Mohon tunggu...
Jelarang Kusuma
Jelarang Kusuma Mohon Tunggu... -

Anak hutan yang ke kota.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gurita Bisnis Sudirman Said

23 November 2015   21:30 Diperbarui: 24 November 2015   23:15 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Syafrie Syamsoeddin yang kala itu menjabat sebagai wakil menteri pertahanan merekomendasikan SS untuk menjadi dirut di PT Pindad. Syafrie sungguh sangat bodoh bila merekomendasikan SS yang tidak memiliki prestasi “bagus” tanpa menitipkan kepentingannya sendiri.

Sebelum SS, nama Ari Soemarno sebenarnya diajukan sebagai calon menteri (Baca http://news.okezone.com/read/2014/09/22/339/1042738/calon-menteri-esdm-disarankan-dari-kalangan-profesional). Namun Rini Soemarno–lah yang terpilih dalam jajaran kabinet. Namun Ari tak putus asa dan mendorong SS, koleganya, untuk maju dalam bursa pemilihan oleh Jokowi-JK. Sayangnya SS tidak mempunyai prestasi mumpuni sehingga Ari Soemarno mengambil jalan memutar.

Ari Soemarno membentuk koalisi bersama yang dipimpin oleh Jusuf Kalla (JK), Syarief, dan Said Didu. Mereka membangun koalisi juga dengan pertimbangan kekuatan bisnis Indika Energy Group untuk dirangkul. Padahal jelas Indika adalah sarang kekuasaan dari SS. Dari sinilah koalisi tersebut dapat menyorongkan nama SS menjadi kandidat berprestasi pada Jokowi. Hasilnya, BAM, SS terpilih sebagai menteri ESDM kabinet Jokowi dan JK.

Kedekatan prbadi dan kesamaan kepentingan antara SS dengan Jusuf Kalla terlihat. Seperti dilansir oleh situs intelijen.co.id (Baca: http://www.intelijen.co.id/ini-duet-maut-jusuf-kalla-suSS-said-melawan-rizal-ramli/), ada beberapa skema bisnis bersama antara SS dan Jusuf Kalla yaitu;

  • SS membela keras pembangunan proyek gas alam cair terminal penerima LNG di Bojanegara Jabar. Proyek tersebut memiliki nilai 6,8 triliun yang merupakan kerja sama antara Pertamina dan PT Bumi Sarana Migas milik Solihin Jusuf Kalla.
  • SS mengangkat Tanri Abeng sebagai pengganti komisaris utama Pertamina dengan memecat Sugiharto yang sebelumnya baru dilantik.
  • Kelompok-kelompok bisnis Jusuf Kalla seperti Bukaka, Bosowa, dan Intim milik Halim Kalla adalah perusahaan-perusahaan kontraktor kepunyaan grup Kalla. Mereka masuk dalam paket kontraktor pembangunan 19 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
  • Bosowa mendapat order pembangunan PLTU Jeneponto di Sulawesi Selatan tanpa melakukan mekanisme tender.

Pada kasus hari ini, SS pun belum mendapat restu dari Presiden Jokowi terkait pelaporan Setya Novanto ke MKD (Baca: http://nasional.kompas.com/read/2015/11/20/10454901/SuSS.Said.Bungkam.soal.Restu.Jokowi.Laporkan.Novanto.ke.MKD). Namun JK pun malah sudah memberikan pembelaannya pada langkah SS tersebut (Baca: http://nasional.sindonews.com/read/1062052/12/soal-catut-nama-jk-bela-suSS-said-1447678235). Kondisi ini jelas saja karena SS adalah salah satu “pemasok” upeti pada lini-lini usaha JK seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya.

Dalam kontak Freeport pun, kerja sama JK dan SS semakin cantik. Permainan dimulai sewaktu pemerintahan SBY beralih ke Jokowi. Sofyan Wanandi melobi Freeport Amerika agar menunda sementara tanda tangan kontrak kerja sama. Kerja sama akan segera digarap lagi ketika kabinet pemerinta baru telah terbentuk. Ini demi keamanan bisnis diantara mereka.

Strategi itu adalah hasil pembacaan JK. Ia merupakan pebisnis handal. Pada bagian kebijakan dan administratif, diamankan oleh SS. Karena itu langkah selanjutnya adalah mengamankan operasional. Maroef Syamsoeddin adik dari Syafrie Syamsoeddin diposisikan sebagi presdir Freeport Indonesia. Karena itu, kepastian operasi PT Freeport Indonesia haruslah jadi untuk dieksekusi.

Relasi bisnis ini tak hanya mendapatkan untung dari perpanjangan kontrak. Mereka juga mengincar peluang bisnis di pembangunan infrastruktur Freeport Indonesia. Bosowa Group akan memasok semen untuk pembangunan, penerangan tambang bawah tanah oleh Bukaka. Jangan lupakan juga Indika Group yang mendapat jatah sebagai pemasok bahan peledak, pembangkit listrik tenaga air, dan masih banyak lainnya (Baca http://www.kompasiana.com/fikarahmaningsih/suSS-said-penjaga-kepentingan-jk-di-freeport_55fe5be40223bd1f206d31e9).

Tak hanya di Pertamina dan Freeport, SS juga bermain di kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas di Indonesia. Bahkan SS memberi perintah ke Amien Sunaryadi, Kepala SKK Migas, untuk menyetujui change order berjumlah jutaan US$ di proyek Donggi Senoro. Akibatnya, cost recovery yang harus dibayar oleh negara meningkat drastis.

Tripatra, anak usaha Indika Group, menjadi kontraktor di proyek itu atas pesanan SS. SS juga mengawinkan Pelindo 3 dengan Petrosea membangun pelabuhan dan shorebase logistic di Kupang untuk menjadi pangkalan logistik proyek Masela.

Satu hal yang juga mengejutkan dari SS: memberi perpanjangan kontrak Bagi Hasil ONWJ kepada PT Energi Mega Persada Tbk (EMP), Grup Bakrie, padahal operator blok itu adalah Pertamina. Banyak kalangan juga tahu bahwa EMP di blok itumemiliki kinerja buruk. Karena itu sudah semestinya blok yang dioperasikan oleh Pertamina dialihkan hak pengelolaan sepenuhnya ke Pertamina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun