Rintik hujan membuat Rana terbangun. Lupa kalau bajunya hampir kering dijemur di luar rumahnya. Rana pergi ke belakang rumah sambil berlari kentut pun. Preeephhh...
"Astaghfirullah, perut Rana mules..."
Rana hampir menangis berjalan perlahan ke bagian belakang rumahnya.
"Rana..., hujan..." suara Ibu kencang sekali padahal Rana kini sedang di luar mau sampai juga sambil menahan rasa sakit perutnya.
"Aduh, tidak tahan rasanya mau muntah." Rana mengeluh sendiri.
Bajunya bermacam-macam bentuk rupa dan warna, semuanya sudah diangkat segera dbawa ke dalam kamarnya untuk dilipat dan nanti di setrika setelah listrik hidup kembali dan hujan berhenti.
"Rana mengantuk sekali dan aduh..." dirinya terduduk di lantai depan kamar mandi.
Rana menyesal sebab mengeluh padahal hampir sampai dan hajatnya akan segera selesai. Rana segera berdiri tanpa menangis sedikit pun.
"Astaghfirullah, biamillahirrohmaanirrohiim. Allahumma inni a'uzdubika minal hubusi walkhobaish. Aamiin" Rana melangkah dengan kaki kiri terlebih dahulu.
Rana segera menutup kamar mandinya. Kamar mandi itu juga dikunci olehnya. Beberapa menit Rana keluar dari kamar mandi itu dan badannya sudah bersih.