makanya setelah pulang dan punya waktu luang Sulton selalu membantu Ibu dengan usaha Ibu yang tidak mudah untuk dikatakan langsung memeluk Sulton sebab merasa sayang anak satu-satunya itu.

Pernah Sulton meminta Ibu untuk tetap tinggal di rumah. Ibu sebaiknya tinggal di rumah saja untuk itu dirinya berniat membelikan Ibunya rumah tempat tinggal yang layak lebih baik dari seperti sekarang ini atau rumah yang mereka tinggali diperbaiki. Lalu Ibu mengatakan sebenarnya untuk itulah Ibu bekerja mencari uang dan menjaga dirinya selalu. Kini Sulton sudah dewasa dan bekerja. Tetapi, Ibu masih sangat baik menjaga dan memberikannya tempat yang layak.

"Apakah Sulton melupakan jasa Ibu dan tempat tinggal peninggalan Ayah buat Ibu ?" Kata Ibu setengah menangis dan air matanya menempel di bulu mata yang lentik dan hitam tebal itu.

Sulton terkejut hampir menangis lalu memeluk Ibu dan meminta maaf kalau dirinya menyakiti hati Ibu sebab Ibu menangis dan dirinya terkejut sekali.

Ibu mengajarkan kepada dirinya untuk selalu bersyukur kepadanya ataupun sebetulnya Sulton benar Ibunya cuma satu. Ibupun punya keyakinan demikian. Sulton adalah anak Ibu satu-satunya dan rasanya Ibu tidak ingin membebankan semua tanggungjawab yang berat kepada Putranya yang ia jaga dan rawat selama ini setelah Ayahnya pergi meninggalkan dirinya karena dipanggil Allah SWT.

Sore itu Sulton mengerjakan semua pekerjaan membantu Ibu di dapur. Mencuci piring dan banyak lagi.

Ibu hanya tersenyum senang dan berterimakasih kepada-Nya. Tuhannya sangat baik telah memberikan anak yang dapat menjaga baik Ibunya hingga kini dan niat baiknya dapat Ibu banggakan nanti sampai akhir nanti.

Ibu Sulton adalah seorang yang pernah memiliki banyak usaha di desanya sebab apa ketika itu dirinya pergi membawa anaknya dan suaminya meninggal karena tidak dapat menerima semuanya. Usaha keluarganya juga rusak dan selesai dipengadilan dirinya harus membayarkan piutang dan hingga dirinya meninggal karena kehabisan tenaga bekerja keras membawa barang di pasar. Mereka juga banyak yang mengatakan dirinya sebagai seorang yang macam-macam. Siapapun pasti tidak akan terima dan walaupun hanya diam pasti akhirnya berakhir dengan kata meninggal sebab dipanggil-Nya.

Ibu Sulton tetap menerima walaupun Ayahnya pergi kembali lagi kepada-Nya dirinya semakin kuat membawa anaknya. Anak kandungnya ketika itu maaih berumur 8-9 tahun. Tangisnya ketika itu tidak ada sebab dirinya tetap menjaga Ibu sampai ke mana pun Ibu tetaplah Ibunya dan sebaliknya. Namun, ketika itu Ibu sangat sedih dan menangis. Tangisan Ibu hanyalah sementara waktu setelah selesai kisah itu walaupun beberapa tahun lamanya.

Sulayya adalah seorang anak yang pertama kali datang mendekati Ibu Sulton dirinya berumur 6 tahun dan baru mau sekolah. Jadi, bahasanya memang kurang baik pengucapannya sebab giginya ompong. Tetapi, Ibu mengerti kadang-kadang Sulton merasa lucu karena Sulayya lucu banget katanya. Sulayya tidak menangis malah tertawa senyamannya tertawa dan rasanya Sulton juga Ibu jadi terhibur. Mereka sangat dekat kala itu. Beberapa lamanya Sulayya dan Sulton bersekolah dan berteman sebab rumah mereka dekat dan Ibu Sulayya adalah seorang pemilik rumah tempat tinggal Ibu dan Sulton kala itu. Namun, merasa Iba dan memberikannya kembali kepada keluarga mereka mengatakan bahwa rumah itu adalah peninggalan Ayah Sulton.

Teranglah keluarga Sulayya sangat baik dan banyak mendapatkan penghasilan yang lebih dari kemarin pemasukan mereka bertambah dari usahanya bertani dan dapat untuk menyimpan uang di bank milik negara. Ibu Sulton pun sempat diajak dari Ibu Sulayya untuk dapat datang ke BANK RAKYAT INDONESIA. Menabung di sana aman untuk semua nasabah di pedesaan seperti mereka. Jadi, setiap hari kini Ibu Sulton selalu menyisihkan penghasilan dari menjual masakannya sendiri untuk dapat dikumpulkan dan disimpan baik di sana.

Semua orang di sana senang melayani Ibu Sulton setiap hari datang ke BRI. Di sana dirinya merasa nyaman dan pelayanannya juga sangat baik. Ibu Sulton lama-kelamaan memiliki banyak saldo di sana. Jumlahnya sangat berarti buat dirinya bersama Sulton nanti. Mengingat semua yang telah diberikan-Nya itu Ibu Sulton jadi lebih rajin menyembah kepada Allah SWT dan setiap hari mengerjakan sholat 5 waktu terkadang memberikan anak-anak yang tidak memiliki orang tua sedikit dari hasil kerjanya sendiri.

Alhamdulillah, Ibu selalu mengingatkan anaknya kini. Beberapa lama Sulton mengingat perkataan Ibu dan rasanya Ibu memanglah Ibu yang selalu menjaganya sebab apapun Ibu mengatakan kepada dirinya akan tetap menuruti semua yang telah Ibu katakan.

Keranjang yang dibawa Ibunya setiap hari suatu hari dia yang membawakannya keliling kampung dan Ibu yang melayani pembeli. Rasanya setiap hari keliling bersama Ibu akan terasa senang sekali. Namun, Ibu tetap mengatakan biarkanlah Ibu sendiri yang susah seperti ini bukan kamu anak Ibu yang baik hati.

Senyum Ibu dan Sulton mengiringi banyak waktu dan pelanggan juga tetap datang tabah banyak yang datang setiap saat dan waktu. Alhamdulillah.

--- ---

Ibu Sulton teringat dengan Sulayya dan dirinya menyisihkan satu porsi besar masakan yang dibuatnya untuk diberikan kepada Sulayya sebelum pergi berkeliling dan Ibu Sulayya menerimakan pemberian itu. Ibu Sulton terkejut mendengarkan cerita singkat dari Ibu Sulayya. Ternyata anaknya sudah lama pergi ke luar negeri untuk Umroh. Sebenarnya Ibu Sulton sangat senang dan memeluk teman juga tetangganya itu padahal rasanya lupa untuk menangis dan senyumnya nampak ikhlas nampak ringan sekali. Mereka pagi itu nampak berpelukan 10-23 menit sambil bercerita sampai ditegur oleh seseorang yang ingin membeli dagangan kelilingnya. Mereka ketawa  dan senyum dangan air mata yang masih di kelopak mata.

Mereka membeli banyak hari itu sampai 30 bungkus dan masih ada bungkus lagi makanan yang mereka beli ketika Ibu Sulton keliling berdagang.

Ada anak yang belum makan nampak sekali tangannya gemetar dan Ibunya buta. Ibu sulton merasa senang dapat membantu mereka lalu makanan yang masih ada tiga bungkus itu diberikan semuanya sampai menyempatkan diri menyuapi Ibu anak itu.

Sempat berterimakasih, Ibunya menangis sedih dan sempat mendo'akan Ibu Sulton. Namun, do'anya hanya ada di dalam hati dan hanya dapat didengar apalagi diijabah-Nya.

Ibu sulton sempat pemit pulang dan membelikan Ibu itu dan anaknya air minum. Semoga berkah. Senyumnya menyertai kepergiannya dari tempat mereka diam dan bersembunyi dari panas terik dan hujan. Begitulah kisah keseharian Ibu Sulton yang baik hati menerima keberkahan-Nya melewati perdagangan yang dijalaninya dan menghasilkan uang walaupun sedikit berlebih stelah menabung, keperluannya dan hanya untuk kembali membeli bahan-bahan untuk membuat produk yang dapat di tawarkan keliling naik sepeda ontel miliknya. Ibu Sulton sangat bersyukur kepada-Nya setiap hari berkeliling menjajakan dagannya sendiri.

(Selesai)

by Jelita Sari

🌷🌷🌷🌸🌸🌷🌷🌷

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun