"Kan semua butuh proses Jek." Lukas menerangkan
"Huahhhh, kepala saya berat, saya mengantuk, mau tidur." Jakob menutup pembicaraan singkat.
Mabuk yang berat semalam membuat Jakob sulit untuk bangun pagi. Padahal dia harus kek kampus jam sembilan, untuk mengambil jadwal UTS. Jakob terbangun dari tidurnmya setelah mendengar azan zuhur. Dia langsung ke kamar mandi, untuk mencuci muka . Tidak lama kemudian, sebuah pesan singkat masuk ke telepon genggamnya.
"Utangmu sudah menumpuk, saya tidak mau rugi karena utangmu yang seperti gunung itu."
Ternyata, selama berfoya foya, Jakib tidak saja menghabiskan uang orang tuanya. Namun juga sering meminjam uang pada usaha dagang minuman keras di arena judi tempat dia biasa berfoya foya..
Isi kepala Jakob kini semakin ruwet, banyak sekali masalah yang harus ia hadapi. Sekilas dia teringat tentang bahasa Lukas subuh tadi, namun dia semakin stress. Stress tersebut membuat Jakob ingin kembali melampiasakan seluruh masalahnya dengan minuman keras. Diapun meminjam uang pada Lukas.
"Kas, saya pinjam uang kamu, lima puluh ribu yah!." Pinta Jakob kepada Lukas
"Buat apa?. Judi lagi?." Lukas bertanya dengan tatapan sinis.
"Saya ada perlu, ini penting sekali."
"Yasudah, tapi nanti di ganti yah."
"Siap bos," Jakob tersenyum lalu bergegas pergi.