Sulton baru pulang bekerja. Udara di luar ruangan tempat kerjanya membuat perasaan gampang sedih sebab teringat dengan seorang yang paling dirindukan selama ini. Dialah Ibu yang sangat senang anaknya pulang ke rumah ketika ada waktu luang selalu membantu Ibu masak makanan untuk dijual keliling. Terkadang Sulton nangis hanya di dalam sana sebab Ibunya sampai sekarang masih tetap ingin berdagang keliling menjual hasil masakan yang dibuatnya setiap hari.
Rasanya siapapun yang masih membantu Ibu sepertinya pasti juga akan merasa sedih makanya setelah pulang dan punya waktu luang Sulton selalu membantu Ibu dengan usaha Ibu yang tidak mudah untuk dikatakan langsung memeluk Sulton sebab merasa sayang anak satu-satunya itu.
Pernah Sulton meminta Ibu untuk tetap tinggal di rumah. Ibu sebaiknya tinggal di rumah saja untuk itu dirinya berniat membelikan Ibunya rumah tempat tinggal yang layak lebih baik dari seperti sekarang ini atau rumah yang mereka tinggali diperbaiki. Lalu Ibu mengatakan sebenarnya untuk itulah Ibu bekerja mencari uang dan menjaga dirinya selalu. Kini Sulton sudah dewasa dan bekerja. Tetapi, Ibu masih sangat baik menjaga dan memberikannya tempat yang layak.
"Apakah Sulton melupakan jasa Ibu dan tempat tinggal peninggalan Ayah buat Ibu ?" Kata Ibu setengah menangis dan air matanya menempel di bulu mata yang lentik dan hitam tebal itu.
Sulton terkejut hampir menangis lalu memeluk Ibu dan meminta maaf kalau dirinya menyakiti hati Ibu sebab Ibu menangis dan dirinya terkejut sekali.
Ibu mengajarkan kepada dirinya untuk selalu bersyukur kepadanya ataupun sebetulnya Sulton benar Ibunya cuma satu. Ibupun punya keyakinan demikian. Sulton adalah anak Ibu satu-satunya dan rasanya Ibu tidak ingin membebankan semua tanggungjawab yang berat kepada Putranya yang ia jaga dan rawat selama ini setelah Ayahnya pergi meninggalkan dirinya karena dipanggil Allah SWT.
Sore itu Sulton mengerjakan semua pekerjaan membantu Ibu di dapur. Mencuci piring dan banyak lagi.
Ibu hanya tersenyum senang dan berterimakasih kepada-Nya. Tuhannya sangat baik telah memberikan anak yang dapat menjaga baik Ibunya hingga kini dan niat baiknya dapat Ibu banggakan nanti sampai akhir nanti.
Ibu Sulton adalah seorang yang pernah memiliki banyak usaha di desanya sebab apa ketika itu dirinya pergi membawa anaknya dan suaminya meninggal karena tidak dapat menerima semuanya. Usaha keluarganya juga rusak dan selesai dipengadilan dirinya harus membayarkan piutang dan hingga dirinya meninggal karena kehabisan tenaga bekerja keras membawa barang di pasar. Mereka juga banyak yang mengatakan dirinya sebagai seorang yang macam-macam. Siapapun pasti tidak akan terima dan walaupun hanya diam pasti akhirnya berakhir dengan kata meninggal sebab dipanggil-Nya.
Ibu Sulton tetap menerima walaupun Ayahnya pergi kembali lagi kepada-Nya dirinya semakin kuat membawa anaknya. Anak kandungnya ketika itu maaih berumur 8-9 tahun. Tangisnya ketika itu tidak ada sebab dirinya tetap menjaga Ibu sampai ke mana pun Ibu tetaplah Ibunya dan sebaliknya. Namun, ketika itu Ibu sangat sedih dan menangis. Tangisan Ibu hanyalah sementara waktu setelah selesai kisah itu walaupun beberapa tahun lamanya.