Faktor eksternal
Faktor eksternal dipengaruhi oleh daya atau gerak pemimpin ketika ia memimpin, artinya sikap pemimpin itu dipengaruhi secara langsung oleh fakta-fakta di luar diri yang ia temukan di wilayah kepemimpinanya. Pengaruh faktor eksternal mencakupi berbagai aspek kehidupan pemimpin antara lain; aspek sosial, aspek ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya.Â
Singkatnya, factor eksternal mempengaruhi secara keseluruhan cara seseorang untuk memimpin. Dampak dari faktor eksternal bagi seorang pemimpin otoriter sangat gamblang, dimana impuls positif yang masuk dari luar dapat diolah untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan sepihak, tanpa kompromi.
Dalam bentuk kepemimpinan otoritarianisme kedua faktor di atas bagaikan dua sisi kepingan logam yang tak dapat dilepaspisahkan dalam diri pemimpin. Persoalannya ketika sebuah sistem organisasi dipegang oleh pemimpin otoriter, maka akan berbenturan dengan asas kebebasan interpretasi, sebagaimana yang diwacanakan di era postmodern.Â
Manusia pasca modern menghendaki hidup dalam ruang kebebasan yang luas untuk menentukan diri dan lingkungan kehidupanya. Maka bentuk kepemimpinan yang tertutup dan sewenang-wenang harus dihindari.
Idealitas pemimpin diera postmodernÂ
Kriteria mutlak sebagai standarisasi seorang pemimpin di era postmodern adalah  harus memiliki kemampuan untuk menyentuh setiap pribadi terpimpin agar bergiat demi meningkatkan kesejahteraan bersama. Manusia pasca modern memiliki atensi yang supreme terhadap karakter  pemimpin. Â
Karakter dan sikap seorang pemimpin yang didambakan di era postmodern adalah bersifat terbuka dan dialogis. Pemimpin yang terbuka akan mampu beradaptasi dengan perubahan serta mampu berdialog dengan perubahan yang dihadapi. Pemimpin mestinya terlibat dalam dinamika perubahan, mengahadapinya dengan sikap optimis, selektif dan terkontrol.Â
Selain itu, pemimpin harus terbuka untuk berdialog dengan berbagai elemen khusunya dalam mengakomodasi aspirasi terpimpin untuk diolah dan dijadikan suatu kekuatan, sekaligus sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan suatu kebijakan. Dalam penentuan kebijakan tentunya membutuhkan sikap kritis.
Kesimpulan
Secara garis besar persoalan-persoalan yang sering terjadi di era posmodern ini adalah pemimpin yang menganut paham otoritarisme dan tertutup, sehingga format-format yang menjadi rancangan mereka merasa tidak penting dan tidak berharga oleh masyarakat,karena tidak membawa manfaat atau pengaruh di dalam kehidupan masyarakat yang terbuka dan dialogal.