Mohon tunggu...
Herlambang Wibowo
Herlambang Wibowo Mohon Tunggu... wiraswasta -

rumit mit mit mit tim tim tim timur -umit mit mit mit tim tim tim timu- __mit mit mit mit tim tim tim tim__ confused between what is and ain't __mit mit mit mit tim tim tim tim__ -umit mit mit mit tim tim tim timu- rumit mit mit mit tim tim tim timur

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bibit Haram

15 Agustus 2015   00:22 Diperbarui: 15 Agustus 2015   00:22 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Bertanggung jawab? Apa kedatanganku ini untuk memintai pertanggungjawaban? Tidak!” Nada juragan semakin meninggi. Ia sepertinya tak sanggup lagi menahan amarah dan keinginan untuk menghajar Kusno. Namun, beberapa pengikutnya menghalangi. Bagaimana pun, tubuh dan usia Kusno tak sebanding dengan Juragan. Terlepas dari itu semua, satu hal yang mereka jaga adalah kehormatan juragannya. Melibas Kusno, sama halnya dengan merusak kehormatan.

“Jikapun aku meminta, lantas bentuk pertanggungjawaban seperti apa yang bisa kalian berikan? Menikah? Enak saja! jika kuizinkan menikah, aku juga yang bertanggung jawab atas biaya pernikahannya. Lalu dengan apa juga anak setan ini akan menafkahi anak dan cucuku kelak? Mencuri, menipu, atau menggerogoti hartaku hingga habis? Anak haram yang dinafkahi dengan harta haram hanya akan melahirkan keturunan haram lainnya! Aku tak ingin itu terjadi...”

Juragan terus saja berkelakar, sementara Simbah hanya bisa terdiam. Tangan dan bibirnya bergetar, manahan segala bentuk emosi. Sorot matanya, tak hanya menunjukkan kekalutan pada peristiwa tersebut. Lebih dari itu, mata rentanya seolah menyeberangi garis waktu. Menerawang fragmen suram di masa depan saat ia kehilangan penghidupan.

Bagaimana pun, Juragan adalah satu-satunya tempat yang menjadi penopang hidup. Dan lewat kejadian ini, telah sempurna memutus rantai-rantai kehidupannya. Pun demikian, ia sepenuhnya sadar tentang kenyataan yang kini berada di depan mata. Juragan yang ia hadapi, menjelma tuhan penentu nasib atas hidup dan penghidupannya.

Kelakar juragan terhenti saat tiba-tiba saja Simbah jatuh terkulai di hadapannya. Terlihat jelas Simbah memegangi dadanya, pertanda jika ia kerepotan mengambil nafas. Beberapa detik kemudian, Simbah benar-benar mengubah kelakar Juragan menjadi bentuk kepanikan.

Nafas Simbah berhenti. Kamu hanya bisa menangis, bahkan tak bisa menghentikan tangisanmu. Tangis penyesalan yang baru pertama kali kulihat sepanjang sejarah hidupku.

~*~

 

Dua tahun berlalu sejak tangis penyesalanmu. Kamu benar-benar berubah, begitu pun Juragan. Mungkin ilusi yang kau mainkan tak lagi sama seperti dulu atau kamu memang tak lagi menggunakan jurus ilusi. Faktanya, kamu telah benar-benar mampu mengubah hati orang yang pernah menyebutmu setan. Bahkan, kamu menjelma menjadi satu-satunya anak yang sangat dibanggakan ayah mertuamu.

Dua tahun juga aku kembali melihatmu di tempat ini. Tempat yang pernah kamu warnai dengan berbagai kemelut.

“Daripada tak bermanfaat, kenapa tidak kau bangun saja lahan ini sebagai tempat usaha barumu?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun